Sejumlah perawat ikut serta dalam peringatan Hari Perawat Internasional.
Florence Nightingale yang lahir pada 12 Mei 1820 adalah sosok yang berjasa dalam perkembangan dunia kesehatan karena perjuangan dan kerja kerasanya dalam memajukan dunia keperawatan hingga melahirkan keperawatan modern sampai saat ini. Tanggal 12 Mei pun ditetapkan sebagai Hari Perawat Internasional yang juga bertepatan dengan tanggal kelahiran Florence Nightingele.
Pada Kamis, 12 Mei 2022 lalu manajemen Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi turut memperingati Hari Perawat Internasional yang dihadiri 40 perawat, perwakilan parawat dari berbagai unit. Acara ini diawali dengan pemutaran video Ceramah Master Cheng Yen yang membahas tentang perjuangan dan semangat parawat dalam merawat pasien dengan hati yang murni. Dalam video tersebut Master menyebut perawat sebagai Suciwan Berjubah Putih yang mulia karena mendedikasikan diri dengan Cinta Kasih tanpa pamrih.
Para perawat dengan khidmat menyimak tayangan Ceramah Master Cheng Yen.
Pembagian tanda apresiasi kepada para perwakilan perawat oleh dr. Tonny Christianto MS, Sp. B.
“Saya berpesan kepada para perawat bisa berbangga karena merupakan profesi yang sangat mulia, sangat berharga bagi orang lain dan bagi kehidupan manusia,” pesan dr. Tonny Christianto Ms, Sp.B.,MM. Direktur Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi untuk para perawat Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi.
Dalam kesempatan ini, manajemen Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi memberikan tanda apresiasi bagi seluruh perawat rumah sakit. Ini menjadi booster semangat bagi para perawat dalam melayani pasien.
Sulestriani, S.Kep. yang sudah mengabdi lebih dari 15 tahun sebagai perawat RS. Cinta Kasih Tzu Chi berbagai kesan dan pengalamannya.
Ns. Emilliana, S.Kep yang bertugas sebagai Kepala Ruangan Rawat Inap Medikal Bedah berbagai kesan dan pengalamannya.
“Menjadi perawat adalah impian saya, susah atau senang saya jalani dengan rasa sukacita dan syukur karena saya bisa menjadi orang yang bermanfaat dan dapat bersumbangsih untuk orang lain. Setelah menjadi perawat saya lebih merasa hidup, lebih bahagia dan selalu bersyukur atas semua berkah yang saya rasakan,” kata Ns. Emilliana, S.kep yang bertugas sebagai Kepala Ruangan Medikal Bedah di Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi.
Ns. Retno Susanti, Manajer Keperawatan Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi berharap kegiatan ini juga menjadi momentum dalam keperawatan Rumah Sakit untuk memberikan pelayanan yang mengedepankan cinta kasih sesuai dengan moto rumah sakit dan melakukan segala tindakan keperawatan dengan perilaku perawat yang profesional.
“Kami ingin sekali membuat pasien puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan. Selain kepuasan pihak pasien, juga kepuasan sebagai perawat karena dapat membantu orang lain dan memberikan pelayanan yang sesuai standar dengan menganggap pasien sebagai keluarga kita,” ungkap Ns. Retno Susanti, S.Kep.,
Para perawat dan pihak manajeman memperagakan isyarat tangan lagu Satu Keluarga.
Foto bersama perwakilan perawat RS Cinta Kasih Tzu Chi.
Di balik seorang dokter luar biasa ada seorang perawat hebat yang selalu mendampingi pasien mulai dari membuka mata sampai detik-detik terakhir sekalipun, perawat dengan sepenuh hati menemani pasien.
”Perawat ibarat Bodhisatwa Avalokitesvara yang sangat luar biasa karena bisa menjadi siapapun dan menjadi apapun untuk menolong orang. Bisa jadi tangan pasien, bisa jadi orang tua pasien, keluarga pasien, bahkan ibu dan bapak yang menjaga 24 jam pasiennya,” kata dr. Deasy Thio, Sp.KK.,FINSDV, Wakil Direktur RS Cinta Kasih Tzu Chi.
Foto Bersama perwakilan perawat dan Manajemen RS Cinta Kasih Tzu Chi.
Di akhir sesi, menjadi momentum yang paling menggembirakan karena semua perawat dan manajemen rumah sakit bernyanyi dan saling bergandeng tangan sembari mempraktikkan lagu isyarat tangan Satu Kelurga.
“kekeluargaan yang saya rasakan sangat kental di sini, saya merasa Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi adalah rumah dan keluarga kedua bagi saya” Kata Sulestriani, S.kep, yang bertugas sebagai Kepala unit IGD.
Editor: Khusnul Khotimah