Setelah operasi, Nurjannah dibawa ke ruang pemulihan untuk menginap satu malam. Yanah sangat gembira dan bersyukur karena akhirnya bibir Nurjannah yang terlahir tidak sempurna dapat dioperasi.
Peringati 20 Tahun Bencana Tsunami, Yayasan Buddha Tzu Chi bekerja sama dengan TNI AD Iskandar Muda menggelar Baksos Kesehatan ke-146 (14 – 15 Des 24) yang melayani berbagai jenis operasi, antara lain operasi katarak, bedah minor, bedah mayor, hernia, dan operasi bibir sumbing. Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari cinta kasih Tzu Chi, yang telah menanamkan benih kebajikan selama 20 tahun, salah satunya dengan membangun 2.800 unit rumah di tiga lokasi, yakni Panteriek Banda Aceh, Neuhen Aceh Besar, dan Meulaboh Aceh Barat.
Kegiatan ini bertepatan dengan Hari Juang TNI AD ke-79, HUT ke-68 KODAM IM, serta Peringatan 20 Tahun Bencana Tsunami Aceh. Pembukaan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-146 dihadiri oleh Panglima Komando Daerah Militer Iskandar Muda (Pangdam IM), Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr.(Han), bersama dengan perwakilan Kesdam, IRDAM, KARUMKIT, dan KAKESDAM yang turut hadir untuk meresmikan kegiatan tersebut.
Dalam sambutannya, Mayjen TNI Niko Fahrizal menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia atas perhatian yang diberikan kepada masyarakat Aceh, baik pada masa bencana tsunami hingga pelaksanaan baksos kesehatan kali ini. "Saya sangat mengapresiasi Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah melaksanakan tiga kali Baksos Kesehatan di Aceh. Dalam kegiatan ini, tim medis Tzu Chi telah menangani 104 pasien yang membutuhkan operasi katarak, bibir sumbing, hernia, dan benjolan," ujarnya.
Mayjen TNI Niko Fahrizal juga menambahkan, "Saya salut dengan Yayasan Buddha Tzu Chi, yang selalu berjuang demi kebajikan tanpa memandang suku, agama, ras, dan golongan." Ia merasa bangga melihat bagaimana relawan Tzu Chi, yang sejak bencana tsunami telah hadir untuk memberikan pertolongan, terus berbuat baik untuk sesama. "Mereka telah menunjukkan kepedulian yang luar biasa sebagai sesama bangsa Indonesia, dan telah datang untuk membantu," tutupnya.
Hong Tjhin, Sekretaris Umum Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, memberikan kenang-kenangan berupa miniatur Griya Jing Si di Hualien kepada Panglima Komando Daerah Militer Iskandar Muda (Pangdam IM), Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr.(Han), sebagai tanda terima kasih kepada TNI KODAM Iskandar Muda yang telah bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi dalam menjalankan misi kemanusiaan Tzu Chi.
Pada kesempatan yang sama Hong Tjhin Sekertaris Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengatakan Tzu Chi dalam menjalankan misi amal kemanusiaannya menjalankan tiga tahap bantuan yaitu, yang pertama menyelamatkan nyawa, menyelamatkan jiwa, dan ketiga memulihkan kehidupan. “Kita membantu Aceh itu yang pertama menyelamatkan nyawa dulu untuk itu kita datangkan para dokter kemudian menentramkan jiwa para korban, dan ketiga memulihkan kehidupan warga korban tsunami,” tutur Hong Tjhin.
Dokter Ruth Ketua Baksos kesehatan Yayasan Buddha Tzu Chi menyampaikan ada 104 pasien yang dapat menjalani operasi setelah melalui screening dari 200 lebih yang mendaftar. “Artinya memang mereka tidak bisa dioperasi pada waktu screening terakhir misalnya disebabkan kerena gula darahnya tinggi, atau tekanan darahnya tinggi, karena kita menjalankan SOP ketat jadi kita harus mengikuti aturan itu,” ujar Dokter Ruth dalam wawancaranya.
Dokter Ruth menyampaikan kerja sama antara relawan dan anggota TIMA sangat baik sehingga bisa membantu banyak orang dengan lancar. “Pada kegiatan baksos ini saya sangat bersyukur kerja sama antar relawan Banda Aceh, Jakarta, dan Medan sangat bersatu hati agar baksos ini berjalan dengan baik,” ungkap dr. Ruth.
Harapan Baru untuk Pasien Bibir Sumbing di Banda Aceh
Baksos kesehatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi telah membawa harapan baru bagi banyak pasien, terutama anak-anak yang mengalami bibir sumbing. Salah satunya adalah Nurjannah (1,6), anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Ridwan dan Yanah, warga Dusun Cendrawasih, Desa Landuh, Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang. Nurjannah dan keluarganya menempuh perjalanan jauh selama 9 jam dari desa mereka menuju Banda Aceh demi mendapatkan operasi bibir sumbing secara gratis.
Dokter TIMA Indonesia yang mengoperasi Nurjannah datang berkunjung ke ruang pemulihan untuk memeriksa kembali kondisi dan hasil operasi bibir Nurjannah. Setelah diperiksa, dokter dan Yanah sangat bersyukur karena hasil operasinya sangat baik.
Yanah, ibu dari Nurjannah, mengungkapkan rasa syukur yang mendalam setelah anaknya diterima untuk menjalani operasi bibir sumbing. Nurjannah didaftarkan untuk operasi ini oleh kepala kampung yang mendapatkan informasi dari BABINSA bahwa ada layanan operasi gratis di Banda Aceh. "Alhamdulillah, saya sangat bersyukur. Tidak perlu biaya, ada yang gratis. Saya kasihan melihat Jannah, dia perempuan, bagaimana nanti kalau sudah besar," ungkap Yanah dengan mata berkaca-kaca.
Yanah juga sangat berterima kasih atas adanya kegiatan baksos kesehatan gratis ini. "Saya senang sekali, Alhamdulillah. Kalau tidak ada acara seperti ini, bagaimana saya bisa operasi Jannah? Biayanya besar sekali. Saya orang yang tidak punya, untuk makan saja kami susah," ucapnya dengan suara bergetar.
Ridwan, ayah Nurjannah, bekerja sebagai buruh penyayat getah karet dengan penghasilan harian yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Yanah, yang sebelumnya bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART), tidak bekerja lagi setelah kelahiran Nurjannah. Keluarga sederhana ini sangat bergantung pada bantuan dan dukungan dari kegiatan baksos kesehatan seperti ini.
Arfan Azril, yang didampingi oleh Karmila dan Iwan, berjalan menuju pintu keluar Rumah Sakit Kesdam TK II Iskandar Muda setelah menginap satu malam pasca operasi bibir sumbing, dengan hati puas dan gembira.
Selain Nurjannah, ada juga Arfan Azril (5), yang juga mendapatkan operasi bibir sumbing dalam kegiatan baksos ini. Arfan adalah anak dari pasangan Karmila (32) dan Iwan Mulyadi (37). Karmila dan Iwan merasa sangat bersyukur karena operasi bibir sumbing Arfan berjalan lancar.
Saat tiba di RS TK II Iskandar Muda, Arfan tampak tenang, bahkan asyik menonton kartun di ponsel tanpa menunjukkan rasa takut. Iwan, ayahnya, sedang berbicara dengan dokter yang akan menangani operasi dan menandatangani persetujuan tindakan. Di ruang operasi, Arfan didampingi oleh ayahnya hingga akhirnya memasuki ruang operasi dengan penuh ketenangan.
"Alhamdulillah, terima kasih banyak kepada dokter dan relawan Buddha Tzu Chi. Tadi saya langsung mengucapkan terima kasih pada dokter yang menangani operasi bibir Arfan," ujar Karmila dengan wajah senang. Arfan, yang berasal dari Bener Meriah, Takengon, menempuh perjalanan 10 jam menuju Banda Aceh. Setelah operasi pada 15 Desember 2024, dokter memberi izin Arfan untuk pulang dengan hasil yang memuaskan. Dengan wajah penuh kegembiraan, Arfan bersama orang tuanya, Karmila dan Iwan, berjalan menuju pintu keluar rumah sakit, didampingi oleh TNI dari BABINSA Takengon.
Relawan Tzu Chi Banda Aceh memperagakan bahasa isyarat tangan dengan diiringi lagu "Satu Keluarga" yang sangat indah pada acara seremoni pembukaan Baksos Tzu Chi ke-146 yang berlangsung di Kesdam RS TK II Iskandar Muda, Banda Aceh.
Pada Baksos Kesehatan ke-146 yang berlangsung di Kesdam RS TK II Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, tim medis berhasil menangani berbagai pasien, termasuk 77 pasien yang menjalani operasi katarak, 21 pasien yang menjalani operasi minor (pengangkatan benjolan), 7 pasien operasi hernia, dan 9 pasien operasi bibir sumbing. Kegiatan ini memberikan harapan baru bagi banyak keluarga yang membutuhkan perawatan medis, terutama bagi mereka yang tidak mampu membayar biaya pengobatan.
Editor: Metta Wulandari