Perjalanan Daur Ulang di Lampung

Jurnalis : Junaedy Sulaiman (Tzu Chi Lampung), Fotografer : Junaedy Sulaiman (Tzu Chi Lampung)
 
 

fotoDimulai sejak bulan November 2011, Tzu Chi Lampung bersungguh hati melakukan pelestarian lingkungan ketika mendapat pinjaman sebuah lahan untuk posko daur ulang. Selang 2 bulan kemudian, posko ini bertambah satu lagi.

Bulan November 2010, pada suatu rapat relawan Tzu Chi Lampung membahas harapan mereka untuk menjalankan misi pelestarian lingkungan dengan lebih baik. Selama ini program daur ulang telah berjalan, meski tanpa posko. Barang-barang yang terkumpul ditampung dan dipilah di kantor Tzu Chi. Pada rapat tersebut timbul gagasan untuk mencari tempat untuk dibuat menjadi Posko Daur Ulang, tapi bagaimana dengan biayanya kalau harus membeli tanah atau bangunan? Niat baik Tzu Chi Lampung ini bersambut ketika Jonatan Toyib Shixiong bersedia meminjamkan tempat untuk Posko Daur Ulang. Tempat itu berupa sebidang tanah dengan atap berukuran 30 m x 5 m.

Untuk mewujudkan harapan meningkatkan kualitas kegiatan daur ulang, Yudi Kusuma Shixiong yang menjadi koordinator Pelestarian Lingkungan mengambil inisiatif berkunjung selama 2 hari ke Tzu Chi Medan, Sumatera Utara untuk melihat program daur ulang di sana. Bekal pengalaman ini kemudian dibagi pada para pengurus di TzuChi Lampung.

Semakin Meluas
Karena masih tergolong baru, belum banyak warga Lampung yang memahami konsep pelestarian lingkungan dengan daur ulang. Maka, Kasim Tunggono Shixiong yang merupakan koordinator survei dan kunjungan kasih turut aktif menyampaikan misi daur ulang kepada orang-orang yang dikunjunginya, bahwa dari sampah yang dikumpulkan bisa menjadi emas dan bisa membantu orang lain. Selain kepada teman di lingkungan tempat tinggalnya, Kasim Tunggono Shixiong juga berinisiatif mengambil sampah daur ulang dari rumah makan-rumah makan dan perusahaan-perusahaan yang dikenalnya. Sampah atau barang bekas yang tidak terpakai itu seperti botol air mineral, kaleng minuman, bermacam kemasan plastik, kertas, koran, kardus sampai TV dan peralatan komputer yang tidak terpakai.

Kegiatan ini pengambilan sampah pun mulai dilakukan secara rutin sambil berkeliling. Lama-kelamaan ada pula yang memberitahukan lewat telepon bahwa sampah daur ulang di tempat mereka sudah terkumpul dapat diambil. Sampah-sampah ini dipilah oleh para relawan Tzu Chi Lampung setiap hari Sabtu, pukul 09.00 – 14.00 WIB.

foto  foto

Keterangan :

  • Setiap hari Sabtu, para relawan Tzu Chi mengadakan pemilahan sampah di posko daur ulang. Di antara mereka, ada pula yang membawa anak dan cucu untuk berpartisipasi. (kiri)
  • Usaha relawan Tzu Chi Lampung untuk melakukan daur ulang meski dalam kondisi terbatas, telah menggerakkan Jonatan Toyib Shixiong dan Tan Neng Kong Shixiong untuk meminjamkan lahan dan ruko mereka sebagai posko daur ulang. (kanan)

Posko Kedua
Tak pernah terbayang sebelumnya oleh para relawan Tzu Chi Lampung kalau dukungan untuk kegiatan daur ulang cukup besar. Tak lama setelah adanya posko daur ulang pertama, bulan Januari 2011 Tan Neng Kong Shixiong tergerak untuk meminjam ruko miliknya untuk menjadi posko daur ulang. Lokasi ruko ini hanya berjarak beberapa ruko dari Kantor Tzu Chi Lampung.

Tan Neng Kong Shixiong baru bergabung dengan Tzu Chi pada bulan November 2011. Kemudian untuk pertama kalinya ia mengikuti kegiatan bersih-bersih di Pelabuhan Srengsem Panjang. Sepulang dari kegiatan bersih pantai itu, Tan Neng Kong Shixiong bersama relawan lain kembali ke kantor Tzu Chi untuk melakukan daur ulang sampah. Sesampainya di kantor, sampah daur ulang yang ditampung sementara di lantai 3 kantor harus diturunkan ke lantai dasar, dan kemudian dikirim ke posko daur ulang di daerah Kedaton, yang berjarak tempuh 45 menit dari kantor Tzu Chi. Melihat repotnya usaha untuk bolak-balik dari kantor ke ke posko di Kedaton, secara spontan Tan Neng Kong Shixiong tergerak untuk meminjamkan rukonya. Kesediaan ini sangat besar manfaatnya bagi pelestarian lingkungan di Lampung.

Pemilahan Sampah
Hari Sabtu, tanggal 18 Desember 2010 pagi, 20 relawan bersama-sama berangkat menuju posko daur ulang di Kedaton. Seorang relawan Tzu Chi, Hj.Sutiyah Shijie membawa seorang anak dan 2 cucunya yang baru berusia 3 tahun dan 7 tahun. Menurut Sutiyah Shijie, penting sejak dini menanamkan kebiasaan pada anak-anak untuk mau peduli lingkungan mulai dari membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah kering dan barang-barang bekas yang dapat didaur ulang. Anak-anak juga perlu diajak agar mau turun tangan memilah sampah walaupun tangan menjadi kotor.

Para relawan ini memilah-milah barang plastik sesuai warnanya, seperti yang transparan dan berwarna. Kertas juga dibedakan antara buku, majalah, koran, dan kardus. Sementara kaleng minuman, dan barang besi dipisahkan tersendiri. Botol-botol plastik dan gelas plastik bekas kemasan air minum harus dilepaskan tutup botol dan stiker label yang melekatinya.

Relawan menjalani tugas-tugas ini dalam suasana gembira. Selewat 6 jam, semangat relawan untuk menyelesaikan pekerjaan yang masih menumpuk tetap tinggi. Mereka pulang hari itu dan berharap dapat mengajak lebih banyak orang untuk mengikuti kegiatan ini di lain kesempatan.
  
 

Artikel Terkait

Pelestarian Budaya Membaca dengan Reading and Language Week

Pelestarian Budaya Membaca dengan Reading and Language Week

28 September 2018
Para siswa dengan antusias mengikuti kegiatan Reading and Language Week dengan memakai kostum sesuai dengan karakter dari cerita yang mereka sukai. Acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai macam lomba yang melibatkan tiga departemen Bahasa. 
Suara Kasih : Membangkitkan Welas Asih

Suara Kasih : Membangkitkan Welas Asih

22 Maret 2011 Setiap hari merupakan hari bersejarah bagi Tzu Chi yang mengingatkan kita tentang penderitaan di dunia. Kehidupan manusia sungguh penuh penderitaan. Pantas saja ajaran pertama yang dibabarkan oleh Buddha adalah tentang penderitaan dan Empat Kebenaran Mulia. Semoga setiap orang dapat giat melatih diri.
Suara Kasih: Keharmonisan dan Hidup Hemat

Suara Kasih: Keharmonisan dan Hidup Hemat

16 Agustus 2010 Bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia terjadi tanpa henti Alam tengah berbalik menyerang manusia Menenangkan batin dan memiliki niat yang bajik Hidup hemat demi menolong orang lain dan diri sendiri
Kekuatan akan menjadi besar bila kebajikan dilakukan bersama-sama; berkah yang diperoleh akan menjadi besar pula.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -