Perjalanan Daur Ulang di Lampung
Jurnalis : Junaedy Sulaiman (Tzu Chi Lampung), Fotografer : Junaedy Sulaiman (Tzu Chi Lampung)
|
| ||
Untuk mewujudkan harapan meningkatkan kualitas kegiatan daur ulang, Yudi Kusuma Shixiong yang menjadi koordinator Pelestarian Lingkungan mengambil inisiatif berkunjung selama 2 hari ke Tzu Chi Medan, Sumatera Utara untuk melihat program daur ulang di sana. Bekal pengalaman ini kemudian dibagi pada para pengurus di TzuChi Lampung. Semakin Meluas Kegiatan ini pengambilan sampah pun mulai dilakukan secara rutin sambil berkeliling. Lama-kelamaan ada pula yang memberitahukan lewat telepon bahwa sampah daur ulang di tempat mereka sudah terkumpul dapat diambil. Sampah-sampah ini dipilah oleh para relawan Tzu Chi Lampung setiap hari Sabtu, pukul 09.00 – 14.00 WIB.
Keterangan :
Posko Kedua Tan Neng Kong Shixiong baru bergabung dengan Tzu Chi pada bulan November 2011. Kemudian untuk pertama kalinya ia mengikuti kegiatan bersih-bersih di Pelabuhan Srengsem Panjang. Sepulang dari kegiatan bersih pantai itu, Tan Neng Kong Shixiong bersama relawan lain kembali ke kantor Tzu Chi untuk melakukan daur ulang sampah. Sesampainya di kantor, sampah daur ulang yang ditampung sementara di lantai 3 kantor harus diturunkan ke lantai dasar, dan kemudian dikirim ke posko daur ulang di daerah Kedaton, yang berjarak tempuh 45 menit dari kantor Tzu Chi. Melihat repotnya usaha untuk bolak-balik dari kantor ke ke posko di Kedaton, secara spontan Tan Neng Kong Shixiong tergerak untuk meminjamkan rukonya. Kesediaan ini sangat besar manfaatnya bagi pelestarian lingkungan di Lampung. Pemilahan Sampah | |||
Artikel Terkait
Perhatian untuk Warga Bantargebang dan Tambun Bekasi
17 Juni 2020Mabes TNI yang diwakili oleh Asisten Teritorial (Aster) Panglima TNI, Mayjen TNI George Elnadus Supit, S.Sos bersama Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan PT. Waskita mememberikan bantuan 3.000 paket sembako untuk warga Bekasi, khususnya Kecamatan Bantargebang.

Sentuhan Cinta Kasih yang Menghangatkan Hati
07 Mei 2013Cinta kasih merupakan bahasa universal yang dimengerti oleh setiap orang. Melampaui perbedaan budaya dan latar belakang, bahasa cinta kasih bahkan dimengerti oleh orang buta dan orang tuli sekalipun.