Perjuangan Denilson untuk Sembuh dan Harapannya di Hari Kanker Sedunia
Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah, Dokumentasi pribadiLima tahun sudah Denilson (18) berjuang untuk sembuh dari leukimia atau kanker darah. Kesakitan bertubi-tubi telah ia rasakan. Mulai dari nyeri tulang, bintik merah pada kulit, lemas, mual, muntah, juga rasa sakit lainnya efek dari kemoterapi.
Pada Mei 2015, Denilson mulai merasa lemah dan semakin lemah dari hari ke hari. Pada bulan Oktober, Liemi, sang ibu pun membawanya berobat ke Kuching, Malaysia. Ternyata Denilson mengidap leukimia. Keluarga Denilson sendiri tinggal di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.
Relawan Tzu Chi terus memberikan semangat kepada Denilson dan ibunya.
Liemi sempat membawa Denilson berobat ke pengobatan alternatif di Jakarta namun keadaannya memburuk. Pada November 2015, Denilson pun berobat ke RS Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Saat itu, sel kanker di tubuh Denilson sudah 85 persen dengan tipe sel yang bandel atau disebut ALL Type. Ini juga menjadi masa paling berat yang dihadapi Liemi.
“Di bulan Oktober 2015 Denilson sakit, sampai bulan 1 (Januari 2016) dia berobat di PIK. Di PIK itu kami kehabisan biaya. Di situ yang benar-benar bikin putus asa,” kenang Liemi.
Saat itu Liemi belum membuat Kartu BPJS karena khawatir Denilson tak ditangani dengan baik. Tapi di sisi lain ia bingung harus ke mana lagi.
Denilson saat masih
menjalani pengobatan yang intesif.
Sang dokter baik hati di rumah sakit tersebut kebetulan kenal dengan salah seorang relawan Tzu Chi. Ia pun menghubungi pihak Tzu Chi dan menanyakan apakah dapat membantu Denilson.
“Dokter bilangnya biaya pengobatan itu masih 300-500 juta lagi. Tzu Chi bilang, sekarang sudah ada kerjasama dengan BPJS, coba pakai BPJS. Nah mulai pakai BPJS, baru saya ajukan (permohonan bantuan ke Tzu Chi),” ujarnya.
Liemi pun mengajukan bantuan ke Tzu Chi untuk biaya obat Denilson yang tidak di-cover BPJS. Sekitar tiga pekan kemudian permohonan bantuannya disetujui.
Denilson pun menjalani pengobatan hingga tahun 2017. Denilson sembuh, ia dan keluarganya pun pulang ke Kabupaten Sanggau. Dengan sembuhnya Denilson, bantuan Tzu Chi pun selesai.
Kambuh Lagi
Foto lama Denilson yang merupakan pasien releaps yakini kambuh. Sampai detik ini, Denilson terus memupuk optimisme bahwa ia akan sembuh.
Nyatanya kesembuhan Denilson tak berlangsung lama. Dua tahun kemudian, tahun 2019, Denilson kambuh. Denilson kembali dibawa ke Jakarta. Ia sempat mengikuti terapi kartisel, pengobatan dari Malaysia. Dalam hal ini RS Kanker Dharmais Jakarta bekerja sama dengan laboratorium di Malaysia. Hasilnya terapinya bagus, terjadi penurunan sel kanker selama 9 bulan.
Namun setelah itu Denilson kembali kambuh, bahkan sel kankernya mencapai 35 persen. Setelah itu Denilson melanjutkan pengobatan tahap ke-2 di RS Dharmais. Liemi juga kembali mengajukan bantuan ke Tzu Chi untuk pengobatan Denilson. Ia bersyukur, pengajuan bantuan yang kedua ini disetujui kembali.
“(Bantuan Tzu Chi) sangat- sangat membantu. Jadi yang dibantu kan bukan sebulan dua bulan. Saya dibantu dari 2016, selama setahun. Walaupun tidak besar-besar waktu itu, tapi lumayan juga untuk keadaan kita. Kedua kalinya saya dibantu untuk kartisel, dibantu biaya kekurangannya sekitar 40-50 jutaan. Dari pihak Tzu Chi yang mengirimkan langsung ke Malaysia,” tutur Liemi.
Hingga kini pengobatan Denilson untuk tahap ke-2 telah berjalan satu tahun. Berarti kurang satu tahun lagi. Kabar baiknya, dari tes BMP pada 21 Januari 2021 lalu, hasilnya cukup baik, terjadi penurunan sel kanker di tubuh Denilson, sisanya kini tinggal 0,5 persen.
Memupuk Kesabaran
Sudah beberapa bulan
ini keluarga Denilson menyewa apartemen sederhana di City Park, Cengkareng,
Jakarta Barat.
Perjuangan agar Denilson sembuh sungguh tak mudah. Kesabaran terus dipupuk Denilson agar merasa kuat. Denilson memilih cara untuk tidak memikirkan penyakitnya. Lebih sering ia alihkan dengan bermain games.
“Kalau kepikiran aku pakai buat main games saja, jadi hilang,” kata Denilson.
Denilson sendiri merupakan anak yang mandiri. Beberapa kali ia pergi berobat sendiri karena sang ibu harus mengurus kedua adiknya. Di tengah sakit yang ia rasakan, Denilson juga terus berusaha untuk belajar dan menjalani sekolah dengan baik.
“Cita-cita ingin jadi dokter, karena saya nggak tega lihat anak-anak kecil sakit,” ujarnya.
Liemi dan Denilson membuka
bingkisan dari relawan.
Di Hari Kanker Sedunia yang diperingati pada 4 Februari ini, Denilson berharap agar fasilitas kesehatan di banyak daerah, utamanya kanker bisa lebih lengkap agar warga yang sakit tak susah berobat.
“Pemerintah harus peduli lagi, biar ada treatment-treatment baru,” katanya.
Pada hari kanker ini ia juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada keluarganya, terutama sang ibu yang mengorbankan apa saja agar ia sembuh. Juga kepada Tzu Chi yang sudah banyak membantu.
“Terima kasih buat mama sudah menjaga Denilson dari awal sakit sampai sekarang. Terima kasih juga ke Tzu Chi sudah membantu dari awal sakit, membantu orang-orang lain juga. Keinginan aku, ingin (sel kanker) bisa remisi total biar tersampai cita-cita aku,” pungkasnya.
Sharon dan Leng Leng menyempatkan menjenguk Liemi dan Denilson pada Sabtu 30 Januari 2021.
Sharon, relawan Tzu Chi dari He Qi Barat 1 yang pada Sabtu pagi, 30 Januari 2021, menyempatkan diri untuk mengunjungi Denilson dan ibunya berharap agar keduanya terus semangat.
“Tentu saya berharap Denilson bisa sembuh total ya, bisa meraih cita-citanya menjadi dokter. Saya lihat Denilson anaknya semangat dan mandiri. Denilson juga bilang ingin suatu hari menjadi relawan Tzu Chi,” harap Sharon.
Editor: Metta Wulandari
Artikel Terkait
Bedah Rumah Tzu Chi Tahap ke-2 di Kamal Muara Sebentar Lagi Rampung
24 Maret 2022Membantu mengangkat taraf hidup masyarakat Kamal Muara. Itulah yang selama ini diupayakan Tzu Chi Indonesia, salah satunya melalui program bedah rumah yang dimulai sejak tahun 2019.
Peduli Kesehatan Penerima Bantuan Melalui Bakti Sosial Kesehatan
25 Juli 2019Sebanyak 59 relawan dan 24 dokter dan tenaga medis mengadakan baksos kesehatan untuk 143 pasien yang terdiri dari Gan En Hu (penerima bantuan) Tzu Chi dan keluarganya pada Minggu, 7 Juli 2019.
Semangat Untuk Siti Aminah
18 Februari 2021Wajah Siti Aminah (63) langsung ceria saat mendapati relawan Tzu Chi berada di depan pintu rumahnya dan mengucapkan salam. “Silahkan masuk. Maaf lantainya basah, habis banjir kemarin,” kata Siti Aminah dari atas kursi rodanya. Relawan pun segera masuk rumahnya yang terletak di wilayah Kamal, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu, 17 Februari 2021.