Dua tahun lalu, tepatnya akhir tahun 2020, dunia Veronica Heny Puspa (40) seketika berubah usai mendapatkan vonis kanker payudara stadium awal oleh dokter. Apalagi, vonisnya datang kala anak anaknya: Yosef Kenny Putra Yanuarianto (9) dan Jonathan Dennis Putra Yanuarianto (7) masih kecil dan sangat membutuhkan kasih sayang Henny.
Dukungan suami Yosafat Yanuarianto (40), keluarga dan sahabat terdekat datang mengalir. Henny membulatkan niatnya untuk menempuh jalur medis. Alhasil, pada tahun 2021 benjolan di payudaranya berhasil diangkat melalui operasi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Ahmad Mubarok PIC relawan komunitas Bekasi menyerahkan makanan ringan bersama tujuh orang relawan Tzu Chi Bekasi dengan membawa paket sembako dan makanan ringan untuk kelaurga Veronica Heny Puspa yang telah sehat dari kanker payudara setahun yang lalu.
Setelah operasi Heny harus menjalani terapi target dan kemoterapi sesuai protokol yang diberikan dokter. Heny memilih untuk kemudian hanya memiliki satu payudara. “Saya memilih ini setelah berdiskusi dengan suami,” tandas Heny.
Setelah operasi, Heny masih harus menjalani berbagai tahapan prosedur melawan sel kanker seperti kemoterapi dan terapi target. Tercatat, Heny menjalani 6 kali kemoterapi dan 12 kali terapi target.
Seluruh tahapan prosedur pengobatan ini harus ia jalani mulai Februari 2021 hingga Maret 2021. Hingga saat ini Heny sudah selesai menjalani kemoterapi dan sudah tidak menkonsumsi obat-obatan. Namun, ibu dua orang anak yang bekerja sebagai staf administrasi ruang operasi di Rumah Sakit RS. St. Elisabeth Bekasi harus rutin kontrol enam bulan sekali ke rumah sakit.
Veronica Heny Puspa didampingi Yosafat Yanuarianto (suami) sedang menceritakan proses kemoterapi yang dijalani Heny hingga 18 kali. Selama kemoterapi, Heny mengalami penurunan berat badan, rambut rontok, dan sulit mengendalikan emosi akibat efek dari kemoterapi.
Hingga saat ini ketika delapan orang relawan Tzu Chi dari komunitas Kota Bekasi mengunjunginya kembali Henny sudah dinyatakan bebas dari kanker Payudara namun harus mengubah gaya hidup sehatnya.
Rambut di kepala dan alis Henny yang dahulu rontok kini sudah tumbuh kembali. Wajah dan keceriaan Henny sangat terpancar ketika menyambut kedatangan para relawan Tzu Chi yang datang berkunjung ke rumah di wilayah Bantar Gebang Bekasi.
Selalu Ada Harapan untuk Sembuh
Sekarang, Heny sudah dinyatakan bebas dari kanker payudara. Belajar dari pengalaman tersebut, Heny menyebut ada dua jurus agar tidak hanyut dalam perasaan sedih dan takut ketika menjadi seorang survivor. Jurus tersebut adalah menjaga pikiran alias tetap berpikiran positif, berdoa, menjaga hati, dan tekad memberikan kasih sayang untuk anak-anaknya. Menurut ibu dua anak itu, pikiran positif sangat penting untuk bertahan dari kanker payudara yang selama ini menjadi momok.
Heny juga menghadapi kendala dalam menjalani kemoterapi. Baik secara batin dan finansial. “Waktu menjalani kemo kelima, keenam, dan ketujuh itu sangat berat. Saya nggak enak makan, perubahan bentuk tubuh, rambut rontok, bulu alis juga nggak ada, emosi tidak terkontrol. Tetapi saya banyak dukungan dari suami, keluarga, dari teman-teman kalau saya harus kuat dan tetap optimis,” ungkap Henny.
Bertemu Dengan Relawan Tzu Chi
Heny sangat berterimakasih kepada Yayasan Budddha Tzu Chi Indonesia dan relawan Tzu Chi Kota Bekasi terutama Denasari, relawan Tzu Chi yang menangani proses bantuan biaya pengobatan Heny.
Heny mengungkapkan awalnya ketika menjalani kemoterapi itu Heny menggunakan fasilitas dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, namun karena Heny menjalani kemoterapi dini BPJS tidak meng-cover biaya kemoterapi ini dan harus biaya pribadi. “Saya bingung uang dari mana, sedangkan biaya sekali kemo itu lumayan besar dalam satu bulannya belum lagi biaya transportasinya,” ungkap Heny.
Beruntung kerabat Heny memberitahukan untuk mengajukan bantuan biaya pengobatan ke Yayasan Buddha Tzu Chi. Menurut kerabatnya itu, pamannya juga dibantu biaya pengobatan operasi jantung oleh Tzu Chi. “Waktu itu teman saya langsung menelepon seorang relawan Tzu Chi dia masih simpan kontak yang membantu pamannya operasi jantung,” ujar Heny.
Setelah menelepon relawan Tzu Chi dan dianjurkan untuk mengajukan bantuan, Heny yang didampingi suami langsung datang ke Tzu Chi Center di PIK untuk melengkapi syarat dan surat-surat dokumen yang dibutuhkan. Sore harinya Denasari, relawan Tzu Chi Bekasi langsung menelepon Heny dan keesokan harinya Denasari langsung datang ke rumah Heny menjalankan survei bantuan biaya pengobatan. “Puji Tuhan, sekali pertolongan datang dari Ibu Dena dan Yayasan Buddha Tzu Chi,” ucap Heny.
Heny bersama anak pertamanya Yosef Kenny Putra Yanuarianto ketika masih menjalani kemoterapi. Rambut Heny rontok, berat badan turun, nafsu makan berkurang. Heny bersyukur dengan adanya dukungan dari suami, anak-anak, keluarga, rekan kerja, dan relawan Tzu Chi yang selalu memberi semangat dan penghiburan terhadap dirinya selama menjalani pengobatan.
Heny mengakui banyak manfaat yang menunjang kesembuhan dirinya dengan kehadiran relawan Tzu Chi. “Bantuan ini sangat bermanfaat banget karena dari bantuan Buddha Tzu Chi juga, saya bisa menjalani terapi target sampai dua belas kali, jadi totalnya saya menjalani kemo terapi itu 18 kali,” ungkap Heny.
Heny kini harus menjalani gaya hidup sehat mulai dari pola makan, pola hidup, dan cara perpikir positif. Selain itu, Heny juga selalu berharap agar diberi kesempatan untuk membesarkan kedua buah hatinya.
“Saya ingin lebih dekat lagi untuk anak-anak, karena anak saya masih butuh pendampingan kasih sayang dan untuk saudara-saudara saya yang mempunyai penyakit sama dengan saya agar selalu semangat menjalani hidup,” tegas Heny. Heny juga mengajak bagi survivor yang sedang berjuang untuk sembuh, untuk selalu yakin bisa sembuh, berdoa, pasti ada jalan untuk proses penyembuhan.
Relawan Tzu Chi dari komunitas Bekasi pada 30 September 2022 datang berkunjung ke rumah Heny dengan membawa sembako dan makanan kecil. Di rumah Heny juga tengah sibuk dengan menyiapkan penganan kue basah untuk menjamu relawan Tzu Chi yang hendak datang berkunjung.
“Selamat pagi.... Apa kabar Ibu Heny? Bagaimana kesehatannya sekarang? Wahhh rambutnya sekarang sudah tumbuh lagi,” sapa Denasari relawan yang menyurvei awal Heny.
“Iya Bu... Puji Tuhan... saya sudah sehat dan sudah tidak kemo lagi,” jawab Heny kepada para relawan yang datang. Cun Lan relawan Tzu Chi Bekasi yang turut hadir dalan kunjungan ini mengatakan bahwa Heny sudah tampak segar, ceria dan secara fisik sudah tidak terlihat seperti orang pascakemoterapi.
Relawan dari Xie Li 1 Kota Bekasi berjalan menuju rumah Heny dengan membawa paket sembako dan makanan ringan untuk keluarga Heny yang sudah sehat dari penyakit kanker payudara yang diderita sejak setahun yang lalu.
“Saya lihat kondisinya cukup sehat sudah seperti tidak menunjukkan pascakemo,” ungkap Cunlan. Cun Lan merasa Heny sangat kuat baik secara fisik maupun mentalnya. Menurut Cun Lan setiap orang akan berbeda-beda dalam menghadapi penyakit kanker payudara. “Ibu Heny ini kuat, tegar dan semangat ini yang membuat sehat sekarang ini,” ungkap Cun Lan.
Menurut Cun Lan, kehadiran relawan Tzu Chi datang ke rumah Heny tak lain untuk menghibur dan selalu menyemangati Ibu Heny. “Orang sakit itu butuh hiburan biar pikirannya jangan selalu ke penyakitnya, kita datang menghibur agar hatinya gembira,” jelas Cun Lan. Cun Lan berharap agar Heny lebih semangat lagi dalam menjalani hidup dan menjaga pola makan dan hidup sehat.
Lain halnya dengan Ahmad Mubarok, relawan Tzu Chi yang menjadi koordinator kegiatan kunjungan kasih ini mengatakan para relawan datang berkunjung sebagai tanda rasa syukur dan gembira atas kesembuhan Heny dengan membawa paket sembako dan makanan kecil untk keluarga Heny.
Mubarok mengungapkan bahwa kita itu makhluk sosial yang harus saling mengasihi. “Sebenarnya kita itu satu keluarga satu rasa sehingga setiap kali ada penderitaan atau kesulitan itu merupakan bagian dari kita juga yang harus kita bantu bersama-sama,” tutup Mubarok.
Editor: Metta Wulandari