Perjuangan Suratmi Merawat Irwansyah yang Cerebral Palsy

Jurnalis : Chandra Septiadi, Fotografer : Chandra Septiadi

Relawan Tzu Chi, Susanti (kiri) Maria (kanan) datang mengunjungi Irwansyah yang terbaring lemas di lantai rumah hanya dengan beralaskan karpet saja.

Muhammad Irwansyah (15) hanya bisa terbaring lemas di karpet lantai di rumahnya karena mengalami cerebral palsy. Dari lima bersaudara, Irwansyah merupakan putra bungsu dari Suratmi (56) dan M. Nowawi (61). Awal mula dalam kandungan dan saat lahir, Irwansyah sangat normal seperti bayi pada umumnya. Tapi beranjak usia dua tahun, Irwansyah sama sekali belum bisa berdiri dan berjalan seperti anak-anak seusianya. Dari situ orang tua Irwansyah membawanya ke puskesmas terdekat dan juga menjalani terapi.

Sampai saat ini hingga usianya 15 tahun, kondisi Irwansyah makin hari semakin memburuk, tangan dan kakinya terlipat kaku dan hanya bisa berbaring. Ketika kaki dan tangan Irwansyah terasa pegal, ibu Irwansyah hanya membaluri bagian tubuh yang pegal dengan menggunakan minyak urut yang dibelinya dari tukang obat tradisional.

Mendapat Bantuan dari Tzu Chi
Berawal dari teman anaknya yang menderita penyakit jantung dan mendapat bantuan dari Tzu Chi, Suratmi pun mengetahui Tzu Chi dan kemudian mengajukan bantuan.

Susanti (kanan) menyuapi minum saat Irwansyah baru bangun. Susanti merasa senang bisa bermain dan bercanda dengan Irwansyah.

Tak menunggu lama kemudian para relawan datang untuk melakukan survei ke rumah Suratmi. Irwansyah hanya terbaring dan hanya bisa tersenyum kepada relawan yang datang ke rumahnya saat itu.

Karena semakin hari Irwansyah semakin dewasa dan berat tubuhnya, Suratmi sudah tidak sanggup menggendong Irwansyah sehingga sekarang ini Irwansyah makan dan tidur dengan tubuh tergeletak di lantai rumah beralaskan karpet saja.

“Saya sudah tidak kuat gendong, enggak kuat ngangkat. Makan juga kan saya suapin,” ujar Suratmi.

Suratmi menjelaskan bahwa bantuan yang ia ajukan ke Yayasan Buddha Tzu Chi adalah berupa diaper atau popok sekali pakai. Permohonan tersebut disetujui dan setiap bulan Irwansyah mendapat dua pak diaper dari Tzu Chi. “Ya alhamdulillah saya lebih penting pempers-nya dia. Kadang dia buang kotoran di situ (lantai), kencing sembarangan kalo tidak dipakaikan pempers,” ucap Suratmi.

Suratmi sangat senang saat relawan Yayasan Buddha Tzu Chi kembali mengunjunginya dan berinteraksi dengan Irwansyah, putra bungsunya.

Kamis, 16 November 2023 relawan kembali mengunjungi Irwansyah dan membawakan bingkisan sembako. Susanti, relawan Tzu Chi yang sejak awal survei mendampingi Irwansyah menjelaskan bahwa ia sangat sedih karena mengingat usia Irwansyah yang sepantaran dengan anaknya.

“Saya kalau lihat Irwansyah sedih. Masa kecilnya ini hanya dengan tiduran, yang harusnya dia lari-lari bermain, sekolah sama teman-teman yang seumurannya. Ini malah hanya tiduran engga bisa ngapa-ngapain,” ucap Susanti.

Susanti berharap Irwansyah dapat segera membaik, agar bisa kembali sempurna seperti anak-anak pada umumnya. “Harapan saya, Ibu dan Bapak diberi kesehatan dan ketabahan merawat Irwansyah. Irwansyah biar cepat diberi kesehatan biar lebih berkembang, jangan hanya tiduran,” harap Susanti.

Orang tua mana pun berharap anaknya segera pulih dari penyakit yang diderita, seperti harapan Suratmi ketika berbincang dengan relawan Tzu Chi yang datang mengunjunginya saat itu. “Harapan saya anak ini cepat sehat kembali dan bisa menjalani aktivitas normal seperti layaknya anak-anak lain pada umumnya,” harap Suratmi.

Editor: Erli Tan

Artikel Terkait

Nenek Ina yang Bertahan Hidup Sebagai Pemulung

Nenek Ina yang Bertahan Hidup Sebagai Pemulung

18 Februari 2021

Nenek Ina (71), warga Rawa Lele, Cengkareng Jakarta Barat harus menyambung hidup di usia senjanya dengan menjadi pemulung. Lebih menyedihkan lagi, sejak suaminya meninggal, menyusul beberapa tahun kemudian anaknya satu persatu turut meninggal dunia, jadilah nenek Ina sebatang kara. 

Keceriaan itu Ada di Santa Anna

Keceriaan itu Ada di Santa Anna

05 Maret 2015 Rencana kunjungan akhirnya terlaksana pada Minggu, 1 Maret 2015. Pada pukul 14:00 WIB, sebanyak 25 orang relawan Tzu Chi komunitas Hu Ai Angke termasuk saya, mengunjungi Panti Jompo Santa Anna yang berlokasi di Jalan M No. 40 Gang Mazda, Teluk Gong.
Mengobati Kerinduan Opa dan Oma

Mengobati Kerinduan Opa dan Oma

16 Desember 2019

Relawan Tzu Chi Sinar Mas memberi perhatian kepada 71 orang penghuni Panti Werdha Wisma Mulia Jakarta pada Minggu, 8 Desember 2019. Relawan juga memberikan daster, sprei, selimut, serta makanan kepada opa dan oma di panti tersebut.

Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -