Persamuan Dharma dalam Penutupan Kelas Tzu Shao
Jurnalis : Nuraina Ponidjan (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan, Lily Hermanto (Tzu Chi Medan)Anak-anak Kelas Budi pekerti Tzu Shao mempersembahkan persamuan Dharma Sutra Makna Tanpa Batas (Wu Liang Yi Jing) dalam acara penutupan kelas.
Tzu Shao adalah muda-mudi Tzu Chi untuk anak -anak di jenjang Sekolah Menengah Pertama sampai Sekolah Menengah Atas. Tzu Shao Medan kini telah berusia lima tahun. Sufinah, seorang relawan yang selama lima tahun ini setia membimbing Tzu Shao Medan merasa bahagia.
“Membimbing anak-anak sangat menyenangkan. Ketika mereka baru bergabung, masing-masing anak mempunyai kerakter yang berbeda. Tetapi setelah mengikuti kelas Tzu Shao, akhirnya mereka menjadi kompak dan mau bekerja sama" kata Sufinah dengan tersenyum.
Di penghujung tahun, selalu diadakan acara penutupan kelas. Penutupan kelas pada tahun ini digelar pada 12 Desember 2016, di Hotel Grand Mercure. Tzu Shao mempersembahkan persamuan Dharma Sutra Makna Tanpa Batas (Wu Liang Yi Jing) bersama dengan anak dari Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen dan Tzu Qing.
Persamuan Dharma bertujuan untuk mendekatkan anak-anak dengan ajaran Jingsi dan Mazhab Tzu Chi.
Anak-anak kelas kata perenungan Master Cheng Yen juga turut tampil dalam persamuan Dharma Sutra Makna Tanpa Batas.
Sufinah menjelaskan, persamuan Dharma bertujuan untuk mendekatkan anak-anak dengan ajaran Jingsi dan Mazhab Tzu Chi. Mengingat Wu Liang Yi Jing merupakan intisari dari Sutra Lotus. Dan intisari dari Sutra Makna Tanpa Batas adalah “Hati yang Bening dan Jernih, dengan Tekad yang luas dan luhur serta teguh tak tergoyahkan dalam masa yang tak terhingga”.
“Ini merupakan ajaran Jingsi dan Mazhab Tzu Chi adalah “Pintu Dharma tiada terhingga, terpampang luas di hadapan. Dengan mempelajarinya, kita mendapat kebijaksanaan dan mampu memahami segala ajaran. Untuk persembahan Sutra Makna Tanpa Batas (Wu Liang Yi Jing) ini, anak-anak belajar selama delapan bulan dan mereka membawakannya dengan penuh kesungguhan hati”, kata Sufinah.
Bagi anak-anak, Kelas Tzu Shao memberikan kesan yang mendalam.
Kelas Tzu Shao memberikan kesan yang mendalam bagi Donny Wijaya yang sudah tiga tahun ini ia ikuti.
“Dulu saya mempunyai tabiat yang nakal tapi sekarang tidak begitu lagi. Saya mau meneruskan jejak Shi Gong Shang Ren seperti Papa Mama di Tzu Chi,” tutur Donny Wijaya.
Hal yang sama disampaikan Clarence Chen. Clarence sudah dua tahun ini mengikuti kelas. “Dulu saya orang nya pendiam tetapi setelah ikut kelas Tzu Shao, saya udah bisa berteman dan saya sangat suka kelas Tzu Shao. Gan en pada Papa Mama yang telah mendukungku masuk kelas Tzu Shao dan kedepannya saya ingin mengikuti langkah Shi Gong Shang Ren seperti Shigu dan Shibo di Tzu Chi,” katanya.
Ilsa Yaw, Ibu dari Clarence membenarkan tentang perubahan sikap anaknya. “Memang dulunya anak saya sangat pendiam, tetapi setelah bergabung di Tzu Shao, sekarang sudah banyak temannya. Dan Clarence sangat menyukai kelas Tzu Shao, dia sering melihat jadwal, kapan ada kelas Tzu Shao,” ungkap Ilsa Yaw.
Artikel Terkait
Kesan Tak Terlupakan di Kamp Kelas Budi Pekerti Tzu Shao
17 April 2017Kedatangan insan Tzu Chi dari tujuh kota membuat para relawan bekerja lebih keras mempersiapkan kamp ini. Ini agar para peserta kamp dapat merasa nyaman dan gembira seperti berada di rumah sendiri. Salah satu relawan yang berusaha keras menyelenggarakan kamp ini adalah Yenny Loa.