Yayasan Buddha Tzu Chi Batam menggelar Pementasan Persamuhan Dharma Intisari Ajaran Jing Si Sutra Teratai sedunia pada 10 Desember 2022. Pementasan Persamuhan Dharma ini ditampilkan oleh 248 penyelam sutra.
Sulit ditemukan dalam kalpa yang takterhingga. Lebih dari 2.500 tahun yang lalu, Sang Buddha membabarkan Sutra Bunga Teratai di Puncak Burung Nasar. Sutra Makna Tanpa Batas pada hakikatnya merupakan inti sari dari Sutra Bunga Teratai yang telah menjadi semangat insan Tzu Chi untuk mempraktikkan welas asih, bersumbangsih bagi mereka yang menderita dan juga melatih diri terjun di tengah masyarakat.
Pementasan Persamuhan Dharma Inti sari Ajaran Jing Si Sutra Teratai sedunia yang dilaksanakan pada 10 Desember 2022 menjadi hari yang bersejarah bagi insan Tzu Chi dari seluruh penjuru dunia. Peristiwa ini menjadi berkah bagi Tzu Chi Batam yang terpilih untuk turut serta di antara tiga kota dari seluruh Indonesia. Persamuhan Dharma ini sangat dinanti-nanti oleh 248 penyelam sutra dari Kota Batam, Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun, dan Selat Panjang.
Relawan Tzu Chi Persamuhan Dharma membentuk formasi kapal. Relawan memperagakan sutra Makna Tanpa Batas. Persamuhan Dharma di Aula Jing Si Batam diikuti oleh 248 penyelam sutra dari Kota Batam, Tg. Pinang, Tg. Balai Karimun dan Selatpanjang.
Di awal acara para penyelam sutra berkumpul di Auditorium Pembabaran Dharma menyaksikan pementasan Persamuhan Dharma secara langsung dari Taiwan. Menyaksikan Persamuhan Dharma di Taiwan membuat peserta meneteskan air mata dan terharu menyaksikan penampilan pementasan Persamuhan Dharma.
Harto, relawan abu putih yang baru bergabung bulan November 2022 dalam barisan Tzu Chi Batam menyatakan sangat kagum akan Persamuhan Dharma dari Taiwan. “Karena saya sendiri juga ikut persamuhan, kami semua 200 lebih peserta, tetapi mereka sampai 1.000 lebih dan bisa kompak. Awalnya saya mencoba ikut beberapa kali dan mulai tertarik karena yang ditampilkan bukan hanya gerakan namun makna dari setiap sutra,” tutur Harto.
Harto mengikuti istri yang sudah bergabung dalam barisan Tzu Chi. Harto ingin melakukan perubahan dan melakukan sesuatu untuk orang lain agar hidupnya menjadi lebih bermakna. Setelah mengikuti Persamuhan Dharma, perubahan yang langsung dilakukan dalam diri Harto adalah dengan gaya hidup vegetaris walaupun hanya hari ke-4 menjalani hidup vegetaris, namun ini merupakan langkah awal yang tidak mudah baginya.
Para penyelam Pementasan Persamuhan Dharma di awal acara berkesempatan untuk menyaksikan secara langsung pentas Persamuhan Dharma dari Taiwan. Menyaksikan Persamuhan Dharma di Taiwan membuat peserta meneteskan air mata dan terharu menyaksikan penampilan pementasan Persamuhan Dharma.
Gatha Pendupaan dan Gatha Pembuka Sutra sebagai awal dari acara Pembabaran Dharma yang dimulai pukul 15.00 WIB. Penyelam Sutra bersiap diri mengambil posisi, melafalkan Sutra dan dengan hening berjalan menuju ke posisi masing-masing.
Tiga Inti sari Ajaran Master Cheng Yen yang berlandaskan Sutra Makna Tanpa Batas terdiri dari Bab Sifat Luhur Buddha, Bab Pembabaran Dharma dan Bab 10 Pahala Kebajikan mulai dipersembahkan.
Kekompakan dan kesatuan hati para penyelam sutra melalui gerakan isyarat tangan yang begitu indah dapat menyentuh hati semua peserta yang menyaksikan secara langsung dan virtual. Setiap gerakan isyarat tangan, setiap gerakan kaki yang melangkah, setiap sutra yang dilafalkan merupakan kumpulan hasil jerih payah atas sumbangsih tenaga, waktu, dan kesungguhan hati masing-masing penyelam sutra selama tujuh bulan berlatih.
Herlina salah satu peserta penyelam Sutra mengungkapkan rasa sukacita, terharu, dan bersyukur karena telah diberi kesempatan disaat masih dalam suasana berduka atas kepergian Ayah. Herlina sudah dua tahun lebih semenjak pandemi Covid 19 tidak berkegiatan. Diakhir tahun 2022 ini relawan Tzu Chi mengajak Herlina untuk mengikuti Persamuhan Dharma.
Awalnya Herlina menolak, namun relawan Tzu Chi tidak putus asa untuk mengajak Herlina. “Saya berpikir orang tua saya baru meninggal, saya berharap dengan masuk dalam barisan pementasan Persamuhan Dharma saya bisa sedikit membuka hati saya agar lebih tenang,” tutur Herlina.
Irena Melissa dibantu seorang relawan Tzu Chi yang membimbing latihan Sutra Makna Tanpa Batas yang terdiri dari Bab Sifat Luhur Buddha, Bab Pembabaran Dharma dan Bab 10 Pahala Kebajikan. Irene yang sangat bersemangat mengikuti latihan.
Pada hari pertama latihan persamuhan Herlina membawa sang buah hati, Irene Melissa untuk datang menyaksikan latihan Persamuhan Dharma. Irene langsung jatuh hati dan mau ikut serta dalam Persamuhan Dharma ini. Meski memiliki kekurangan dibandingkan orang-orang normal Irene berlatih isyarat tangan dengan sepenuh hati.
Melihat sang putri Irene yang sangat bersemangat mengikuti latihan, Herlina yang awalnya khawatir apakah anaknya dapat menampilkan dengan tepat di hari-H, sedikit demi sedikit mulai tersentuh oleh perkembangan dan kegigihan Irene.
“Dia (Irene) justru yang lebih semangat dari saya, terkadang saya ada kegiatan lain tidak bisa hadir ikut latihan, dia yang merasa kecewa dan sedih kalau hari itu tidak bisa pergi latihan. Jadi ini juga suatu jalinan jodoh ya, kalau masalah lain dia agak kurang, tetapi kegiatan Tzu Chi ini dia semangatnya luar biasa.” Pungkas Herlina. Mereka berdua juga selalu mengambil waktu luang untuk belajar gerakan baru di saat warung miliknya lagi tidak ramai pembeli.
Herlina merasa sangat bersyukur walaupun gerakan sang anak yang tidak sempurna namun dia bertahan dan tidak pernah patah semangat. “Selama tujuh bulan ini latihan, anak saya banyak berubah. Sifatnya yang dahulu kurang suka bergaul sama orang dan emosi tidak terkontrol kini sudah hilang. Perubahan ini yang saya merasa senang dan bersyukur. Karena ada bibit yang sangat用心 (sungguh hati), 细心 (perhatian) dan爱心 (cinta kasih) untuk mengajar kami hingga hari pertunjukan. Ada kesungguhan hati para bibit yang meluangkan waktu, selalu memberikan perhatian penuh dan sabar,” tutur Herlina.
Para peserta Pementasan Persamuhan Dharma yang terdiri dari Kota Batam, Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun, dan Selat Panjang berkesempatan untuk foto bersama setelah pementasan selesai dijalankan dengan baik dan indah.
Rasa haru juga dirasakan oleh Mui Git (60) peserta dari kota Tanjung Balai Karimun. Ia belajar banyak dalam mendalami sutra, ia mengerti tentang kelahiran, sakit, tua dan wafat. Peserta paruh baya ini mengaku sangat senang berjodoh bisa turut serta menampilkan Persamuhan Dharma. Sakit pinggang yang telah dialaminya selama bertahun-tahun tidak menjadi alasan untuk melanjutkan niat baik ini.
“Mungkin ini bisa jadi terakhir kali saya melakukan pementasan Persamuhan Dharma. Saya juga tidak tahu apakah masih punya jodoh untuk ikut tahun depan. Jadi walaupun merasakan sakit selama ada kesempatan saya tetap berusaha agar tampil baik dan indah,”jelas Mui Git.
Mempelajari kembali sutra membuat insan Tzu Chi terus memaknai kehidupan. Bersamaan dengan tema Persamuhan Dharma di Puncak Burung Nasar tidak pernah berakhir, Master Cheng Yen juga pernah mengatakan bahwa sesungguhnya di dalam diri setiap manusia terdapat stupa Puncak Burung Nasar dan kesanalah kita hendaknya melatih diri.
Melalui Persamuhan Dharma ini tentunya telah menggalang hati lebih banyak Bodhisatva untuk ikut menebarkan semangat ajaran Jing Si yang mewujudkan praktik kebajikan secara nyata di dunia.
Pemberkahan Akhir Tahun Relawan
Pada Pemberkahan Akhir Tahun sesi relawan juga digelar pada hari yang sama dengan mengusung tema Berbuat Baik dengan Welas Asih Mendatangkan Berkah, Membawa Diri dengan Kebijaksanaan Mewariskan Nilai Luhur Bagi Keluarga.
Relawan Komite Tzu Chi membagikan Angbao Berkah dan Kebijaksaan dari Master Cheng Yen. Angbao berkah ini di berikan Master Cheng Yen kepada murid-muridnya di seluruh dunia sebagai wujud rasa terima kasih karena sudah mendukung dan menjalankan visi dan misi Tzu Chi di tengah masyarakat.
Acara dibuka dengan pemutaran kilas balik Tzu Chi Internasional dan kilas balik Tzu Chi Batam. Mengingatkan kembali tekad awal relawan Tzu Chi saat bergabung, baik memberikan bantuan ke masyarakat yang kurang mampu maupun menebarkan cinta kasih.
Setiap tahun Master Cheng Yen selalu membagikan Angbao Berkah dan Kebijaksanan sebagai ungkapan rasa terima kasih Master Cheng Yen kepada murid-muridnya dan masyarakat yang sudah mendukung Misi Amal Kemanusiaan Yayasan Tzu Chi. Master Cheng Yen juga mendoakan insan Tzu chi dan umat manusia untuk selalu bertumbuh sifat kebijaksanaa dan mewariskannya kepada semua orang.
Menutup kegiatan pemberkahan akhir tahun 2022, ada 313 relawan dan peserta doa bersama untuk saudara-saudara yang tertimpa musibah di Kota Cianjur, semoga mereka bisa segera pulih dan bangkit untuk meneruskan kehidupan agar hati manusia tersucikan, masyarakat hidup damai dan tentram, serta dunia bebas dari bencana.
Editor: Anand Yahya