Persembahan Terbaik untuk Mama

Jurnalis : Ronny Suyoto (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Ronny Suyoto (Tzu Chi Surabaya)
 
foto

Dalam perayaan Waisak yang juga bertepatan dengan Hari Tzu Chi dan Hari Ibu Sedunia, relawan Tzu Chi mengajak setiap orang untuk berbakti kepada orangtua. Seorang anak menyuapi Mamanya, sebagai upaya membalas budi orangtua.

Bulan Mei adalah bulan yang sangat istimewa bagi Tzu Chi, dimana sekaligus dirayakan tiga peristiwa besar, yaitu “Hari Waisak, Hari Tzu Chi dan Hari Ibu Sedunia”. Semua insan Tzu Chi di seluruh dunia pun menyambut bulan Mei ini dengan hati penuh rasa syukur dan sukacita. Tak ketinggalan dengan insan Tzu Chi Surabaya, hari Waisak disambut dengan meriah. Hampir 200 orang relawan, donatur, karyawan, dan mayarakat umum menghadiri perayaan Waisak yang dilaksanakan di ruang baktisala Yayasan Buddha Tzu Chi Surabaya dengan penuh khidmat.

Pengenalan Budi Pekerti Kepada Anak
Ada dua hal yang tidak dapat ditunda di dunia ini menurut Master Cheng Yen (pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi -red), yakni berbakti pada orangtua dan berbuat kebajikan. Dua hal ini selalu ditekankan oleh Master Cheng Yen kepada semua muridnya. Relawan Tzu Chi Surabaya pun merayakan peristiwa ini dengan mengadakan acara peringatan hari Ibu di kantor yayasan. “Kami mengadakan acara ini selain untuk memeriahkan Hari Ibu Sedunia, juga bertujuan untuk memberikan pengenalan budi pekerti kepada anak-anak,” kata Vivian Fan, Ketua Kantor Perwakilan Tzu Chi Surabaya.

Dalam acara ini, selain memperkenalkan Yayasan Buddha Tzu Chi, juga dipertunjukkan drama singkat mengenai hubungan antara ibu dan anak yang diperagakan oleh relawan Tzu Chi. Diperagakan bahwa senakal-nakalnya seorang anak, dan meskipun si anak seringkali membantah perintah orang tua, namun sang ibu tetap menyayangi anaknya dan melakukan apapun demi sang anak. Diharapkan dengan drama ini mampu sedikit mengetuk hati anak-anak yang kurang menyadari betapa besar kasih sayang orangtua dan tidak sepatutnya jika kita melawan mereka.

Seorang praktisi psikologi anak pun turut memberikan beberapa tips tentang pendidikan anak sesuai usianya kepada para orangtua. Josephine Ratna dari Fakultas Psikologi Universita Airlangga (UNAIR) mengungkapkan berbagai tahapan perkembangan anak dan betapa pentingnya orangtua mengetahui dan mengantisipasi perilaku anak serta cara mendidik yang benar dan berlatar edukatif. “Sangat penting bagi orangtua untuk memahami perkembangan anak sehingga pada nantinya tidak salah mendidik,” kata Josephine. Sharing antara orangtua dan anak secara terpisah pun dilakukan untuk bisa saling berbagi rasa antara sesama orangtua dan anak.

foto

Ket : - Jika biasanya seorang anak dilayani oleh orangtuanya, kali ini giliran sang anak yang melayani orangtua.
           Hal ini untuk mengingatkan kepada setiap anak untuk selalu berbakti kepada orangtua mereka. 

Di akhir acara, setiap anak mempersembahkan kartu ucapan yang dibuat oleh mereka sendiri kepada orangtuanya masing-masing. Ini merupakan saat yang mengharukan bagi para orangtua karena kebanyakan dari mereka sebelumnya belum pernah menerima kartu seperti ini. “Saya terkesan sekali dengan acara ini, apalagi tadi anak saya bisa membuat kartu yang bagus ekali untuk saya. Semoga anak saya nantinya semakin berbakti pada orangtua,” kata Yuliana, salah seorang ibu yang membawa anak-anaknya. Banyak juga orangtua yang merasa sedih karena telah kehilangan orangtua mereka dan belum sempat menunjukkan bakti kepada orangtua. Semoga peringatan hari ibu ini bisa menginspirasi semua orang—khususnya orangtua dan anak-anak—agar di masa depan terjalin hubungan yang harmonis, baik di dalam keluarga maupun di masyarakat.

 

Artikel Terkait

Berbagi Inspirasi dan Motivasi dengan Gathering Misi Amal

Berbagi Inspirasi dan Motivasi dengan Gathering Misi Amal

23 November 2022

Tzu Chi Medan mengadakan Gathering Misi Amal. Selain sharing kasus amal dari para relawan di wilayah masing-masing, gathering kali ini menghadirkan materi tentang tata cara permohonan bantuan kepada Tzu Chi.

Derita dan Harapan

Derita dan Harapan

19 Februari 2009 Bila dilihat dari latar belakangnya, memang tidaklah mudah hidup dengan satu anak tanpa memiliki pekerjaan dan suami. Terlebih Horiyah menderita tumor perut yang sudah membesar bagai orang hamil 9 bulan. Derita ini ia alami selama 12 tahun lamanya, hingga menyulitkannya untuk bersosialisasi dan beraktivitas. Wajar bila semangat hidupnya menjadi redup. Bagaikan bara yang tersiram air dingin. Beku meredupkan semangat dan harapan.
Suara Kasih: Bulan yang Penuh Kehangatan

Suara Kasih: Bulan yang Penuh Kehangatan

20 Mei 2012 Cara untuk membalas budi luhur orang tua  adalah dengan berbakti. Rasa bakti harus diwujudkan melalui tindakan nyata. Selain mengimbau lewat kata-kata, para relawan juga mengadakan sebuah kegiatan agar anak-anak bisa merasakannya sendiri.
Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -