Persiapan Tim Konsumsi Menyambut Pemberkahan Akhir Tahun 2023

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari

Relawan membungkus satu per satu bakcang berisikan berbagai isian vegetaris yang lezat seperti jamur, daging mutton vege, kacang lakci, dan cabai rawit.

Belakangan ini, relawan Tzu Chi dari tujuh He Qi di Jakarta sedang disibukkan dalam persiapan untuk acara Pemberkahan Akhir Tahun (PAT) Tzu Chi 2023. Mulai dari tim acara, tim barisan, tim performance, dan tak ketinggalan tim konsumsi, semuanya bersatu hati dan bergotong royong untuk kesuksesan PAT ini.

Ambillah contoh tim konsumsi misalnya, di acara PAT yang digelar pada 20 dan 21 Januari 2024 ini, mereka harus menyiapkan sekitar 8.000 paket makanan untuk para peserta PAT dan juga tamu undangan. Untuk itu, tim konsumsi masing-masing He Qi menerima tanggung jawab untuk menyediakan masing-masing sebanyak 1.150 porsi makanan yang kali ini disepakati berupa bakcang vegetaris.

Membungkus bakcang harus rapat dan ketika mengikatnya harus dengan kencang sehingga bakcang bisa matang dengan cantik dan sempurna.

Relawan tim konsumsi komunitas He Qi Barat 2 berkumpul membungkus 1.000 buah bakcang dalam waktu seharian penuh.

Sejak dua pekan hingga sepekan sebelum kegiatan PAT terlaksana, tim konsumsi sudah menyusun jadwal secara rinci tentang kapan mereka harus berbelanja, memasak, hingga menyimpan bakcang sehingga ketika PAT dilaksanakan, bakcang ini masih dalam kondisi lezat untuk dikonsumsi. Di He Qi Barat 2, relawan mulai melakukan proses itu sekitar dua pekan sebelum PAT. Di balai warga Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng yang teduh, hari itu (7/1/24) relawan tim konsumsi komunitas He Qi Barat 2 berkumpul guna membungkus 1.000 buah bakcang. Semua bahan yang diperlukan mulai dari ketan, jamur, daging mutton vege, kacang lakci, dan cabai rawit sudah siap. Daun bambu yang digunakan untuk membungkus bacang juga sudah tersedia.

Untuk membungkus 1.000 bakcang itu, mereka membutuhkan waktu sekitar satu hari. Lalu ketika separuh bakcang sudah dibungkus, dengan sigap api di kuali yang super besar mulai dididihkan. Bakcang ini kemudian dimasak sekitar 4 hingga 5 jam lamanya. Bukanlah waktu yang cepat, apalagi dengan kompor dan kuali yang terbatas. Mereka pun harus dengan sabar menunggu kuali agar bisa memasak 1.000 bakcang dengan sukses.

Namun begitu relawan secara bergantian dan saling dukung terus mengingatkan satu sama lain untuk menjaga waktu memasak bakcang ini. “Siapa tahu dalam proses masak itu, gas habis, ya semua harus sigap ya. Karena waktu masaknya panjang, seperti masak ketupat,” ucap Widyanti Tjasnadi, PIC tim konsumsi di He Qi Barat 2.

Mei Young (depan – kanan) serius membungkus bakcang, sesekali ia mengajari relawan lain yang masih belum terbiasa membungkus bakcang.

Selain proses memasak yang lumayan memakan waktu. Ternyata proses pembungkusan bakcang ini pun menjadi satu tantangan tersendiri bagi relawan. Pasalnya, tak semua yang hari itu hadir, terbiasa membungkus makanan tradisional etnis Tionghoa ini. “Nah memang susah ya kalau masih baru coba, tapi kalau sudah tiga kali, empat kali, pasti jadi ahli,” ucap Mei Young yang sudah terbiasa membungkus bakcang karena ia sendiri sudah sering mendapat pesanan bakcang di hari-hari tertentu.

Mei Young menambahkan, yang pasti dalam membungkus bakcang adalah daun bambu harus menutup semua lapisan bakcang sehingga ketika proses memasak, ketan di dalamnya tidak berhamburan. Setelah itu, bakcang harus diikat dengan kuat dan kencang agar bentuknya tetap menjadi limas segitiga. “Kalau kita tidak rapat bungkusnya dan tidak kuat ikatnya, nanti pas dimasak, bakcangnya bisa kemasukan air. Jadi hasilnya jelek dan kurang enak,” jelas Mei Young.

Widyanti Tjasnadi mulai memasak bakcang yang sudah dibungkus oleh tim konsumsi. Bakcang ini dimasak sekitar 4 hingga 5 jam lamanya.

Widyanti yang hari itu juga baru belajar membungkus bakcang sedikit terkendala tapi benar kata Mei Young, setelah tiga kali, empat kali mencoba, ternyata dia bisa membungkus dengan rapi. “Dulu kalau mama saya bikin bakcang, saya memang cuma bagian makan saja. Hahahaa.. makanya tadinya merasa susah buat bungkus. Ternyata pas mencoba sendiri susah ya.. tapi ya bisa kok kalau belajar. Jadinya saya bisa bikin bakcang deh. Nambah satu keahlian baru lagi ini,” kata Widyanti senang.

Di balik kerja keras relawan Tzu Chi dalam membuat 8.000 bakcang, ada harapan bahwa nantinya makanan khas etnis Tionghoa yang dibuat dalam versi vegetaris ini bisa diterima oleh masyarakat karena rasanya yang tetap lezat untuk dikonsumsi. Selain itu, sesuai dengan makna filosofisnya, bahwa bakcang tidak hanya sekadar kue beras ketan, namun memiliki nilai-nilai yang luar biasa di baliknya.

Wajah sukacita para relawan tim konsumsi komunitas He Qi Barat 2 yang menyiapkan bakcang untuk para peserta dan tamu acara Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2023.

Masyarakat Tionghoa meyakini bakcang mengandung arti dan harapan baik yang disimbolkan dari empat sudut bakcang. Sudut pertama zhi zu yang memiliki makna berpuas diri dengan yang dimiliki sehingga tidak boleh bersikap serakah. Sudut kedua gan en punya arti bersyukur dengan berkah yang didapat dan tidak boleh merasa iri. Sudut ketiga shan jie bermakna pengertian untuk menilai seseorang dari sisi baik. Sudut keempat bao rong yang artinya merangkul melalui cinta dan kasih kepada sesama. Bentuk ini juga mencerminkan filosofi keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan yang juga sejalan dengan visi misi Tzu Chi.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Berbagi Bacang Bagi Penerima Bantuan

Berbagi Bacang Bagi Penerima Bantuan

02 Juli 2012 Pada hari Minggu, 17 Juni 2012, Relawan Tzu Chi dari Kantor Penghubung Singkawang bersama Tzu Ching mengadakan acara pembagian bacang kepada para penerima bantuan bulanan.
Kesungguhan Para Relawan Bersumbangsih dalam Pembuatan Bakcang Vegetarian

Kesungguhan Para Relawan Bersumbangsih dalam Pembuatan Bakcang Vegetarian

06 Juni 2022

Tzu Chi Batam menyambut Perayaan Duan Wu atau Festival Perahu Naga dengan membuka pesanan untuk masyarakat Batam yang ingin memesan Bakcang Vegetarian Tzu Chi.

Bacang Cinta Kasih untuk Gan En Hu

Bacang Cinta Kasih untuk Gan En Hu

01 Juli 2013 “Perbuatan baik yang dilakukan oleh banyak orang lebih besar daripada yang dilakukan oleh satu orang saja. Tak peduli sebesar apa sebuah lilin, cahayanya tetap terbatas. Namun bila sebuah lilin kecil dapat menyulut ratusan ribu lilin lainnya, cahaya mereka dapat bersinar kemana saja.”
Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -