Pertukaran Ilmu dan Budaya
Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi PranotoAssistant Professor the Department of Social Work Universitas Tzu Chi Taiwan, Yueh Mi Lai (kanan) memberikan cindera mata kepada Ketua Program Sarjana Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia Dra. Etty Rahayu, M.Si (kiri). |
| ||
Diskusi dimulai dengan pengenalan dari masing-masing pihak (Universitas Tzu Chi Taiwan dan Universitas Indonesia) yang diwakili oleh masing-masing pembimbing dari universitas ini. Dalam kesempatan itu juga dilakukan pertukaran cindera mata dari Universitas Tzu Chi Taiwan kepada pihak Universitas Indonesia, demikian pula sebaliknya. Setelah saling mengenal dan berdiskusi, para mahasiswa Tzu Chi Taiwan ini juga diajak untuk berkeliling lokasi Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan ruang perpustakaan Universitas Indonesia. Kerjasama Lanjutan
Keterangan :
Harapan yang sama diungkapkan Yueh Mi Lai (Assistant Professor the Department of Social WorkUniversitas Tzu Chi Taiwan), “Karena Universitas Indonesia dan Universitas Tzu Chi ini merupakan universitas yang bersaudara, sehingga kali ini mahasiswa dari Universitas Tzu Chi (jurusan Social Work) yang sudah belajar di tahun ke-4 datang ke Indonesia mempelajari hal-hal mengenai kerelawanan dan pekerja sosial. Selain mempelajari cara pelayanan relawan internasional, kami juga berharap dapat terjalin adanya pertukaran akademik bersama dengan universitas saudara kita ini.” Alasan mengapa Universitas Indonesia yang menjadi tujuan kunjungan kali ini, Yueh Mi Lai mengatakan bahwa UI merupakan universitas yang sangat besar di Indonesia. “Mahasiswa kami ada yang baru pertama kali keluar negeri, dan ada juga yang pernah ke tempat lain. Namun begitu, bagi kami, selain belajar di kelas, yang terpenting kita juga bisa belajar ke tempat lain, khususnya UI ini. Dilihat dari sudut pandang internasional, kami mengharapkan para mahasiswa kami dapat mempelajari lebih banyak. Karena di bumi ini kita semua adalah Satu Keluarga jadi kami dalam mempelajari pekerjaan sosial bukan hanya di Taiwan saja, kami juga berharap kita dapat memberikan bantuan di tempat atau negara lain. Kelak para mahasiswa kami nanti dapat pergi ke tempat manapun sebagai pekerja sosial.” Manfaat Bersama
Keterangan :
Dari perkenalan tersebut Ronny mendapatkan gambaran mengenai universitas Tzu Chi yang menurutnya cukup baik dan berpengalaman dalam bidang sosial. “Ini Tzu Chi merupakan universitas yang cukup baik dan berpengalaman. Ini dibuktikan dengan praktik lapangan, mereka berpencar ke distrik-distrik untuk melakukan kegiatan sosial. Aplikasi antara ilmu (teori) dan praktik di lapangan dilakukan secara baik sekali. Mereka terlihat sekali berpengalaman sekali dalam melakukan kegiatan-kegiatan sosial, sehingga sangat bermanfaat bagi kami untuk mengetahuinya,” kata Ronny, “Tzu Chi juga mempunyai ragam budaya tertentu (shou yu), budaya untuk menyampaikan sesuatu kepada siapapun melalui bahasa isyarat tangan.” Sementara bagi Wu Shi Min, mahasiswa Universitas Tzu Chi Taiwan, ia merasakan manfaat yang cukup banyak dari kunjungan ini, salah satunya adalah bersosialisasi dan berkomunikasi dengan mahasiswa dari negara lain. “Kita bisa saling belajar dan komunikasi,” kata Wu Shi Min. “Sangat banyak manfaat yang didapat. Aku rasa para mahasiswa selain belajar di kelas di Taiwan , seharusnya juga lebih mengenal teman-teman di luar negeri dan berkomunikasi dengan teman-teman dari luar negeri ini. Aku rasa komunikasi yang tadi dilakukan itu sangat bagus, dengan isyarat tangan menyampaikan rasa terima kasih kita, juga membuat mahasiswa UI mengetahui bagaimana keadaan Universitas Tzu Chi Taiwan,” ungkap Yueh Mi Lai. | |||
Artikel Terkait
Pelayanan Kesehatan yang Berkelanjutan
28 Desember 2017Datang Meringankan Beban
03 Juni 2015 Akibat kebakaran ini ratusan warga harus mengungsi dan hanya bisa bergantung pada uluran cinta kasih para dermawan. Melihat kondisi demikian, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia turut andil mencurahkan perhatian kepada ratusan warga yang terkena musibah iniWaisak Tzu Chi 2018: Dari Satu Menjadi Tak Terhingga (Bag. 2)
15 Mei 2018Sejak Yayasan Buddha Tzu Chi berdiri hingga kini berusia 25 tahun, Chia Wenyu selalu mendapatkan tanggung jawab sebagai pemandu acara. Namun pemandangan berbeda ada di Waisak Tzu Chi 2018. Wenyu kali ini tidak lagi ada di depan panggung, dirinya duduk dengan anggun di barisan pembawa persembahan bersama 120 relawan Tzu Chi lainnya.