Perumahan Cinta Kasih Menembus Sekat Budaya

Jurnalis : Apriyanto , Hadi Pranoto, Teddy Lianto, Fotografer : Anand Yahya, Apriyanto, Siladhamo Mulyono
 

foto
Lagu berjudul You Raise Me Up dinyanyikan oleh siswa-siswi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi sebagai ungkapan mereka tumbuh karena adanya perhatian dan kasih sayang.

Saat Jakarta dilanda banji besar pada tahun 2002, yang merendam hampir 30% wilayahnya, Tzu Chi sebagai organisasi sosial kemanusiaan lintas agama mengambil peran di tengah kegalauan masyarakat. Dan Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi yang tinggal di Taiwan meminta kepada relawan Tzu Chi Indonesia untuk menerapkan Progra, 5P: pengeringan daerah banjir, pembersihan sampah-sampah yang menumpuk, penyemprotan, pengobatan, dan pembangunan perumahan.

Relawan Tzu Chi pun langsung menjalankannya dengan membangun Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng sebagai prinsip membangun kesadaran masyarakat akan lingkungan dan membantu mereka memperoleh kehidupan yang lebih baik. Sejak saat itu penduduk bantaran Kali Angke mulai disosialisasikan tentang program relokasi yang humanis mereka dipindahkan dari tempat yang lama menuju Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi yang dibangun dengan sarana yang lebih baik.

Sepuluh Tahun yang Berkesan
Kini Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi sudah berjalan selama 10 tahun. Dan selama itu pula banyak perubahan yang dialami oleh warganya. Bukan hanya perubahan status sosial dan perilaku, tapi juga taraf ekonominya yang lebih baik. Ini disebabkan karena ketika para warga menempati lingkungan baru, mereka diajarkan untuk hidup bersih di lingkungan – mereka diajak berpartisipasi dalam kerja bakti,  diberi pelayanan kesehatan gratis – setiap warga masuk dalam program pemberantasan TBC paru, para ibu rumah tangga diajak untuk mengikuti program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang meliputi kursus baca tulis, kursus memasak, kursus membuat kue, kursus tata rias, dan anak-anak mereka diwajibkan bersekolah dan mengikuti kelas budi pekerti. Hasilnya banyak anak-anak warga Kali Angke yang mengalami perubahan drastis. Mereka yang tadinya individualis dan tak teratur berubah menjadi disiplin, bersih, suka menolong, setia teman, dan taat pada guru.

Kenyataan inilah yang diungkapkan oleh Muhidah dan Nurfriyanto warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi dalam sebuah sharing di Peringatan 10 Tahun Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. Muhidah menceritakan kalau sebenarnya ia merasa takut saat pertama kali pindah ke Perumahan Cinta Kasih. Takut kalau kelak ia dipindahkan agama, karena yang memberi bantuan adalah Yayasan Buddha. Tapi kenyataan justru berbeda dari yang ia pikirkan. Di Perumahan Cinta Kasih inilah Muhidah justru merasa bersyukur karena mendapatkan banyak berkah transenden yang menembus sekat-sekat budaya dan agama. Saat ia terkena stroke, saat itu pula relawan dan dokter Tzu Chi merawatnya dengan penuh kasih. Dan saat ia membutuhkan buah dari kasih sayang, saat itu pula Kartiyo Handoko putranya yang terkecil menjadi anak yang berbakti yang setia merawat dan melayani ibunya berkat pelajaran budi pekerti di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Wakil Gubernur DKI Jakarta Ir. Basuki Tjahaya Purnama (A Hok), menyalami warga di sela-sela kunjungannya. Ia terkesan dengan pengelolaan Perumahan Cinta kasih Tzu Chi yang humanis (kiri).
  • Seorang warga sedang melihat poster yang bercerita tentang kondisi Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi (kanan).

Siang itu di tengah tamu undangan yang  dihadiri oleh Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, Mantan Gubernur DKI Jakarta  Sutiyoso, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama, Muhidah menyatakan rasa syukurnya yang mendalam – bersyukur bisa bertemu Tzu Chi dan bersyukur bisa memiliki putra yang berbakti.

Demikian pula dengan Nurfriyanto. Ketika pindah di Perumahan Cinta Kasih, ia seolah kehilangan semangatnya – ia merasa sangat sedih karena ia merasa bagian dari korban gusuran. Tapi menurutnya hidup haruslah dilanjutkan dan di perumahan inilah ia justru mendapatkan tempat yang tepat untuk menggapai cita-citanya. Di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi ini pula ia mendapatkan kesempatan untuk belajar secara lebih layak di bawah bimbingan para guru Sekolah Cinta Kasih semangat belajar Nurfriyanto terus terbangkitkan. Hingga akhirnya ia behasil menamatkan pendidikan teknik sipil di Universitas Indonesia. “Hal yang sebelumnya tidak pernah saya bayangkan sebelumnya,” tegasnya.  

foto  foto

Keterangan :

  • Sebuah tarian Bodhisatwa bertangan seribu sebagai wujud cinta kasih yang tak terbatas (kiri).
  • Di hari itu juga diadakan Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-92 di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi (kanan).

Contoh Model Perumahan
Keberhasilan dari program relokasi yang humanis seperti inilah yang hendak diterpkan oleh Pemerintah DKI Jakarta.  Wakil Gubernur DKI Jakarta Ir. Basuki Tjahaya Purnama (A Hok), mengatakan kalau ia merasa bersyukur ada orang yang mengerti bahwa hal yang paling besar di dunia ini adalah cinta kasih. Ia pun menjelaskan dengan adanya Perumahan Cinta Kasih maka Pemerintah DKI Jakarta bisa menjadikannya sebagi perumahan model yang bisa ditiru. Menurutnya menyediakan rumah itu mudah, asalkan ada dana. Tapi yang sulit adalah memberikan kasih kepada warga, seperti yang telah dilakukan relawan Tzu Chi terhadap warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. “Kami meng-copy dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia,” katanya.

Selain itu Ahok juga memuji para relawan Tzu Chi yang siap membantu dan merendahkan diri demi kasih kepada sesama, padahal para relawan itu sebenarnya adalah para pengusaha atau para istri pengusaha besar.  “Ini tidak mudah, tetapi saya yakin relawan Tzu Chi benar-benar tulus,”  katanya.

foto  foto

Keterangan :

  • Nurfriyanto (depan) mengungkapkan kalau ia merasa bangga menjadi warga Perumahan Cinta Kasih dan berterima kasih atas perhatian para relawan (kiri).
  • Muhidah bersama Kartiyo Handoko (tengah) putranya sedang mengungkapkan rasa haru dan terima kasih kepada relawan Tzu Chi atas perhatian dan berkah yang diterimanya dari insan Tzu Chi (kanan).

Sedangkan Franky O Widjaja, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memberikan tanggapan, kalau relokasi humanis sepuluh tahun yang lalu membuahkan anak-anak yang berbudaya humanis dan kehidupan warga juga menjadi lebih baik, artinya apa yang diharapkan sudah berhasil. “Jadi inilah harapan Master Cheng Yen. Apa yang bisa dilakukan dengan cinta kasih itu sangat dahsyat, hasilnya ya seperti ini,” jelas Franky.

Lebih jauh ia menerangkan jika pemerintah berkeinginan meniru modul yang telah Tzu Chi harapkan, inilah yang diharapkan oleh Tzu Chi. bahwa dengan yang Tzu Chi lakukan dan telah menjadi contoh lalu ditiru oleh pemerintah hingga pemerintah bisa membuat perubahan besar.

Peringatan Ulang Tahun Perumahan Cinta Kasih ke-10 bisa dikatakan sebagai pembangkit memori masa lalu yang penuh suka duka. Liu Su Mei, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia juga menerangkan bahwa perjalanan selama 10 tahun tidaklah singkat. Sejak awal para warga bantaran Kali Angke masuk ke Perumahan Cinta Kasih  dengan kebiasaan hidup yang beda hingga bisa berubah ke cara hidup yang lebih baik sungguh bukan hal yang mudah.

“Waktu itu saya benar-benar merasa tidak berdaya, apa yang harus dilakukan sudah kita lakukan semuanya, apa yang harus diberikan, apa yang harus diajarkan sudah kita lakukan semua, tapi kenapa mereka tidak bersedia untuk bekerja sama dengan kita,” kenang Liu Su Mei. Sampai akhirnya baru terpikirkan bahwa putus atas, berarti kerja keras menjadi sia-sia. Maka ia pun mulai dari program berantai. Pendidikan budi pekerti dan kedisiplinan dimulai dari guru ke murid, dan murid ke keluarganya. Maka dari itu tak berlebihan jika Liu Su Mei berharap warga Perumahan Cinta Kasih saat ini bisa turut menjadi relawan guna menebarkan cinta kasih yang pernah mereka terima kepada sesama. “Saya berharap warga di Perumahan Cinta Kasih juga bisa gabung ke barisan relawan Tzu Chi, menjadi orang yang bisa bersumbangsih untuk orang lain,” harapnya.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Memenuhi Dunia  dengan Cinta Kasih

Suara Kasih: Memenuhi Dunia dengan Cinta Kasih

09 Desember 2010
Buddha mengajarkan kita agar senantiasa bersyukur kepada 4 hal. Di antaranya adalah bersyukur kepada negara dan semua orang. Kemakmuran masyarakat dan negara adalah berkat kontribusi banyak pihak. Bila negara tak makmur, bagaimana kita dapat menikmati hak kita? Karena itu, kita harus bersyukur kepada negara dan semua orang.
Menebar Cinta Kasih Universal

Menebar Cinta Kasih Universal

15 April 2014 Yayasan Buddha Tzu Chi kembali menunjukkan kepedulian antar sesama melalui sosialisasi SMAT. Kegiatan ini dilaksanakan di berbagai tempat, tak terkecuali di Tanjung Balai Karimun. Pada hari Sabtu ,05 April 2014, SMAT kembali dilaksanakan.
Baksos Kesehatan Degeneratif Membawa Banyak Manfaat

Baksos Kesehatan Degeneratif Membawa Banyak Manfaat

08 September 2022

“Setelah mengikuti baksos, saya baru tahu bahwa kolesterol saya cukup tinggi. Namun setelah menerima pengobatan saat baksos, saya merasakan perubahan dan lebih sehat,” kata Dian Hayati, salah satu pasien.

Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -