Pewarisan Cinta Kasih (Bag. 2)
Jurnalis : Riani Purnamasari (Tzu Chi Perwakilan Sinarmas) , Fotografer : Brian, Nadya I. , Metasari, Shadiq (Tzu Chi Perwakilan Sinarmas) Pada tanggal 18 Maret 2012 sebanyak 129 siswa hadir di acara gathering penerima bantuan beasiswa Tzu Chi. |
| ||
Sebelumnya saya bingung dan tidak tahu apa artinya, tapi setelah diajarkan dan diberi pengertian oleh kakak, saya merasa arti lagu ini sangat indah. Kami pun berlatih dengan giat supaya dapat menyampaikan arti lagu ini dengan baik,” ujar Jarot, salah seorang siswa. Dani M. Akhyar Shixiongdan Ni Ketut Ari Shijie merupakan 2 relawan pemerhati yang bercerita mengenai jalinan jodohnya sebagai relawan Tzu Chi Perwakilan Sinarmas. “Saya sering secara sosial mengajar menari Bali bagi anak-anak yang tidak mampu. Saya kira, sebatas inilah saya mampu berbuat baik bagi sesama. Ternyata tidak. Ada beberapa anak yang saya ajar dan tidak mampu membayar uang sekolahnya. Saya cari tahu kepada siapa saya dapat meminta bantuan. Ternyata di Sinarmas ada sebuah organisasi sosial yang mampu mengakomodasi bantuan tersebut, namun mengharuskan orang yang mengajukan untuk menjadi relawan pemerhati, karena bukan hanya bantuan uang, melainkan moral. Dari sanalah, sampai sekarang saya menjadi relawan pemerhati dari anak-anak asuh saya,” ujar Ni Ketut Ari Shijie yang berdarah Bali. Lain lagi jalinan jodoh dengan Dani M. Akhyar Shixiong, sejak pembagian beras pertama yang diadakan Sinarmas bagi masyarakat Indonesia yang kekurangan pangan, ia sudah bergabung. ”Saat itu kami karyawan Sinarmas diajak Pak Franky untuk bersumbangsih menjadi donatur. Bukan jumlah uangnya yang diharapkan, namun cinta kasih yang melibatkan banyak orang-lah yang akan menjadi lilin kecil penerang kegelapan. Setelah saya pikirkan, saya tidak hanya ingin bersumbangsih dengan donasi, saya ingin terlibat langsung. Maka sejak itu saya terus aktif untuk menjadi relawan Tzu Chi,” ujar Dani M Akhyar. Pesan cinta kasih turut disampaikan oleh Franky O. Widjaja Shixiong kepada segenap peserta acara. “Terima kasih kepada anak-anak yang mau hadir di acara gathering ini. Semoga seperti yang telah disampaikan oleh Dani Sixiong sebelumnya bahwa cinta kasih siap disebarkan, mari kita bersama-sama bershumbangsih untuk Tzu Chi. Jika Indonesia tertawa, seluruh dunia akan tertawa. Mari kita wujudkan Indonesia tertawa agar masa depan Indonesia dapat lebih baik lagi,” ujar Franky O. Widjaja Shixiong. Tidak hanya bercerita dan gerak lagu, gathering ini juga memberikan motivasi dengan tema “Sukses Karena Nilai Cinta Kasih” kepada para peserta yang dibawakan oleh trainer dari Supreme Learning International (SLI), Analgin Ginting Shixiong. Dalam motivasi tersebut ditekankan bahwa manusia dilahirkan untuk sukses dan bahagia, siapa pun dia, bagaimana pun fisik dan keberadaannya.
Keterangan :
“Proaktif adalah kekuasaan, kemauan, kebebasan dan kemampuan untuk memilih respon-respon kita terhadap apapun yang menimpa diri kita, berdasarkan nilai-nilai yang kita anut. Orang yang proaktif memiliki prinsip yang berlandaskan nilai nilai kebaikan universal di dalam hidupnya, Cinta kasih dan rasa syukur dan dia bukan melihat dari luar ke dalam, tapi dia melandaskan keputusannya dari dalam ke luar. Jika kita proaktif, Kita bertanggungjawab terhadap siapa diri kita, apa yang kita miliki dan apa yang kita lakukan dalam kehidupan. If it is to be, it is up to me,” ujarnya. Motivasi didorong oleh kemauan yang keras. Kebiasaan bekerja keras untuk mencapai hasil yang diinginkan dan menemukan inovasi adalah dua hal yang harus dilakukan agar sukses. “Kembangkan kemampuan berfikir kreatif. Berusaha selalu berpikir dari sudut pandang yang lain. Biasakan bertindak inovatif. Berani dan mau mencoba hal-hal yang baru dalam belajar dan bekerja. Optimis melihat keadaan. Temukan caranya dengan selalu bertanya kepada diri kita sendiri ‘Apa yang saya harus lakukan supaya lebih baik?” Untuk sukses, setiap manusia perlu mengembangkan jiwa melayani. “Kita butuh melayani orang lain untuk membuktikan esensi kehidupan kita. Kemauan melayani adalah tanda kesehatan dan kedewasaan diri. Melayani pun harus setulus hati, karena pelayan terbaik adalah peraih prestasi tertinggi dalam hidup. Mari kita berkomitmen untuk sukses. Kita harus tahu apa impian/cita-cita kita. Mengapa cita-cita itu penting bagi saya? Apa yang akan saya lakukan untuk meraihnya. Risiko apa yang akan saya tanggung dan bagaimana saya memvisualisasikannya,” ajaknya. Lentera kehidupan dari Master Cheng Yen memberikan inspirasi kehidupan bagi semua peserta. Master Cheng Yen berpesan bahwa anak merupakan pewarisan nilai budaya yang harus terus dijaga agar masa depan menjadi lebih baik. Hal yang sama ditekankan lagi oleh TawangShixiong dalam pesan cinta kasihnya kepada peserta gathering “Anak-anak yang kukasihi, tetap bersemangat dan belajar dengan giat. Raih cita-citamu setinggi langit dengan usaha yang keras dan giat,” ujarnya. Satu keluarga besar Tzu Chi direalisasikan dengan nyanyian dan gerak isyarat tangan “Satu Keluarga”. "Dengan rasa syukur, kami ucapkan terima kasih juga kepada para relawan pemerhati dan terutama anak asuh beasiswa kami. Tanpa mereka, acara ini tidak akan berjalan dengan baik. Gan En,” ujar Leisna Sussaltina Shijie sebagai ketua panitia acara. Selesai | |||
Artikel Terkait
Tzu Ching Power, Agar Dunia Jadi Lebih Baik
07 Oktober 2019Moment paling membahagiakan di setiap Tzu Ching Camp adalah bertambah panjangnya barisan keluarga besar Tzu Ching Indonesia. Kali ini ada 15 anggota Tzu Ching baru yang memperpanjang dan mempererat jalinan jodoh keluarga besar Tzu Ching Indonesia.