Para perawat Tzu Chi Hospital, PIK sebanyak 61 orang dengan cekatan memilah botol-botol plastik kemasan. Kegiatan ini sebagai salah satu wujud kepedulian staf dan tim medis Tzu Chi pada pelestarian lingkungan di rumah sakit Tzu Chi Hospital.
Pengelolaan sampah masih menjadi masalah pelik di Jakarta. Sebab, sebagian besar sampah rumah tangga masih bermuara di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sedangkan, kapasitas TPA sampah sudah semakin penuh. Dari tahun ke tahun, sampah rumah tangga menjadi penyumbang sampah terbesar.
Mengatasi permasalahan sampah, salah satunya yaitu dengan memilah yang sudah mulai banyak diterapkan di Indonesia. Hal ini juga dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama perawat medis Tzu Chi Hospital (TCH). Para perawat berkolaborasi dengan relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang menaruh perhatian besar terhadap pelestarian lingkungan.
Jumat, 8 Juli 2022, 61 orang perawat Tzu Chi Hospital bersama relawan Tzu Chi memilah 13 karung besar botol-botol plastik di Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi, Pantai Indha Kapuk, Jakarta Utara. Para perawat berkomitmen mendukung pelestarian lingkungan Tzu Chi dengan memilah barang-barang daur ulang yang mempunyai nilai jual yang hasilnya digunakan kembali untuk mendukung Misi Amal Kemanusiaan Yayasan Buddha Tzu Chi.
Para perawat ini ikut mendukung dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi banyak orang. Di tahun 2022 ini, perawat TCH mulai ikut memilah barang yang bisa didaur ulang di Depo Pendidikan pelestarian Lingkungan Tzu Chi, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Mereka melakukannya secara berkelanjutan.
Pada kegiatan pemilahan barang daur ulang yang kedua ini, Tzu Chi Hospital ingin mengajak masyarakat untuk mulai mengelola sampah di rumah dan lingkungan sekitar dengan lebih bijak. Kita dapat memulainya dari Reduce (mengurangi sampah), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mengolah kembali), Replace (menggantikan), dan Rethink (memikirkan kembali), atau yang lebih dikenal dengan 5R.
Lenni Nafsia staf Bidan TCH mengajak para perawat di unitnya untuk mengumpulkan botol plastik kemasan. Lenni berharap para perawat mau mengurangi beban bumi dengan memilah sampah di lingkungan rumah sakit.
Rika Rahman (kiri) dengan cekatan memilah botol-botol plastik bersama perawat lainnya di Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi PIK. Rika mengatakan memilah botol-botol plastik ini sangat baik sekali untuk mengurangi limbah sampah di lingkungan TCH.
Kegiatan memilah ini, menurut Bidan Lenni Nafsia, sangat bagus karena dapat membuat orang-orang lebih peduli terhadap Bumi. “Saya ingin teman-teman saya di Tzu Chi Hospital juga bisa mengelola sampah yang nantinya bisa bermanfaat baik untuk Bumi dan untuk membantu orang lain,” ungkap Lenni.
Lenni mengungkapkan bahwa melalui tayangan video ceramah Master Cheng Yen, ia mengetahui botol-botol plastik kemasan ini sangat bermanfaat bagi orang karena bisa didaur ulang bisa, kemudian dijadikan benang dan benangnya dijadikan selimut untuk membantu korban bencana di pengungsian.
“Hal ini sangat mulia sekali ya! Jangan memandang sampahnya tetapi nilai-nilai yang terkandung dari hasil proses botol ini sangat bagus sekali!” ujar Lenni. Lenni yang juga kepala ruang bersalin dan ruang kebidanan TCH mengajak perawat-perawat lain untuk mengumpulkan botol-botol plastik di tiap ruangan. “Jangan merasa hina kita ngumpulin setiap hari dan pada hari Jumat kita kumpulkan di depo sementara yang berada di kantin TCH,” ujar Lenni.
Lenni mengungkapkan bahwa botol-botol plastik kemasan yang mereka kumpulkan itu juga bisa membantu pasien operasi katarak. “Saya sarankan setiap hari kepada perawat-perawat di bagian kebidanan untuk membawa botol-botol plastik dari rumah untuk dikumpulkan di TCH,” ujar Lenni.
Sebanyak 61 perawat bersama-sama memilah botol-botol plastik kemasan. Pada hari itu mereka berhasil memilah 13 karung besar botol plastik dalam waktu dua jam.
Tujuh orang relawan yang mendampingi para perawat turut membantu proses pemilahan.
Animo para staf dan tim medis TCH sangat antusias, hal ini terlihat dengan adanya pengumpulan botol-botol plastik setiap hari Jumat di titik pengumpulan TCH. Lenni berharap dengan adanya bimbingan pemilahan sampah ini, para perawat mau mengurangi beban Bumi dengan memilah sampah di lingkungan rumah sakit dan menerapkannya menjadi kebiasaan.
Rika Rahman salah satu perawat TCH dari 61 perawat yang hadir sangat menikmati pemilahan botol plastik. Jari jemarinya dengan cekatan memisahkan label dan tutup botol kemasan, kemudian dimasukkan ke karung. Rika mengatakan memilah botol-botol plastik ini sangat baik sekali untuk mengurangi limbah sampah di lingkungan TCH. “Saya sangat senang bisa ikut serta dalam kegiatan memilah botol plastik hari ini,” ungkap alumni Akademi Perawat Andalusia Tangerang ini.
Rika mengatakan bahwa kegiatan pelestarian lingkungan di Tzu Chi ini sudah pernah dilakukan semasa kuliah di Akademi Perawat (AKPER) Andalusia Tangerang bersama relawan Tzu Chi. “Saya pernah memilah barang-barang seperti ini bersama relawan Tzu Chi waktu masih kuliah,” ungkap Rika. Rika senang sekali, terutama relawan Tzu Chi yang mendampingi sangat bersahabat dalam menjelaskan beberapa hal yang terkait dengan lingkungan.
Pada kegiatan ini, Lenni dan Rika makin sadar bahwa sampah plastik yang manusia hasilkan sangat luar biasa banyak. “Pada kegiatan ini contohnya dalam beberapa jam saja kita sudah memilah belasan karung besar berisi botol plastik, bagaimana sampah plastik di dunia ini? Sangat luar biasa banyaknya,” ucap Lenni.
Adenan Hasan, relawan dan koordinator bidang pelestarian lingkungan Tzu Chi menjelaskan mengenai barang-barang yang sudah terkumpul di Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi PIK. Adenan berharap para perawat akan lebih bijak dalam menggunakan barang-barang yang akan dibeli.
Adenan menyambut 61 orang perawat TCH di depan Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi PIK.
Adenan Hasan, relawan Tzu Chi yang mendampingi para perawat TCH mengatakan pemilahan sampah di depo ini hanya sampah anorganik dan dipilah sesuai dengan jenisnya.
“Sampah anorganik sulit terurai secara alami dan membutuhkan penanganan di tempat khusus. Beberapa sampah yang termasuk dalam kategori sampah anorganik ini seperti plastik, botol plastik dan kaleng minuman, styrofoam, produk elektronik, kabel-kabel, logam, kaca,” jelas Adenan.
Para perawat yang hadir saat itu memilah botol-botol plastik sesuai warna dan melepaskan lebel dan tutup botol. “Botol-botol plastik ini dipilah sesuai warna dan jenis plastiknya, lalu dipadatkan,” ujar Adenan.
Adenan berharap dengan mengikuti pedoman pelestarian lingkungan Tzu Chi, para perawat dan staf TCH bisa memulai dengan membeli barang-barang yang bisa dipakai berkali-kali. Bisa juga dengan menggunakan barang-barang hasil daur ulang. “Mulailah sekarang kita membeli barang-barang yang bisa dipakai dalam jangka panjang, hal ini dapat mengurangi limbah yang belum terolah dan mendukung pelestarian lingkungan Tzu Chi,” tutup Adenan.
Editor: Erli Tan