Pola Hidup Baru di Kenormalan Baru

Jurnalis : Erli Tan, Fotografer : Erli Tan


Sebanyak 323 peserta mengikuti Tzu Chi Talks yang berlangsung online melalui ZOOM, Facebook, dan Instagram Tzu Chi Indonesia.

Menghadapi era kenormalan baru ini, kita semua mesti beradaptasi dengan situasi ini dan menerapkan kebiasaan baru. Membuka sesi Tzu Chi Talk yang berlangsung pada Sabtu, 18 Juli 2020, Andry Zulman selaku moderator menyebutkan bahwa New Normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan wabah Covid-19.

Gaya hidup kenormalan baru ini mencakup kebiasaan cuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, tidak berkumpul atau berkerumun, dan satu hal lagi yang juga sangat penting adalah menjaga imunitas tubuh melalui asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh kita.

Shelly Widjaja sebagai narasumber Tzu Chi Talk kali ini menyebutkan bahwa pola makan non-daging atau vegetarian semakin banyak diadaptasi oleh masyarakat sejak pandemi Covid-19. Shelly Widjaja adalah relawan Komite Tzu Chi yang sudah bervegetaris sejak 10 tahun lalu. Meski bukan pakar di bidang ahli gizi maupun kesehatan, namun dari pengalaman dan pengetahuannya ia berharap dapat mengajak lebh banyak orang lagi untuk menjalani pola hidup vegetarian atau vegan.


Andry Zulman selaku moderator menyebutkan bahwa New Normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan wabah Covid-19.

“Saya sudah vegetarian hampir 10 tahun, saya merasakan sekali, besar sekali manfaatnya,“ kata Shelly. Ia pun kemudian memutar beberapa video yang memperlihatkan besarnya benefit jika seseorang bervegetaris.

Beberapa hal positif dan fakta yang disebutkan para pakar dalam video-video itu adalah:

  1. WHO menyatakan sejak 1970, sekitar 75% penyakit menular berasal dari hewan.
  2. Susunan gigi dan sistem pencernaan manusia lebih mirip dengan hewan herbivora, bukan karnivora.
  3. Untuk mencerna daging, organ pencernaan harus mengeluarkan ekstraenzim. Hal ini akan melemahkan dan memperburuk siklus kerja organ tubuh.
  4. Tidak makan daging tidak mungkin lemas, karena sumber utama tenaga adalah karbohidrat dan itu tidak ada di daging.
  5. Protein tertinggi bukan pada produk hewani. Jumlah protein telur 12-13 %, daging 9-21 %, ikan 16-23%, tapi di kedelai sebesar 34%.
  6. Kalsium tertinggi juga bukan pada produk hewani. Jumlah kalsium per 100 gr daging kambing adalah 11 mg, daging ayam 14 mg, daging sapi 11 mg, tapi di tempe sebesar 129 mg.
  7. Zat besi tertinggi ada di bayam, yaitu 12,3 mg per 100 gr, sedangkan daging sapi hanya 2,8 mg, ayam 1,5 mg, dan kambing 1 mg.
  8. Banyak atlet dan olahragawan tingkat dunia ternyata mengadaptasi pola makan nabati. Mereka mengaku dengan diet nabati dapat mempercepat pemulihan maupun meningkatkan ketahanan dan kekuatan tubuh mereka.
  9. Peternakan memiliki efek langsung terhadap pemanasan global, karena sapi misalnya, membutuhkan 68-91 liter air minum per hari, sedangkan manusia hanya butuh 2,7-3,7 liter per hari.
  10. Kotoran sapi menghasilkan gas metana yang 23 kali lebih panas dari CO2. Gas rumah kaca dari sektor pertanian mencapai 21% setiap tahunnya di dunia.


Shelly Widjaja berharap dari pengalaman dan pengetahuannya ia dapat mengajak lebh banyak orang untuk menjalani pola hidup vegetarian atau vegan.

Selain banyaknya keuntungan, Shelly yang aktif di kerelawanan Tzu Chi ini bervegetaris juga karena mendengar himbauan dari Master Cheng Yen, pendiri Tzu Chi. “Saya mendengar Master Cheng Yen menghimbau, katanya bumi semakin rusak, bumi sedang sakit, untuk menyelamatkan bumi satu-satunya cara adalah dengan bervegetaris,” kata Shelly, “kita punya rumah kalo rusak kita perbaiki, padahal rumah kita ada di mana, di atas bumi, kalo bumi rusak bagaimana? Jadi saya bayangi ini, saya langsung vegetarian. Menyelamatkan bumi itu harus mulai dari saya, dia, kamu dan semua orang.”

Shelly juga menyebutkan bahwa sekarang ini selain jantung, pembunuh paling besar adalah kanker. Sel kanker itu hidup subur dalam kondisi tubuh acidic (asam), dan acidic itu datang dari gula dan daging-dagingan.

Zaman dulu orang juga makan daging, tapi tidak banyak kasus kanker seperti saat ini. Menurut Shelly, hewan-hewan zaman dulu beda dengan sekarang. Zaman dulu hewan-hewan hidup bebas di habitatnya. Tapi zaman sekarang hewan-hewan itu dikurung sepanjang hidupnya, sehingga cenderung stres, takut, dan perasaan negatif lainnya sehingga meningkatkan acidic dalam tubuhnya.


Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), setiap satu detik terdapat 2.443 hewan yang dibunuh untuk menjadi makanan manusia.

“Mereka dipaksa lahir, dipaksa hidup, dipaksa melahirkan, dipaksa mati, semua tidak alamiah. Dan bayangkan saat mereka di rumah potong hendak dibunuh, melihat langsung teman mereka dibunuh, pasti takut, dendam, dan dalam kondisi itu mereka dibunuh, kondisi yang sangat asam, dan dagingnya kita makan. Bayangin!” kata Shelly sambil menyentuh dahinya merasa tidak tega. “Demi mulut kita yang hanya sejengkal ini. Kalo kita tidak makan, mereka tidak akan diternak, tidak akan begitu banyak,” ucapnya kepada 323 partisipan yang mengikuti Tzu Chi Talk ini melalui ZOOM, Youtube, Facebook, dan Instagram.

Ia pun ingat dengan perkataan Master Cheng Yen, yaitu, “Kita hendaknya mengurangi keinginan dan keserakahan hingga titik nol, kemudian meningkatkan cinta kasih kita hingga bisa merangkul bumi ini.”

“Vegetarian tidak sulit, itu hanya nafsu keinginan yang tidak bisa hilang. Coba bayangkan sepotong daging ayam di depan kita, enak engga? Engga enak, karena yang enak itu kan bumbunya.” Shelly juga memperlihatkan bahwa banyak tokoh dunia atau artis yang sudah mengadaptasi pola makan nabati, seperti Barack Obama, Leonardo Dicaprio, Mother Teresa, Bill Gates, Brad Pitt, Andy Lau, Jacky Cheung, dll.

“Memang menjadi vegetarian adalah pilihan. Pilihan saya menjadi seorang vegetaris adalah pilihan yang paling tepat yang pernah saya ambil dalam hidup ini. Buat yang muda, ayolah, apalagi di pandemi ini menjadi seorang vegetaris adalah pilihan yang tepat dan terbaik,” tegas Shelly.

 

Tzu Chi Talk ini juga mengangkat isu pemanasan global yang dipicu oleh maraknya peternakan, yang semata-mata hanya untuk memenuhi keinginan sesaat mulut manusia.

Shelly menghimbau semua orang untuk menjalani pola hidup vegetarian, atau setidaknya mulailah mengurangi konsumsi daging. “Dan pada dasarnya sebenarnya pola konsumsi vegetaris adalah pola yang sangat dekat dengan masyarakat Indonesia. Karena makanan tradisional kita banyak berbahan dasar sayuran, seperti karedok, gado-gado, pecel, sayur asem, sayur lodeh dan banyak lagi,” katanya.

“Saya berharap semoga pola makan vegetarian ini bisa kita terapkan, karena keuntungannya banyak loh, mulai dari menjaga kesehatan diri, menjaga lingkungan, mengembangkan cinta kasih, dan juga menjaga kantong kita. Ini lifestyle baru yang mungkin harus mulai kita pikirkan untuk diterapkan,” ucap Shelly menutup sesi.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -