Praktik Langsung Pelestarian Lingkungan

Jurnalis : Julin (Tzu Chi Medan), Fotografer : Robby Mulia Halim, Kamin (Tzu Chi Medan)

Keseruan murid-murid mencari 10 barang-barang bekas, yang merupakan bagian dari games.
 

Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Medan mendapat kunjungan dari murid-murid Sunday Dhamma Class Vihara Dhammadayada, Minggu 8 September 2024. Mereka hendak belajar tentang misi pelestarian lingkungan dengan praktik langsung pemilahan barang-barang daur ulang.

Sani Husiana, selaku koordinator juga menjelaskan kepada murid-murid tentang konsep 5 R dalam pelestarian lingkungan yaitu; Rethink (menimbang ulang) apakah sebuah barang sebelum kita beli merupakan sebuah kebutuhan atau hanya sekedar keinginan sesaat. Lalu ada Reduce (mengurangi), bahwa kita bisa menghindari barang sekali pakai agar tidak boros, sebagai contoh selalu membawa tas ramah lingkungan saat belanja di pasar, hindari pemakaian bahan styrofoam karena sulit hancur, begitu pula halnya dengan sumpit yang disediakan di rumah makan bersifat tidak higienis.

Murid-murid praktik langsung bagaimana memilah sampah daur ulang.

Kemudian ada Reuse (memakai kembali), tujuannya untuk memperpanjang usia dari barang. Contohnya pemakaian kertas yang digunakan untuk menulis atau cetak, disarankan untuk gunakan bolak-balik yakni 2 sisi. Lalu ada Repair (memperbaiki), tujuannya juga sama, bisa memperpanjang usia dari barang yang kita pakai, contoh sepatu jika rusak sedikit masih dapat dijahit untuk dipakai kembali. Yang terakhir Recycle (daur ulang), disinilah sampah-sampah yang terkumpul dilakukan pemilahan berdasarkan tipenya.

“Pelestarian lingkungan dimulai dari diri sendiri, karena itu kita sepantasnya berpikir dengan bijaksana sebelum memutuskan untuk membeli sebuah barang agar tidak menumpuk menjadi sampah di lingkungan kita. Sampah organik dan anorganik yang tercampur akan menghasilkan gas metana (CH4), yang bisa membahayakan bagi lingkungan, dan inilah penyebab terbesar Global Warming”, ujar Sani Husiana.

Para relawan mengenalkan lagu isyarat tangan berjudul Dunia yang Bersih.

Acara diselingi dengan games yang mengajak para murid Wihara Dhammadayada mencari 10 macam barang yang sudah menjadi sampah, untuk menilai apakah mereka menyimak maupun memahami topik pembicaraan. Seru sekali! dari tiga kelompok yang dibentuk, ternyata ada satu kelompok yang benar-benar memahaminya, itulah yang menjadi pemenang dari games.

Selain games, acara juga diisi dengan pertunjukan isyarat tangan (shou yu) dengan lagu yang berjudul “Dunia yang Bersih” oleh para relawan dengan mengajak para peserta memperagakan bersama.

Siti Choo memberikan pesan cinta kasih tentang pentingnya melakukan kegiatan pelestarian lingkungan.

Di akhir acara, sebagai pesan cinta kasih dari Siti Choo, relawan komite sekaligus sebagai Ketua Hu Ai Perintis menjelaskan tentang cairan Eco Enzyme yang sangat bermanfaat dalam pelestarian lingkungan.

“Hal-hal yang walau dirasa kecil yang kita lakukan bisa melukai bumi, contohnya sewaktu memesan makanan jangan berlebihan karena jika tidak habis maka akan dibuang ke tong sampah. Selain itu jangan memakai kantong plastik pada saat berbelanja, bawalah kantong belanja yang ramah lingkungan, dan kebiasaan baik lainnya yaitu bersepeda ke tempat kerja yang dekat, memakai sapu tangan dari kain daripada memakai tisu yang bisa menghabiskan sumber daya alam.” Terang Siti.

Vihara Dhammadayada memberikan penghargaan kepada Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Medan.


Sugio Tjandra, founder Sunday School yang didirikan tahun 2016, kemudian berubah menjadi Sunday Dhamma berterima kasih karena sudah diberi kesempatan berkunjung sambil mengajak para murid belajar tentang pelestarian lingkungan.“Global Warming sudah menjadi isu yang kritis, jadi marilah kita melestarikan lingkungan yang dimulai dari diri sendiri,” kata Sugio.

Demikian juga Sriyuni, guru atau fasilitator yang sangat senang anak didiknya dapat belajar langsung praktik pelestarian lingkungan. “Anak-anak perlu distimulasi yaitu melihat langsung, mendengar langsung dan memegang langsung contoh dari sampah, bukan hanya sekedar teori saja, karena pengalaman adalah warisan yang tak ternilai harganya.” Sriyuni berharapanak-anak  semakin dapat menyebarkan kebaikan ini yaitu melakukan pemilahan sampah yang dimulai dari diri sendiri, demi tetap menjaga kelangsungan hidup dari bumi yang kita diami ini.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Tzu Chi Lampung Aktif Mengadakan Donor Darah dan Menyelamatkan Bumi

Tzu Chi Lampung Aktif Mengadakan Donor Darah dan Menyelamatkan Bumi

29 Oktober 2024

Satu Hari Dua Kebajikan. Sebanyak 21 relawan mengadakan kegiatan pelestarian lingkungan (pemilahan barang-barang daur ulang) dan donor darah di Kantor Tzu Chi Lampung.

Siapapun Mampu Menjelaskan Tentang Pelestarian Lingkungan

Siapapun Mampu Menjelaskan Tentang Pelestarian Lingkungan

27 Juli 2019
Sebenarnya, memberikan penjelasan tentang pelestarian lingkungan sangatlah mudah. Semua relawan Tzu Chi dapat melakukannya. Itulah yang ditekankan Chen Zhelin, relawan Tzu Chi Taiwan yang jadi pembicara pada Pelatihan Relawan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Indonesia yang digelar kemarin, Jumat, 26 Juli 2019. 
Bersumbangsih Untuk Menjaga Kelestarian Alam

Bersumbangsih Untuk Menjaga Kelestarian Alam

25 September 2018

Pemilahan sampah daur ulang di halaman Aula Jing Si Tzu Chi Bandung merangkul berbagai kalangan untuk ikut bergabung. Kali ini, Minggu 23 September 2018, pemilahan sampah daur ulang juga diikuti oleh para karyawan dari PT Gistex.

Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -