Prinsip Tzu Chi Jadi Bekal Bagi SDM PT Summarecon Agung

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari
Agus Hartono Head of Corporate Culture and Social Responsibility PT. Summarecon Agung sekaligus relawan Komite Tzu Chi memperkenalkan dan menjelaskan berbagai hal tentang Tzu Chi kepada 19 karyawan PT Summarecon Agung Tbk yang tergabung dalam Officer Development Program.

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menerima kunjungan dari 19 karyawan PT Summarecon Agung Tbk yang tergabung dalam Officer Development Program (ODP), Selasa, 8 Oktober 2024. Dalam kunjungan itu, 10 karyawan yang tengah dalam proses internalisasi, diperkenalkan dengan nilai serta budaya perusahaan, yakni CARING (Commitment, Agility, Care, Integrity, Collaboration, Gratitude) dengan cara melihat dan merasakan sendiri melalui kunjungannya ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Agus Hartono Head of Corporate Culture and Social Responsibility PT. Summarecon menjelaskan bahwa nilai tersebut dirasa sangat penting untuk ditanamkan dalam diri karyawan, pasalnya PT. Summarecon Agung Tbk ingin memastikan value yang diusung oleh para pimpinan bisa turun temurun dan dijalankan oleh para karyawan.

CARING value itu adalah bagaimana sebagai seorang profesional, kita masih bisa memiliki nilai-nilai kemanusiaan, jadi ketika bekerja di perusahaan itu menjadi karyawan profesional, bertanggung jawab memberi yang terbaik untuk masyarakat. Untuk itu perlu ada nilai, dan nilai-nilai inilah (yang perlu) diwariskan,” papar Agus Hartono.

Rombongan PT. Summarecon Agung berkeliling Aula Jing Si, mulai dari ruang Exhibition Hall, hingga Jiang Jing Tang lantai 4 Aula Jing Si. Agus Hartono menjelaskan budaya pemberian bantuan di Tzu Chi yang penuh rasa saling menghormati.

Sedangkan Tzu Chi yang telah lama menjadi mitra Summarecon, mempunyai misi yang sejalan. Menurut Agus, perusahaan ingin para karyawan baru ini pun mengenal Tzu Chi yang sudah terkenal menjadi wadah pelatihan diri dengan berbagai prinsip juga penerapan nilai syukur, juga mengembangkan cinta kasih.

“Jalinan jodoh Tzu Chi bersama Summarecon sangat erat, terutama dalam program celengan bambu. Bahkan Ibu Liliawari Rahardjo, pimpinan Summarecon yang juga relawan Komite Tzu Chi menyatakan secara langsung bahwa 3 prinsip utama di Tzu Chi (bersyukur, menghormati, cinta kasih) itu dibawa dalam perusahaan,” jelas Agus.

Lebih lanjut Agus memaparkan, dari 3 prinsip tersebut semua sejalan dengan Summarecon. Dimana sebagai insan Summarecon perlu terus bersyukur terhadap berkah yang mereka dapat dan cara menghargai berkah tersebut adalah bagaimana menanam berkah kembali. Sedangkan prinsip menghormati harus diterapkan kepada sesama rekan kerja, masyarakat, pelanggan, serta mitra Summarecon yang mana seluruhnya dilandaskan pada cinta kasih universal.

“Hal tersebut sangat sejalan dengan tujuan Summarecon, yaitu menciptakan dunia yang indah, dan kehidupan yang indah,” tegas Agus.

Dalam kunjungan ini, Sekretariat Yayasan Buddha Tzu Chi mempersilakan rombongan untuk berkeliling Aula Jing Si, mulai dari ruang Exhibition Hall, hingga Jiang Jing Tang lantai 4 Aula Jing Si. Kunjungan ini pun dilengkapi dengan praktik daur ulang di Depo Pendididikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi PIK. Agus yang juga merupakan relawan Komite Tzu Chi menjelaskan dengan detil tiap gambar di sudut Aula Jing Si kepada para karyawan baru.

Fransisca Theresia (depan, ketiga dari kiri) senang sekaligus antusias bisa berkunjung dan masuk langsung ke Aula Jing Si. Sebelumnya ia mengenal Tzu Chi dari orang tuanya yang menjadi donatur celengan bambu dan kerap menonton DAAI TV di rumahnya.

“Tzu Chi ternyata selain gede banget, juga bagus banget,” kata Fransisca Theresia yang baru bergabung bersama Summarecon. “Banyak pelajaran yang bisa diambil dalam setiap sudutnya. Banyak pengalaman relawan dari berbagai misi Tzu Chi dan berbagai programnya yang menginspirasi. Yang pasti dan semakin bikin bagus karena banyak quotes, kata perenungan tentang menjalani kehidupan sehari-hari. Dan itu sangat memotivasi,” lanjutnya.

Karyawan Summarecon di bagian marketing ini juga merasa bersemangat karena pertama kali melakukan praktik pilah sampah di depo. Bersama temannya, ia memisahkan botol plastik kemasan air minum dengan tutup dan labelnya. Walaupun terkesan sederhana, ia sadar bahwa apabila konsisten dan massive dilakukan, aksi ini bisa menjadi aksi cinta lingkungan yang betul-betul membantu Bumi.

“Seru ya karena dilakukan rame-rame, makanya ya ke depannya pasti akan semakin teredukasi untuk ikut cinta lingkungan juga karena Summarecon dan Tzu Chi kan sangat terhubung,” kata Sisca antusias. “Sejauh ini sih usaha cinta lingkungan dengan pakai eco bag, pakai botol isi ulang, tumblr. Baru sesederhana ini sih. Semoga ke depannya bisa membantu mengurangi produksi sampah, terutama sampah plastik dan semoga teman-teman juga bisa menerapkan nilai itu dan bisa membantu dengan tulus,” lanjutnya.

Karyawan Summarecon merasa antusias dan bersemangat karena pertama kali melakukan praktik pilah sampah di Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi PIK, Jakarta Utara.

Ke depannya, Sisca pun tak menolak apabila ada kegiatan kerelawanan yang mengikutsertakan karyawan. Ia mengaku dengan senang hati ingin ikut serta. “Tentu nggak keberatan, karena bisa menjadi satu pengalaman baru dalam merasakan dan melihat kondisi masyarakat. Semoga saya bisa membantu,” kata Sisca.

Sejak tahun 2013 lalu, Summarecon bersama Tzu Chi telah bekerja sama dalam aksi celengan bambu yang kala itu bernama SMAT (Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi). Nama ‘Celengan kasih’ kemudian mereka sematkan dalam celengan bambu yang lalu mereka bagikan kepada seluruh karyawan juga tenant Summarecon. Saat ini setiap dua bulan sekali, aksi tuang celengan terus mereka lakukan.

Tak hanya aksi donasi dari celengan bambu, tapi ada pula kegiatan lain. Setiap pekan ketiga di setiap bulannya, para karyawan turut serta menjadi Relawan Summarecon Peduli ikut dalam kegiatan pelestarian lingkungan bekerja sama dengan relawan Tzu Chi Komunitas setempat (wilayah Serpong, Jakarta, Bekasi, dan Bandung). Mereka juga aktif mendukung Tzu Chi membantu pada saat terjadi bencana alam dan menyalurkan barang bantuan.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Kisah Si Kura-kura dan Si Ayam

Kisah Si Kura-kura dan Si Ayam

23 Maret 2015 Sindhu berbagi cerita singkat mengenai Kura-kura dan Ayam yang ia kutip dari khotbah salah satu pendeta di gerejanya. “Kura-kura kalau bertelur, dia nggak banyak suara. Beda sama Ayam. Kalau ayam, bertelur cuma satu juga sudah berisik minta ampun. Nah, Tzu Chi itu seperti Kura-kura," ucap Sindhu.
Prinsip Tzu Chi Jadi Bekal Bagi SDM PT Summarecon Agung

Prinsip Tzu Chi Jadi Bekal Bagi SDM PT Summarecon Agung

09 Oktober 2024

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menerima kunjungan dari karyawan PT Summarecon Agung Tbk. Keduanya berbagi prinsip sebagai bekal dalam bekerja profesional dengan tetap mengedepankan nilai dan budaya perusahaan.

Bersyukur Bisa Membantu Orang Lain

Bersyukur Bisa Membantu Orang Lain

23 Juni 2015 Di dalam misi Amal Tzu Chi, relawan menganggap Gan En Hu dan anak asuh seperti keluarga sendiri. Di mana kita ikut merasakan secara batiniah permasalahan yang dihadapi dan membantu mereka untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada.
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -