Program Bebenah Kampung di Tanah Tinggi Hadirkan Rumah Layak Huni

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya

Lani Muliana, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat sedang mewawancarai Amir Amsyah calon penerima renovasi rumah. Relawan juga datang dan melihat langsung kondisi rumah setelah melakukan wawancara yang berlangsung di Kantor Pos RW 12, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat.

Belasan warga RW 12, Kelurahan Tanah Tinggi tak bisa menyembunyikan kebahagiaan saat berjalan menuju Kantor Pos RW 12 pada Minggu, 16 Maret 2025. Wajah mereka berseri-seri, penuh harapan untuk segera bisa masuk dalam Program Bebenah Kampung dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia karena rumah yang saat ini ditinggali jauh dari kata nyaman.

Pagi itu, 18 orang Kepala Keluarga (KK) diundang ke Kantor Pos RW 12 untuk mengikuti wawancara, melengkapi dokumen rumah, dan melakukan survei langsung ke lokasi guna pengukuran lahan bangunan yang akan direnovasi yang akan dimulai pada 14 April 2025 mendatang. Relawan Tzu Chi dengan penuh semangat melakukan wawancara dan survei rumah satu per satu, bertekad membantu masyarakat mendapatkan hunian yang layak.

Salah satu warga, Agustini (53), datang tergesa-gesa ke Kantor Pos RW 12 dengan wajah berkeringat. Ia duduk menunggu namanya dipanggil oleh relawan Tzu Chi untuk wawancara, sambil membawa dokumen rumahnya jika dibutuhkan. Ia menceritakan bagaimana awalnya mengetahui Program Bebenah Kampung dari Yayasan Tzu Chi yang berlangsung di wilayahnya.

Para relawan satu per satu mewawancarai 18 kepala keluarga calon penerima renovasi rumah dari Tzu Chi. Pada wawancara ini relawan menanyakan kelengkapan surat-surat rumah dan dokumen lainnya yang pengerjaannya akan di mulai pada 14 April 2025.

Relawan Tzu Chi bersama tim proyek pembangunan sedang mensurvei rumah Agustini yang berada di gang sempit (kiri). Relawan Tzu Chi melewati lorong-lorong sempit untuk survei dan sekaligus pembagian kupon paket sembako (kanan).   

Agustini memberanikan diri bertanya kepada Ketua RW 12 tentang program ini. Ketua RW menyarankan agar ia melengkapi dokumen rumah dan menyerahkannya ke Kecamatan Johar Baru. Setelah menunggu beberapa bulan, rumah Agustini akhirnya masuk dalam daftar penerima bantuan renovasi dari Tzu Chi dan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) RI.

"Ya, awalnya saya dengar dari tetangga, saya tanyakan lagi apakah benar. Ternyata benar ada bantuan, senangnya luar biasa. Saya berharap rumah saya bisa direnovasi kembali," ucap Agustini dengan mata berkaca-kaca.

Agustini menjelaskan bahwa rumahnya berukuran 12 m² dan terdiri dari dua lantai. Saat relawan melihat langsung kondisinya, mereka mendapati rumahnya berada di gang sempit, dengan hanya tembok di sisi kiri dan kanan, berstruktur kayu yang sudah keropos dengan atap yang bocor. Saat hujan turun di malam hari, lantai menjadi rembes dan bocor di banyak tempat yang membuat keluarga ini selalu khawatir.

Selain itu, rumah Agustini tidak memiliki fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK), sehingga keluarganya harus menggunakan MCK umum di luar rumah. Lantai atas rumah terbuat dari bilik kayu dan beratap seng, yang digunakan untuk anak dan cucunya yang kini sudah besar. Namun, Agustini semakin khawatir karena kondisi lantai yang mulai rapuh. "Takutnya kejeblos ke bawah karena kayunya sudah keropos," tuturnya.

Lani dan Suryani, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat bersama tim proyek pembangunan Tzu Chi datang ke rumah Amir dan berbincang langsung dengan Julianti anak dari Amir yang menjadi tulang punggung keluarga.

Warga lain yang juga mendapat bantuan adalah Amir Amsyah (66), yang mengandalkan penghasilan anak perempuannya, Julianti (30), seorang janda dengan satu anak. Julianti bekerja sebagai pramu kantor di perusahaan swasta dan juga berjualan nasi bakar di tempat kerjanya. "Selain bekerja, saya juga berjualan nasi bakar yang saya ambil dari sekitar sini. Lumayan buat tambahan uang jajan anak," ujar Julianti.

Berbeda dengan Agustini, rumah Amir Amsyah mengalami kebocoran parah setiap kali hujan turun. Rumah dengan luas 30 m² yang juga berada gang sempit ini dihuni dua keluarga dengan total tujuh orang. Ketika relawan Tzu Chi datang berkunjung, Julianti sedang melipat-lipat pakaian di ruang tamu berukuran 3x3 m² yang terasa sesak dengan berbagai perabot rumah tangga.

"Rumah kami memang sudah sangat tidak layak huni. Untuk membangun sendiri dengan penghasilan seperti ini, rasanya tidak mungkin," ucap Julianti yang berjuang menghidupi anak dan orang tua seorang diri.

Lani Muliana dan Suryani, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat, berkesempatan mengunjungi rumah Amir dan beberapa warga lainnya. Mereka menyaksikan langsung bahwa kondisi rumah-rumah warga yang disurvei memang sangat tidak layak huni. "Keadaan rumahnya memang sangat memprihatinkan. Kalau hujan pasti banjir dan mereka rata-rata tidak punya kamar mandi sendiri," ujar Lani.

Lani mensurvei tiga keluarga yang masuk dalam Program Bebenah Kampung Tzu Chi. Menurut Lani, kegiatan Tzu Chi sekaligus menjadi pelatihan diri bagi para relawan. "Contohnya seperti saat membagikan kupon sembako, ada beberapa nama yang tidak terdaftar di list. Kami harus dengan sabar menjelaskan bahwa data ini diperoleh dari RT dan RW masing-masing bukan kita yang menentukan," jelas Lani.

Lani juga menekankan bahwa Program Bebenah Kampung Tzu Chi ini sangat membantu warga yang tinggal di rumah tidak sehat. Mayoritas penerima manfaat adalah keluarga prasejahtera. Ia pun berharap rumah-rumah yang telah direnovasi kedepannya bisa dirawat dengan baik. "Harapan kami, mereka bisa tinggal dengan nyaman dan merawat rumahnya agar tetap bersih. Jadi, usaha yang dilakukan Tzu Chi ini tidak sia-sia," tutur Lani.

Sebelum melaksanakan wawancara warga calon penerima bantuan Program Bebenah Kampung Tzu Chi, relawan juga membagikan kupon paket sembako menyambut Hari Raya Idul Fitri untuk 11 RT di wilayah RW 12 ,Kelurahan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat.

Program Bebenah Kampung yang dijalankan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bertujuan memutus mata rantai kemiskinan. Di Kecamatan Johar Baru, program ini telah memasuki tahap kedua. Pada tahap pertama, program ini dikenal dengan konsep rumah Konsolidasi Tanah Vertikal (KTV) yang berada di Kelurahan Tanah Tinggi. Di Jakarta Pusat, khususnya Kecamatan Johar Baru, program ini tengah berjalan di beberapa RW dan sasarannya adalah warga kurang mampu yang menghuni rumah tidak layak huni.

Program Bebenah Kampung Tzu Chi berfokus pada daerah padat penduduk perkotaan. Program ini disambut positif karena pengerjaannya selalu melibatkan pemerintah DKI Jakarta dan TNI -Polri. Pada Program Bebenah Kampung tahap ke-2 ini, Tzu Chi besinergi dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) RI, Pemda DKI, TNI-Polri, KADIN, serta para donatur. Sinergi ini tidak hanya membantu warga mendapatkan rumah layak huni, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya gotong royong dan kebersamaan.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Kemurahan Hati Eta Zulkifli, Ikhlas Berbagi Tanah untuk Terwujudnya Rumah Bersama

Kemurahan Hati Eta Zulkifli, Ikhlas Berbagi Tanah untuk Terwujudnya Rumah Bersama

01 Oktober 2024

Eta Zulkifli mengikhlaskan tanahnya dan berbagi lahan dengan para tetangga yang luas tanahnya lebih kecil. Kini 11 KK tersebut tinggal dengan luas unit yang sama, 18 meter persegi.

Membangun Harapan, Renovasi Rumah Layak Huni untuk Warga di Tanah Tinggi

Membangun Harapan, Renovasi Rumah Layak Huni untuk Warga di Tanah Tinggi

14 Maret 2025

Program 500 Layak Huni ini tidak hanya bakal meningkatkan kualitas dan kesejahteraan warga penerima, tetapi juga memperkuat solidaritas dan kepedulian sosial di masyarakat. 

Harmoni di Tanah Tinggi, Urun Rembuk Warga Bersama Tzu Chi dan Menteri Maruarar

Harmoni di Tanah Tinggi, Urun Rembuk Warga Bersama Tzu Chi dan Menteri Maruarar

10 Maret 2025

Urun rembuk warga terkait Program 500 Rumah Layak Huni yang dipandu Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman ini berlangsung dalam suasana hangat.

The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -