Relawan Tzu Chi, karyawan Tzu Chi Hospital, dan siswa dari Tzu Chi School membantu proses pembongkaran serentak 10 rumah yang mendapatkan bantuan bedah rumah dalam Program Bebenah Kampung Tzu Chi tahap ke-4 di wilayah RW 04, Kelurahan Kamal Muara.
Program Bebenah Kampung Tzu Chi di wilayah Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara telah memasuki tahap yang ke-4. Kali ini, sebanyak 10 rumah yang telah memenuhi persyaratan bedah rumah mulai dibongkar pada Minggu, 29 Oktober 2023. Kegiatan proses pembongkaran rumah ini juga diikuti oleh relawan Tzu Chi, karyawan Tzu Chi Hospital, dan siswa dari Tzu Chi School yang jumlahnya 93 orang.
Sebelum pembongkaran, relawan melakukan briefing terlebih dahulu di Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara pada pagi harinya. Setelah selesai pembagian kelompok dan tugas, rombongan pun segera bertolak menuju wilayah Kelurahan Kamal Muara tepatnya ke wilayah RW 04 untuk mengikuti proses pembongkaran 10 rumah tersebut. Setibanya di lokasi tepatnya di depan Kantor RW 04, Kamal Muara, rombongan dengan dibantu oleh petugas PPSU dari Kelurahan Kamal Muara mulai diarahkan untuk membongkar rumah-rumah penerima bantuan secara serentak di RT 01, 02, 04, 08, dan 09.
Setelah tiba di Kamal Muara, relawan berbaris rapi menuju ke rumah-rumah para penerima bantuan bedah rumah dari Tzu Chi untuk melakukan proses pembongkaran.
Meghan Angelina C, siswi kelas 12 di Tzu Chi School ikut membantu proses pembongkaran rumah milik Kaharudin di RT 04/04, Kamal Muara.
Salah satu peserta yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembongkaran rumah ini adalah Meghan Angelina C (17), siswi kelas 12 di Tzu Chi School. Walaupun cuaca panas, ia tetap bersemangat bersama dengan beberapa relawan Tzu Chi dan siswa Tzu Chi School lainnya untuk ikut membantu membongkar rumah milik salah satu warga penerima bantuan yaitu bapak Kaharudin di RT 04/04, Kamal Muara.
Dengan penuh kehati-hatian, Meghan melangkah masuk ke dalam rumah yang hampir 90 % terbuat dari kayu. Ia pun membantu sebisanya seperti mengangkat material yang kecil untuk dikeluarkan dari dalam rumah. “Bersyukur, setidaknya bisa membantu dan menjadi pengalaman. Saya harap nantinya jika rumahnya sudah selesai dibangun Tzu Chi mereka bisa hidup lebih sehat dan bahagia terutama anak-anaknya,” ungkap Meghan.
Sukacita dalam pembongkaran rumah kali ini juga dirasakan karyawan Tzu Chi Hospital yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Walaupun merasa lelah dan panas, Rofi Farihanudin (25) karyawan bagian laboratorium di Tzu Chi Hospital terlihat tetap bersemangat ikut membantu membongkar rumah milik ibu Rosminah di RT 08/04, Kamal Muara.
Dengan dibantu petugas PPSU Kelurahan Kamal Muara, relawan Tzu Chi mencopot salah satu bagian dinding rumah warga penerima bantuan yang terbuat dari anyaman bambu.
Rofi Farihanudin (depan), karyawan bagian laboratorium di Tzu Chi Hospital bersama rekannya sedang memindahkan penahan dinding yang terbuat dari bambu ada saat pembongkaran rumah milik ibu Rosminah di RT 08/04, Kamal Muara.
Bersama dengan petugas PPSU Kamal Muara, Rofi ikut membongkar salah satu dinding rumah ibu Rosminah yang terbuat dari anyaman bambu. “Senang, ini pengalaman pertama. Biasanya cuma mendapat cerita kalau Tzu Chi membantu itu begini, begitu. Sekarang ikut terjun langsung dan rasanya itu kita berguna untuk orang lain,” ucap Rofi. “Melihat rumahnya ya tidak layak huni, di bawahnya ada selokan, pas kita bongkar itu banyak tikus, kecoa pada keluar,” tambahnya.
Rofi pun berharap dengan dimulainya proses pembongkaran rumah ini menjadi sebuah awal bagi para penghuninya untuk mendapatkan hunian yang lebih layak, bersih, dan sehat kedepannya. “Semoga yang menempatinya nanti senang karena mendapat bantuan dari Tzu Chi. Rumahnya kalau sudah selesai nanti berguna untuk kedepannya supaya meningkat kualitas hidup dan kesehatannya,” ungkap Rofi.
Di balik Kesedihan Ada Kebahagiaan
Hari itu, Murni (69) duduk termenung memandangi rumah usangnya dari kejauhan. Ia melihat relawan Tzu Chi, karyawan Tzu Chi Hospital, siswa Tzu Chi School yang dibantu petugas PPSU Kelurahan Kamal Muara membongkar rumahnya. Satu persatu juga kenangan-kenangan saat tinggal di rumahnya lamanya tersebut juga ikut terbongkar. Sesekali Murni mengusap matanya yang berkaca-kaca dengan jilbab orange-nya saat melihat relawan mengangkut material dari dalam rumahnya.
Murni saat masuk ke dalam rumahnya di sela-sela proses pembongkaran. Tampak kondisi di dalam rumah dengan rangkaian papan kayu dan bambu di bagian lantai dan dindingnya. Atapnya yang menggunakan asbes juga sering bocor saat hujan.
“Sedih, liat rumah dibongkar. Banyak kenangannya,” kata Murni singkat.
Rumah milik Murni yang terletak di wilayah RT 01/04, Kamal Muara ini strukturnya seperti rumah panggung karena dibawanya memiliki rongga dan sebagain besar juga terbuat dari kayu. Temboknya dari papan, sedangkan lantainya menggunakan papan yang bawahnya diperkuat dengan batang-batang bambu. Sedangkan atapnya sendiri dari asbes. Sudah sejak tahun 1981, Murni dan keluarga tinggal di rumah tersebut. Selama itu pula jika ada kerusakan di beberapa bagian rumah hanya ditambal dengan material seadanya.
Ketika hujan, banyak sekali air yang bocor dari atapnya. Bahkan kamar yang digunakan Murni untuk tidur juga tak luput dari tetesan air hujan. “Bocor dimana-mana, dikamar itu kalau sudah penuh baskomnya saya buang, penuh lagi, saya buang lagi, terus begitu. Kalau hujannya malam, sering nggak tidur sampai pagi,” ungkap Murni.
Rumah yang ditinggali Murni bersama anak, cucu, dan menantu ini juga sering dimasuki binatang seperti tikus, kecoa, dan serangga lainnya. Lebih parahnya binatang-binatang tersebut suka menggigit penghuninya. Murni pun sangat bersyukur mendapatkan bantuan bedah rumah dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia supaya tempat tinggalnya menjadi lebih layak.
“Biar sedih tapi ya senang, terima kasih banyak semuanya, dibangunin rumahnya, kalau saya dari mana ambil uang. Kita nggak ada apa-apanya, ehh dikasih sama Buddha Tzu Chi,” kata Murni.
Rudy Darwin, salah satu relawan Tzu Chi sedang membantu melepas kaca nako saat membongkar rumah milik Murni yang terletak di wilayah RT 01/04, Kelurahan Kamal Muara.
Para relawan yang membantu membongkar rumah milik Murni pun tampak bersemangat. Walaupun banyak sekali debu, panas, serta cuaca yang terik, mereka tetap bersungguh hati ikut membongkar satu persatu bagian rumah sebelum diratakan bangunannya. “Karena kita merasa ini sebuah berkah dan jalinan jodoh yang baik, walaupun panas terik tetap kita jalani bersama-sama untuk membantu sesama,” ungkap Rudy Darwin, salah satu relawan Tzu Chi.
Rudy Darwin juga menjelaskan tentang kondisi rumah milik Murni. Walapun tampak luar masih dapat digunakan tetapi di bagian dalam banyak sekali kondisi rumah yang harus diperbaiki dan tidak layak. “Kita saat ini di wilayah RT 01/04 dan kebetulan kita membantu untuk membongkar rumah milik ibu Haji Murni. Kondisinya kalau dari luar seperti masih cukup bagus ya, tetapi di bagian dalamnya sudah sangat kurang layak. Di sini kawasannya juga agak rendah, jadi ketika hujan atau air pasang itu kondisinya banyak genangan terutama di bawah rumah,” jelas Rudy Darwin.
Relawan Tzu Chi, karyawan Tzu Chi Hospital, siswa dari Tzu Chi School, bersama petugas PPSU Kelurahan Kamal Muara berdiri di depan rumah milik Murni setelah selesai membantu proses pembongkaran di dalam rumah.
Dengan dimulainya pembongkaran rumah penerima bantuan dalam Program Bebenah Kampung Tzu Chi tahap ke-4 di Kamal Muara, diharapkan menjadi awal yang baik untuk mewujudkan hunian yang layak, sehat, bersih di wilayah Kamal Muara.
“Kita berharap nantinya mereka bisa tinggal di rumah yang lebih layak dengan demikian anak cucu mereka bisa mendapat sanitasi yang lebih baik sehingga tumbuh dengan sehat kedepannya,” kata Rudy Darwin disela-sela kegiatan pembongkaran.
Editor: Metta Wulandari