Program Bedah Rumah Tahap 2 Kamal Muara: “Rumah Ini Mau Saya Tempati Seumur Hidup Saya”

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya

Muhamad sangat senang rumahnya bisa dibangun kembali oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Rumah Muhamad dulu atapnya sudah rapuh, selalu kebanjiran, dan lantai rumah lebih rendah dari jalan.


“Minggu ini adalah minggu yang ke empat saya bekerja membantu tukang yang sedang merenovasi rumah saya. Meskipun begitu, saya tetap semangat. Bekerja di bawah panasnya matahari. Yang membuat kulitku terbakar. Hitam, legam tak kuhiraukan lagi. Tetesan keringat, terus keluar membasahi seluruh tubuh saya. Seolah saya bermandikan keringat siang ini. Tapi, tak apalah,” kata Muhamad (60), salah seorang penerima bantuan bedah rumah Tzu Chi di Kamal Muara, Jakarta Utara.

Dengan semangat, tangan Muhamad semakin lihai mengaduk semen. Menambah sedikit air, kemudian mengaduknya kembali. Menuangkan adukan semen tersebut ke dalam ember. Lalu mengangkat ember -ember yang telah berisikan adukan semen. Kemudian menuangkan ke dalam ke wadah yang terbuat dari kayu yang di pakai tukang untuk menampung adukan semen.

Teksan, relawan Komite Tzu Chi dan penanggung jawab pembangunan bedah rumah di Kamal Muara dengan rutin mengunjungi pembangunan bedah rumah. Disela-sela kunjungannya Teksan selalu mensosialisasikan Tzu Chi kepada warga Kamal Muara.


Tukang bangunan sedang menyusun bata ringan membentuk tembok rumah, sementara Muhamad dengan senang hati bolak-balik mengambil adukan semen. Tanpa mengenal Lelah, pria yang sudah tak muda lagi ini ikut membantu tukang yang sedang membangun rumahnya seperti menyiapkan adukan pasir dan semen dan membawa adukan semen dan pasir untuk tukang karena keneknya hanya satu orang dan dua tukang.

“Saya kasihan kenek kalo sendirian, disini yang kerja dua tukang dan satu kenek,” ujar Muhamad. Dan lagi tukangnya senang kalo saya ikut bantu, lagi pula inikan untuk rumah saya sendiri,” lanjut Muhamad.

Teksan sedang mengontrol pembangunan rumah Muhamad yang sudah pada tahap pembangunan dinding rumah.


Muhamad (62), suami dari Kartini (70) warga kamal Muara ini dahulu kondisi rumahnya lebih rendah dari jalan dan selalu banjir jika hujan dan banjir rob datang. Kini, untuk sementara Muhamad dan Kartini menumpang di rumah sang kakak yang tak jauh dari rumahnya. Sementara rumahnya dalam proses pembangunan atau rehab.

Alhamdulillah, saya senang sekaligus bersyukur sekali dapat bantuan bedah rumah dari Buddha Tzu Chi. Mudah-mudahan nanti setelah diperbaiki kami sekeluarga merasa nyaman tinggal dirumah,” ungkap Muhamad.

Pria yang dulunya berprofesi sebagai anggota Hansip (Pertahanan Sipil) ini mengakui sebelumnya banyak bagian atap rumahnya yang sudah rapuh, banjir dan belum mampu untuk melakukan perbaikan dan meninggikan lantai rumah karena alasan ekonomi.

Muhamad membantu tukang yang sedang merenovasi rumahnya. Ia ikut membantu tukang yang sedang membangun rumahnya seperti menyiapkan adukan pasir dan semen.


Muhamad mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi karena rumahnya mau dibangun lagi. “Rumah ini mau saya tempati selama hidup saya, rumah ini nggak akan saya jual, karena ini rumah satu-satunya, saya kan punya anak cucu,” janji Muhamad.

Muhamad bekerja sebagai keamanan lingkungan di pelelangan ikan selama 16 tahun. Kini Muhamad sudah pensiun dan bekerja serabutan. Sementara Kartini (Istri) bekerja di Gedung Sekolah Islam yang berada tepat di sisi kiri rumahnya.

Muhamad juga berterima kasih kepada relawan Tzu Chi yang pada saat pembongkaran rumah juga ikut membantu. “Pada saat itu (bongkar rumah) cuaca hujan (relawan) pada ikut bantu nurunin genteng,” ungkap Muhamad.

Muhamad (62), dan Kartini (70) warga kamal Muara ini dahulu kondisi rumahnya rendah dari jalan dan selalu banjir jika hujan dan banjir rob datang.

Program bantuan rumah yang dijalankan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di Kamal Muara sudah pada tahap kedua. Sebelumnya pada tahap pertama sudah selesai dibangun 10 unit rumah dengan berbagai ukuran, sesuai dengan luas tanah dan jumlah jiwa dan berkonsep rumah yang sehat, bersih dan layak huni.

Pada tahap survei, para relawan Tzu Chi selalu di dampingi Ketua RT dan RW dari Kelurahan Kamal Muara. Termasuk rumah Muhamad yang dinyatakan rumahnya layak dibantu karena kondisinya yang sangat memprihatinkan dan tidak layak huni. Tentunya rumah warga yang dibantu adalah yang memenuhi syarat-syarat dokumen kepemilikan yang sah, seperti sertifikat rumah dan dokumen-dokumen lainnya.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Rumah Baru Nenek Aisyah

Rumah Baru Nenek Aisyah

19 November 2019

Aisyah  tinggal di rumah yang kurang layak huni. Program bedah rumah bagi Aisyah, warga Tipar Cakung, Jakarta Timur dimulai pada tanggal 23 September 2019. Kurang lebih 3 bulan kemudian (6/11/2019), para relawan berkumpul di rumah Aisyah untuk secara resmi menyerahkan kunci rumah baru bagi Aisyah sekeluarga.

Program Bedah Rumah Tzu Chi di Sukabumi Dimulai

Program Bedah Rumah Tzu Chi di Sukabumi Dimulai

08 Januari 2024
Tzu Chi Indonesia mulai menjalankan program bedah rumah di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Ada tiga unit rumah yang mulai dibangun kembali.  
Warga Kelurahan Bumi Menerima Kunci Rumah yang Selesai Dibangun

Warga Kelurahan Bumi Menerima Kunci Rumah yang Selesai Dibangun

05 September 2024

Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surakarta menyerahkan rumah yang telah selesai dibangun dalam Program Bebenah Kampung Kota Solo (Tahap ke-2) di Kel. Bumi, Kec. Laweyan, Surakarta.

Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -