Program Go Green untuk Pelestarian Lingkungan
Jurnalis : Elin Juwita (Tzu Chi Tebing Tinggi), Fotografer : Dok. Tzu Chi Tebing TinggiRelawan Tzu Chi Tebing Tinggi melakukan kegiatan go green untuk mengedukasi masyarakat bercocok tanam sistem hidroponik yang tidak butuhkan tanah ataupun lahan yang luas.
Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi sesungguhnya bukan sekedar tempat mengumpulkan barang daur ulang dan tempat pemilahan barang daur ulang saja, tetapi juga tempat mendidik dan membimbing masyarakat untuk tahu menyayangi bumi, menghargai sumber daya alam, dan hidup sederhana.
Oleh karena itu, relawan Tzu Chi Tebing Tinggi berupaya untuk melakukan program go green dengan menanam sayuran dengan teknik hidroponik dan organik di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Tebing Tinggi. Disamping tanaman tersebut berfungsi untuk penghijauan, juga bisa memberi manfaat, misalnya untuk dekorasi ruangan dalam setiap acara Tzu Chi.
Ide ini bermula dari tahun 2018 oleh salah seorang relawan Tzu Chi Tebing Tinggi yang mempunyai hobi menanam bunga dan sayur organik. Ia kemudian memotivasi relawan lain untuk melakukan penanaman sayuran. Awalnya relawan melakukan penanaman sayur dengan sistem organik di wadah (pot) dan polybag karena ruang terbuka di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Tebing Tinggi sudah ditutupi paving blok dan berfungi sebagai lapangan parkir. Disamping itu tanaman dalam polybag ini bisa dipindah-pindahkan apabila ada kegiatan yang harus dilakukan lokasi tersebut.
Wardi, PIC program go green di Tzu Chi Tebing Tinggi sedang memeriksa kondisi air yang dipakai sebagai media tanam untuk sistem hidroponik.
Kemudian timbul ide dari relawan tersebut untuk mencoba menanam sayur dengan sistem hidroponik yang mana selain bisa lebih hemat tempat, perawatan lebih praktis, serta gangguan hama lebih terkontrol. Jika ada tanaman yang mati, lebih mudah diganti dengan tanaman baru. Tanaman bisa tumbuh lebih cepat dengan lingkungan tetap bersih dan tidak banyak ditumbuhi rumput.
Kualitas tanaman juga lebih sehat karena tidak menggunakan pestisida atau pupuk kimia, sehingga tidak perlu membunuh makhluk hidup lainnya seperti hama. Masa penanaman bisa diatur, tidak tergantung musim atau iklim. Hasil panen bisa dipergunakan tim konsumsi sebagai menu tambahan untuk relawan pelestarian lingkungan ataupun disetiap kegiatan Tzu Chi Tebing Tinggi.
“Jadi kegiatan tersebut sangat memberi manfaat bagi Tzu Chi dan masyarakat, misalnya hasil panen sayur-sayuran bisa dijadikan konsumsi bagi relawan. Bisa juga menjadi tanaman hias untuk dekorasi saat ada kegiatan. Hal yang terpenting kita bisa menginspirasi banyak orang dengan mengedukasi mereka cara penanaman hidroponik yang bisa dilakukan masyarakat di tempat tinggal masing masing,” ungkap Wardi, PIC program go green di Tzu Chi Tebing Tinggi.
Panen sayuran hidroponik yang dilakukan oleh para relawan Tzu Chi Tebing Tinggi.
Selain bercocok tanam di lahan terbatas dengan sistem hidroponik, para relawan Tzu Chi Tebing Tinggi juga mengembangkan sistem bercocok organic dengan memanfaatkan ember plastic, polybag, dan stereofoam bekas (Foto diambil sebelum masa pandemi).
Di samping itu, kita bisa pergunakan barang daur ulang sebagai perangkat hidroponik tersebut, misalnya wadah stereofoam yang selalu menjadi masalah bagi kita ataupun botol-botol plastik. Untuk tanaman hidroponik butuh perawatan yang teliti, dimana harus menjaga airnya, memberikan nutrisi yang sesuai kebutuhan tanaman, cahaya matahari yang cukup. Merawat tanaman hidroponik seperti merawat anak, butuh proses mulai dari tahap pembibitan, peremajaan dan masa panen. Jadi tanaman juga butuh perhatian dan kasih sayang, dengan demikian tanaman tersebut akan tumbuh pesat dan bagus.
Belum lama ini, tepatnya 14 November 2020 para relawan Tzu Chi Tebing Tinggi beramai-ramai memanen aneka sayuran seperti selada, bayam merah, bayam Brazil, kangkung, pokcoy, dan sebagainya. Disamping itu, relawan Tebing Tinggi juga memanen beberapa tanaman organik dengan sistem polybag seperti kacang panjang, cabe, terong, dan sebagainya.
Tujuan akhir dari kegiatan go green tersebut adalah mengedukasi warga untuk bercocok tanam sistem hidroponik yang tidak butuhkan lahan tanah dan ruang yang luas, juga bisa memberi kenyamanan dan kelestarian bagi lingkungan disekitar kita.
Editor: Arimami Suryo A.
Artikel Terkait
Inspirasi Menuju Ketahanan Pangan Keluarga
07 Oktober 2019Bukan hanya relawan yang sudah lama saja loh yang semangat menyambut Pekan Amal Tzu Chi 2019 ini, di Xie Li Cikarang, Darma Kumara, seorang relawan kembang (relawan yang baru bergabung) juga tengah menyiapkan sumbangsihnya untuk Pekan Amal Tzu Chi 2019.
Belajar Hidroponik dan Penerapan Konsep Berbakti
05 November 2020Tim Budaya Humanis Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng mulai belajar mengembangkan budidaya tanaman hidroponik di lingkungan sekolah. Pada percobaan pertama ini, ada sejumlah 108 bibit tanaman ditanam dengan cara diapungkan. Apabila berhasil, 3 minggu lagi tanaman-tanaman tersebut akan siap dipanen.
Sayuran Hidroponik di Pekan Amal
21 Oktober 2019Relawan Xie Li Cikarang menjual sayuran hidroponik yang ditanam relawan sendiri di rumah. Sudah sejak lama Darma mempersiapkan sayuran hidroponiknya untuk disumbangkan dalam Pekan Amal Tzu Chi ini.