Program Renovasi Rumah: Relawan Menyapa dari Pintu ke Pintu, Membangun Harapan di Johar Baru

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya

Teksan Luis, Koordinator Program Bebenah Kampung Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mensurvei langsung rumah Soleh yang luasnya 24 m² dan di huni oleh 13 orang.

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia melanjutkan program bebenah kampung bersama relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat di wilayah Kelurahan Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat pada 21 April 2025.  Para relawan mulai mewawancarai dan mensurvei rumah 34 Keluarga sebagai bagian dari komitmen Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam meningkatkan kualitas hidup hunian masyarakat. Dalam kesempatan ini, ada 34 unit rumah di RW 01 dan RW 02 telah masuk dalam daftar survei dan wawancara oleh relawan Tzu Chi.

Warga yang tinggal di kawasan padat penduduk di Kelurahan Johar Baru tersebut selama ini menghadapi berbagai persoalan, mulai dari kondisi rumah yang tidak layak huni hingga risiko kesehatan akibat lingkungan yang tidak mendukung. Salah satunya adalah Tarsa (46), warga RW 01, yang mengalami kebocoran, tembok rembes, dan lantai kayu yang lapuk. Rumah milik Tarsa ini merupakan rumah peninggalan orang tuanya yang luasnya 10 m² dan dihuni oleh tujuh orang. Lima orang lainya terpaksa mengungsi ke kampung karena kondisi rumah yang membahayakan, terutama bagi anak-anak kecil.

“Saya berharap rumah saya bisa direnovasi. Yang penting tidak bocor dan punya tembok sendiri,” ujar Tarsa yang sehari-hari bekerja sebagai pengemudi ojek online.

Tarsa sedang menjalani proses wawancara oleh relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat. Wawancara ini untuk mengetahui kelengkapan surat-surat dokumen rumah dan mengetahui kondisi rumah serta di huni oleh berapa jiwa.

Kondisi rumah Tarsa yang luasnya 10 m². Awalnya, rumah ini di huni oleh 7 orang dan kini hanya menyisakan dua orang karena lima orang lainnya terpaksa mengungsi ke kampung karena kondisi rumah sangat membahayakan bagi anak-anak. Rumah Tarsa sudah lapuk, bocor, dan sangat tidak aman bagi anak-anak.

Cerita yang juga memprihatinkan datang dari keluarga Soleh (73) yang tinggal di kawasan Kp. Rawa Sawah, RT 012/RW 02. Rumah tua peninggalan orang tuanya itu sudah berdiri selama lebih dari lima dekade, namun belum pernah sekalipun di renovasi. Rumah yang luasnya 24 m² ini juga ditempati oleh 13 orang dari tiga generasi, termasuk cucu-cucu kecil yang harus berbagi ruang tidur sempit di dalam bangunan yang sudah sangat rapuh.

Kondisi rumah Soleh kian memprihatinkan karena sang pemilik kini sudah lanjut usia dan mengalami masalah kesehatan, terutama pada kakinya yang membuatnya sulit bergerak. Proses pengajuan bantuan pun diwakilkan oleh cucunya, Siti Rahma, yang turut merawat beliau sehari-hari.

“Rumah ini sudah tidak layak huni, sempit, pengap, dan tidak ada ventilasi. Kalau hujan deras, air masuk dari sela-sela atap. Bahkan lantai bagian belakang sudah mulai ambles,” kata Siti.

Siti Rahma mewakili Soleh sedang mengikuti wawancara yang berlangsung di Kantor Kelurahan Johar Baru, Jakarta Pusat.

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, keluarga besar Pak Soleh menggantungkan hidup dari hasil berdagang nasi uduk, gorengan, dan kelontong yang mereka jual di depan rumah, di gang sempit yang nyaris tidak cukup untuk dua orang berpapasan. Mereka menjalankan usaha kecil-kecilan ini dengan penuh perjuangan, karena ruang gerak terbatas dan kondisi rumah yang tak mendukung.

“Kalau masak sekalian di sini, di depan rumah sekalian goreng tahu untuk jualan. Kalau hujan, dagangan juga basah karena tidak ada pelindung yang layak,” tambah Siti sambil berharap program dari Tzu Chi bisa menjadi jawaban atas doa keluarga mereka selama ini.

Kondisi salah satu ruangan di rumah Soleh. Ruangan ini juga untuk tidur anak dan cucu-cucunya yang wanita saja, sedangkan anak laki-lakinya tinggal di lantai atas yang berada di belakang rumahnya.

Lurah Johar Baru, Siswanto, mengapresiasi inisiatif Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang bekerja sama dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (Kementerian PKP) Republik Indonesia dalam menyelenggarakan program ini. Menurutnya, renovasi rumah menjadi kebutuhan mendesak di wilayah yang disebut sebagai kawasan "Kumis" (Kumuh dan Miskin) ini.

“Program ini luar biasa sekali karena banyak sekali warga kami yang rumahnya memang butuh diperbaiki. Selama ini kami hanya mengandalkan program BAZNAS yang jumlahnya sangat terbatas, hanya tiga rumah per tahun,” jelas Siswanto.

Teksan Luis melihat langsung kondisi rumah Soleh yang luasnya hanya 24 m². Rumah tersebut di huni 13 anggota keluarga. Kondisi rumah Soleh kian memprihatinkan karena sang pemilik kini sudah lanjut usia dan mengalami masalah kesehatan.

Ia menambahkan, dari total sekitar 43 ribu jiwa penduduk di Kelurahan Johar Baru, banyak yang tinggal di rumah sempit tanpa ventilasi yang memadai, bahkan harus tidur bergantian. Di RW 02, kasus penyakit seperti TBC cukup tinggi akibat kepadatan dan buruknya sanitasi. Bahkan, masih banyak warga yang belum memiliki fasilitas MCK yang layak.

“Dengan adanya program bebenah kampung ini, kami berharap masalah kesehatan masalah sosial dan kepadatan bisa tertanggulangi. Ke depan, kami ingin terus bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk kegiatan sosial lainnya,” tambahnya.

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mewajibkan rumah yang direnovasi tidak dijual atau dipindahtangankan selama 10 tahun, agar bantuan ini tepat sasaran dan berkelanjutan. Program ini menjadi harapan baru bagi warga Kelurahan Johar Baru untuk hidup lebih layak dan sehat, sekaligus menjadi contoh nyata kolaborasi antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat dalam membangun masa depan yang lebih baik.

Editor: Arimami Suryo A

Artikel Terkait

Tzu Chi Bersama Pemprov DKI Serahkan Empat Kunci Bedah Rumah Untuk Warga Pegangsaan

Tzu Chi Bersama Pemprov DKI Serahkan Empat Kunci Bedah Rumah Untuk Warga Pegangsaan

11 September 2023

Penyerahan kunci warga penerima bantuan bedah rumah di Pegangsaan, Jakarta Pusat (10/09/2023) oleh Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma dan PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. 

Berawal dari Survei Bedah Rumah, Rizky yang Alami Hidrosefalus Kini Jadi Gan En Hu

Berawal dari Survei Bedah Rumah, Rizky yang Alami Hidrosefalus Kini Jadi Gan En Hu

05 September 2023

Akhirnya doa nenek Sri terkabul. Sudah lama ia berharap suatu hari nanti ada tangan-tangan dermawan yang berkenan membantu kelangsungan hidup sang cucu, Muhammad Rizky (8) yang mengalami hidrosefalus.

Rumah yang Kini Lebih Nyaman

Rumah yang Kini Lebih Nyaman

28 September 2018
Sampai tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Begitu yang dirasakan Ratna Ningsih (67) setelah renovasi rumahnya selaku keluarga veteran Kopassus di Komplek Purnawirawan Kopassus Pelita 1, Tapos, Depok, Jawa Barat rampung. 
Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -