Raga Tidak Berdaya, Namun Pikiran dan Batin Tetap Merdeka
Jurnalis : Amy Haryatmi (He Qi Barat), Fotografer : Yani Adikarta, Mei Li Kosasih, Ami Haryatmi (He Qi Barat)
Relawan Tzu Chi mengadakan Perayaan sederhana
di Panti Jompo Wisma Sahabat Baru dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-70
Satu hari menjelang peringatan
kemerdekaan Republik Indonesia (RI) tercinta, Minggu, 16 Agustus 2015, 24 orang
insan Tzu Chi mengunjungi Panti Jompo Wisma Sahabat Baru, Jakarta Barat.
Kunjungan kasih ini sekaligus mengajak oma-opa untuk turut memaknai, mengingat
dan merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Tak lupa juga mengajak opa-oma
untuk turut mengikuti lomba tanya jawab untuk memelihara memori mereka.
Pada pukul 08.00 WIB, sebagian relawan berkumpul di kediaman Lo Lifang, di Jl. Pesanggrahan, Jakarta Barat. Setelah selesai melakukan persiapan, para insan Tzu Chi segera berangkat ke lokasi. Setibanya di lokasi, Opa Lukman dan Oma Herlina telah menyambut di halaman. Memasuki ruang tamu panti, para relawan mengucap salam santun dan menyerahkan 2 dus pampers pada Ibu Marni selaku kepala perawat. Dengan senyum sumringah sang perawat mempersilahkan relawan masuk.“ Ayo mari-mari, sudah ditunggu-tunggu lho,” ucapnya dengan ramah.
Relawan Tzu Chi juga memberikan perhatian dengan memberikan pijatan dan mengajak oma-opa bercengkrama
Benar apa yang diungkapkan Ibu Marni. Terlihat di ruang perawatan yang terdiri dari ruang besar dan beberapa kamar, telah menunggu 14 orang oma-opa. Ada yang sedang duduk manis dan ada juga yang terbaring di tempat tidur. Mereka adalah lansia yang menderita sakit serius dan dirawat di panti tersebut. Jumlah penghuni panti saat itu hanya 16 orang, berkurang dari biasanya.
Segera seluruh relawan dan oma opa bercengkerama, saling melepas rindu karena sebagian dari mereka telah mengenal baik para relawan. Beberapa oma menitikkan airmata haru dan bahagia, seolah berjumpa dengan sanak keluarga. Insan Tzu Chi juga membagikan makanan, menyuapi dan memberikan penghiburan kepada oma-opa. Acara dilanjutkan dengan memperingati Hari Kemerdekaan dan melantunkan lagu-lagu patriotik, terlihat semua yang hadir sangat bersemangat.
Ketika melakukan perlombaan tanya jawab, relawan dibuat terkejut dan haru oleh oma-opa. Ternyata oma-opa yang raganya terbelenggu karena ketiadaan daya ini, masih memiliki kemampuan ingatan yang sangat bagus. Oma Mul misalnya, wanita lansia berusia 94 tahun ini berkata lirih: “ Waktu Indonesia merdeka (17 Agustus 1945) saya sudah gede banget lho”. Dan ketika diadakan lomba tanya jawab tentang hari kemerdekaan, oma Mul pun menjawab dengan benar dan diganjar hadiah berupa syal penghangat tubuh yang langsung dipasangkan di lehernya oleh relawan.
Oma Mul yang berusia 94 tahun merasa senang mendapat hadiah Syal dari Tzu Chi. Relawan Tzu Chi pun membantu memakaikan syal tersebut ke leher oma.
Sama halnya dengan oma Mul, opa Sukardi dan opa Lukman pun dapat dengan tangkas menjawab pertanyaan yang diberikan oleh relawan. “Ternyata saya masih ingat ya,” ungkap opa Sukardi yang menggambarkan bahwa pikiran dan batin mereka masih sehat, tidak seperti raganya yang kurang fit. Hal yang sama juga dibuktikan oleh Mas Bejo, seorang mantan karyawan perusahaan yang sebatang kara dan menderita sakit. Dia tinggal di panti sejak 5 tahun lalu. Mas Bejo baru merayakan ulang tahunnya yang ke-43. Ketika ditanyakan apa makna kemerdekaan baginya. Pria ini menjawab,“ Biar tubuh saya tidak berdaya bertahun-tahun, saya masih berkarya. Pikiran saya sepenuhnya merdeka. Kalian yang masih punya jiwa raga utuh, ayo sumbangkan! Tuntaskan kemerdekaan ini dengan buah karya kalian. Lihat, saya sudah bertahun-tahun di tempat tidur tanpa pernah bisa bangun, meski hanya untuk ke kamar kecil sekalipun. Tapi saya sering menginspirasi muda-mudi yang datang. Dan lihat apa yang mereka berikan pada saya”. Mas Bejo pun menunjukkan hadiah yang sangat membanggakan baginya.
Mengingat Mas Bejo baru saja berulang tahun, relawan Tzu Chi pun memberikan kain sarung dan agenda sebagai bingkisan ulang tahun.“Ya, saya akan tuliskan banyak hal bermanfaat di agenda ini,” ucapnya seraya berterimakasih. Seusai menuai inspirasi dari Mas Bejo, relawan membagikan hadiah kepada oma-opa yang tidak memenangkan lomba.
Pada pukul 11.00 WIB, acara diakhiri dengan lagu-lagu kemerdekaan dan doa yang dipimpin oleh Ridwansyah. Kemudian relawan memeluk dan berpamitan dengan oma-opa. Sentuhan kasih para insan Tzu Chi ini terkadang menjadi sentuhan kebahagiaan bagi mereka.