Di Pojok TIMA, para Gan En Hu dapat memeriksakan kesehatannya.
Setiap saat bersyukur, setiap hari batin akan merasa damai. Giat menapaki jalan Bodhisatwa dengan terjun dan bersumbangsih secara langsung​ ke masyarakat. Dengan semangat ini relawan Tzu Chi memberikan bantuan kepada penerima bantuan dengan berusaha melepaskan penderitaan mereka.
Pada 7 Januari 2024, komunitas relawan Tzu Chi di Hu Ai Titikuning Medan mengundang para Gan En Hu untuk berkumpul ke Depo Pelestarian Lingkungan Titi Kuning Medan. Kedatangan para penerima bantuan Tzu Chi jangka panjang atau yang biasa disebut dengan Gan En Hu ini selalu disambut hangat para relawan layaknya keluarga.
Ada banyak sukacita yang dibagikan para relawan dalam ramah tamah ini. Ketika tiba di depo dan mengisi daftar hadir, para Gan En Hu dipandu ke stan pangkas rambut untuk mereka yang ingin memotong rambutnya. Ada juga pojok TIMA untuk pemeriksaan dan konsultasi kesehatan.
“Selamat pagi bapak dan ibu dan adik sekalian yang telah berkenan hadir. Selamat Tahun Baru 2024.Hari ini kami mengundang berkumpul di sini untuk saling mengenal dan beramah tamah. Semoga kita selalu sehat dan penuh syukur..” sapa Yenny selaku MC.
Penerima bantuan Tzu Chi sedang dipotong rambutnya oleh relawan dan sukarelawan.
Leo Rianto mendampingi Ibu Ita yang sangat bersyukur dengan bantuan dan pendampingan relawan Tzu Chi.
Leo Rianto membawakan cerita singkat tentang sejarah Tzu Chi. Berdiri pada tahun 1966 hingga saat ini cinta kasih Tzu Chi telah menyebar ke penjuru dunia. Misi Amal adalah pilar utama bertujuan untuk membantu sesama yang menderita tanpa mengenal suku, ras, agama dan bangsa.
Sementara itu, Jumin membawakan sosialisasi tentang pelestarian lingkungan. Pelestarian lingkungan berasal dari kata lestari, yang berarti menjaga lingkungan supaya berkelanjutan, tidak berubah, dapat bertahan dan kekal abadi sehingga dapat digunakan oleh anak cucu. Adapun materi tentang hidup sehat dengan bervegetarian dipaparkan oleh dr Juskitar yang juga merupakan tim medis dari TIMA Medan.
Pada ramah tamah ini, Ita yang merupakan ibu dari Arya Lesmana, salah satu penerima bantuan Tzu Chi membagikan kisahnya. Arya, anak tunggalnya mengalami kecelakaan saat hendak mengambil ijazah SMA pada tahun 2019. Akibat kecelakaan tersebut, keluarga banyak menghabiskan uang hingga harus berutang. Keadaan sang anak tidak bertambah baik, malah lumpuh total dengan luka di sekujur tubuh.
Relawan saat berkunjung ke rumah Arya Lesmana untuk memberikan perhatian. Dr Lenny juga membantu memberikan terapis untuk kaki Arya yang telah kaku karena lama tidak digerakkan.
Pada Maret 2023, Ita memohon bantuan pada Tzu Chi. Relawan berkunjung dan melakukan survey. Dari hasil meeting, Arya pun dibantu. Bantuan bukan hanya berupa biaya pengobatan, tetapi juga pendampingan hingga keadaan anaknya membaik, pulih dari segi batin dan jasmani. Ita sangat bersyukur dengan jalinan jodohnya dengan Tzu Chi.
“Bersyukur dan terima kasih Tzu Chi telah memberi bantuan kepada kami. Sangat luar biasa pendampingan dari relawan Tzu Chi sehingga anak saya cepat sembuh. Sering berkunjung ke rumah memberikan semangat kepada Arya yang telah mengalami kemerosotan semangat dan tekanan dengan kondisinya. Pasca kecelakaan anak saya jadi suka melamun, pendiam, tetapi sekarang sudah bisa tertawa dan lebih bersyukur dengan kondisinya yang terus membaik. Dr Lenny terus mengedukasi saya cara merawat luka yang benar sehingga saya lebih paham sehingga lukanya terus membaik, juga memberikan terapis untuk kesembuhan kaki Arya Lesmana yang telah kaku karena telah lama tidak digerakan,” tutur Ita.
Ina Hasanah Harahap (dua dari kanan) bersyukur telah dibantu Tzu Chi.
Ibu Ina Hasanah Harahap (49) juga berbagi kisahnya. Ia adalah orang tua tunggal yang harus menghidupi tiga anaknya dengan berjualan es dan tinggal di rumah kontrakan. Pada 2020 Ibu Ina sakit kanker payudara dan harus operasi untuk mengangkat payudaranya. Ia tak punya biaya. Memang ia punya BPJS, tapi tidak dapat digunakan karena menunggak iuran selama lima tahun. Ia pun memohon bantuan kepada Tzu Chi.
Tzu Chi Medan lalu membantunya membayar tunggakan BPJS-nya sehingga kartunya bisa aktif kembali dan digunakan untuk operasi. Tak hanya itu, saat ini Tzu Chi Medan masih terus membantu berupa biaya hidup untuk membantu kebutuhan keluarganya.
“Saya sangat senang hari ini diundang relawan untuk mengikuti acara ini, semakin paham akan misi dan visi Tzu Chi, melestarikan lingkungan dan pemahaman pola makan yang sehat terutama dengan kondisi saya yang ada sakit kanker. Saya mendapat manfaatnya, senang karena masih diperhatikan dan dibantu,” ujar Ibu Ina.
Para Gan En Hu menerima parcel cinta kasih.
Susanto, kordinator kegiatan menyerahkan angpau kepada penerima bantuan setelah acara berakhir.
Menambah sukacita hari itu, para Gan En Hu dibagikan parcel dan angpau berkah. Setiap paket parcel berisi 5kg beras,2 ltr minyak goreng, 1kg gula, 2 botol sirup,1 kaleng biskuit,1 toples kue kering, dan1 bungkus minuman rasa coklat. Semuanya dikemas dalam kotak yang bisa dipakai kembali. Total ada 46 paket parcel yang diberikan.
Editor: Khusnul Khotimah