Ramah Tamah Imlek: Bangga Bekerja di Tzu Chi

Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Hendry Tando (He Qi Utara), Juliana Santy
 
 

foto Tiga Belas Tahun sudah, Martini, salah satu staf Yayasan Buddha Tzu Chi yang akrab di sapa Hong-Hong, bekerja di yayasan ini. Dan apresiasi pun diberikan bagi staf yang bekerja lebih dari 10 tahun.

Pada Ramah Tamah Imlek yang diadakan pada tanggal 23 Februari 2013, adalah spesial bagi beberapa staf yang bekerja di badan misi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Apresiasi diberikan bagi staf badan misi yang bekerja diatas 10 tahun. Terdapat 6 orang staf yang bekerja di atas 10 tahun, salah satunya adalah Martini yang bekerja di bagian Departemen Training & Public Relation.

 

Sejak 13 tahun lalu ia telah bekerja di Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, saat itu Tzu Chi belum sebesar saat ini dan staf badan misi masih belum diisi banyak orang, sehingga berbagai bagian pun sudah pernah ia rasakan, “Bu Su Mei bilang di sini kerja semua harus bisa,”ucap wanita yang kerap disapa Hong Hong ini. Ia merasa gembira bekerja di Tzu Chi karena sebagai karyawan mereka juga disarankan ikut serta menjadi relawan, sehingga memberikan kegembiraan tersendiri baginya, sembari bekerja bisa berbuat sesuatu untuk membantu dan melayani orang lain.

Pekerjaan di Tzu Chi yang menuntut untuk bisa banyak hal ini terkadang membuat banyak orang merasa tertekan dan ingin menyerah, itupula yang sempat dirasakannya. “Pernah merasa kerjaan seperti beban, pernah ada rasa jenuh, tapi kalo sudah lewat ya udah. Kadang pernah keluh kesah sama ibu Su Mei dan ibu Su Mei memberikan nasihat agar tidak berpikir seperti itu. Suka duka pasti ada, tapi kadang mikir balik, kadang saya lebih salut sama relawan. Lihat meraka itu nggak di gaji, tapi mereka bisa begitu sepenuh hati bekerja Tzu Chi. Jadi kita salut sama relawan. Kita pernah dibilang karyawan itu support relawan. Relawan di depan, dan kita di belakang relawan untuk membantu kegiatan relawan, biar bisa jalan itu butuh kita,” tuturnya.

foto   foto

Keterangan :

  • Tzu Chi adalah sebuah jalinan jodoh yang memberikannya sukacita hingga ia pun telah menjadi relawan komite Tzu Chi sejak tahun 2009 (kiri).
  • Bekerja di Tzu Chi memberikan kegembiraan tersendiri baginya, karena sembari bekerja bisa berbuat sesuatu untuk membantu dan melayani orang lain (kanan).

Master Cheng Yen juga menjadi salah satu sosok teladan baginya. Ia melihat Master yang setiap hari bekerja tiada henti dan waktunya terisi penuh untuk kegiatan Tzu Chi, sehingga ia menganggap pekerjaannya masih tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Master yang tidak pernah berhenti bekerja di Tzu Chi seumur hidupnya. Selain itu sosok Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei, juga menjadi sosok teladan bagi dirinya dalam bekerja, “Lihat ibu Su Mei sudah lebih lama lagi bekerja di Tzu Chi Indonesia, sampai saat ini ia masih dengan sepenuh hati memberikan waktunya di Tzu Chi. Ia suka perhatian juga dengan karyawan. Kadang ia juga pernah berkeluh kesah, tapi hatinya tetap teguh banget. Walaupun tubuhnya kecil tapi melihat dia begitu semangat seperti Master, sangat hebat. Ibu Su Mei menjadi teladan.”

Bekerja di bagian yang berhubungan dengan banyak relawan juga secara tak langsung memberikan perubahan di dalam dirinya, terutama dari sisi emosi, “Dulu saya di bilang galak banget, soalnya dulu apa-apa saya yang kerjain, waktu itu Tzu Chi masih kecil, karyawan nggak banyak. Saya pernah dikasih tahu terhadap orang jangan terlalu ketus atau gimana. Kadang Shigu-shigu juga seperti orang tua saya, kalau saya pas lagi galak, mereka kadang ingetin saya untuk tidak begitu. Pernah ada satu Shigu yang hatinya sakit lalu bilang ke saya, kalau dia nggak ngomong, saya nggak tahu sudah begitu judes sampai Shigu itu tersinggung. Kadang Shigu bisa seperti itu, bisa saling mengingatkan kita ada salah apa, dan mereka juga anggap kita seperti anaknya. Seperti ibu Su Mei yang juga sering ngomong saya sudah kayak anak dia,” ucapnya dengan penuh rasa syukur. 

Tzu Chi adalah sebuah jalinan jodoh yang memberikannya sukacita hingga ia pun telah menjadi relawan komite Tzu Chi sejak tahun 2009.  Awalnya orang tuanya pernah tak mengizinkannya bekerja di Tzu Chi, tapi sekarang Tzu Chi sudah di kenal banyak orang sehingga saat ini keluarga pun sangat mendukung pekerjaannya. “Mereka merasa bangga aku kerja di Tzu Chi,”  tuturnya dengan bahagia dan berharap dapat terus ikut bersumbangsih bersama Tzu Chi.

  
 

Artikel Terkait

20 Kesulitan dalam Kehidupan

20 Kesulitan dalam Kehidupan

23 Agustus 2011
Pada hari Kamis tanggal 11 Agustus 2011, pukul 19.00 WIB, terdapat  19 peserta yang hadir dalam acara bedah buku yang diadakan di Jing Si Books and Café Pluit. Acara bedah buku yang rutin diadakan setiap hari kamis ini dibawakan oleh Po San Shixiong.
Perhatian Relawan Kepada Para Penerima Bantuan Tzu Chi

Perhatian Relawan Kepada Para Penerima Bantuan Tzu Chi

07 September 2022

Para relawan Tzu Chi di Bekasi, Jawa Barat begitu perhatian kepada para Gan En Hu yakni penerima bantuan Tzu Chi jangka panjang di wilayah tersebut. Pagi itu, Denasari beserta empat relawan lainnya mengunjungi Sara (41) yang belum lama kehilangan anak sulungnya, Yehezkiel dalam usia 11 tahun.

Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -