Ramah Tamah Imlek: Berkah di Ladang Pelatihan Diri

Jurnalis : Yuliati, Metta Wulandari, Fotografer : Anand Yahya, Rudy D (He Qi Barat), Stephen Ang (He Qi Utara).
 
 

foto
Para relawan komite membawakan bahasa isyarat tangan "Mewujudkan Impian" pada acara ramah tamah Imlek dihadapan ribuan masyarakat yang hadir.(Foto : Anand Yahya )

Aula Jing Si, gedung berdiri kokoh di bagian utara kota Jakarta kembali terlihat ramai. Malam itu, Sabtu, 23 Februari 2013 ribuan masyarakat berdatangan ke Aula Jing Si untuk mengikuti acara ramah tamah imlek 2013. Ramah tamah tahun baru Imlek ini diadakan sebanyak 2 sesi. Pada sesi kedua diadakan pelantikan 75Rong Dong (Komisaris Kehormatan) Tzu Chi.

 

 

Pelantikan Komite Kehormatan
Setiap tahunnya Tzu Chi selalu melantik Komite Kehormatan (Rong Dong) dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun, tak ubahnya dengan tahun ini pelantikan tersebut dilaksanakan di acara Ramah Tamah Tahun Baru Imlek. Rong Dong sendiri merupakan sebutan bagi mereka yang mendonasikan uang sebesar 1 juta NT atau setara dengan 300 juta rupiah kepada Tzu Chi. Donasi yang diberikan ini akan dimasukkan dalam kategori dana pembangunan yang digunakan untuk membangun berbagai fasilitas yang diperlukan oleh masyarakat, seperti membangun atau memperbaiki sekolah, jembatan, membangun rumah sakit, dan lain sebagainya. Di Taiwan sendiri, setiap orang bisa menjadi Rong Dong dengan pola hidup sederhana. Bekerja sebagai petugas kebersihan pun, dengan pola hidup sederhana mereka mampu menyisihkan uang tabungannya sedikit demi sedikit untuk membantu sesama dan menjadi Rong Dong.

Salah satu Rong Dong yang juga relawan Tzu Chi adalah Lim Aon Shixiong yang telah bergabung menjadi barisan relawan Tzu Chi sejak 2008 lalu. “Tzu Chi merupakan ladang pelatihan diri bagi saya untuk menjadi lebih baik, lebih sabar, lebih bisa memahami orang. Di dunia Tzu Chi kita harus bisa menempatkan diri, harus fleksibel dan mengesampaingkan ego pribadi sehingga kita bisa berbaur dan lebih banyak membantu orang,” kata Aon Shixiong. Ia juga mengungkapkan bahwa berdana merupakan salah satu berkah dan juga wujud dari komitmennya untuk selama-lamanya berjalan di dunia Tzu Chi, “Menjadi Komite kehormatan menurut saya adalah suatu berkah. Ini adalah salah satu wujud bahwa kita memang berkomitmen untuk Tzu Chi. Semoga dengan ini kita semua (relawan) bisa tambah kompak dan lebih banyak Bodhisatwa, saling mengerti, saling sabar.”

foto  foto

Keterangan :

  • Sabtu, 23 Februari 2013, lebih dari seribu masyarakat turut serta dalam acara ramah tamah Imlek yang diadakan di Aula Jing Si Lt. 4 Tzu Chi (kiri) (Foto : Anand Yahya ).
  • Tim Tanggap Darurat Tzu Chi memberikan sharing aktifitas yang dilakukan selama penyaluran bantuan banjir yang melanda kota Jakarta pada Januari lalu (kanan) (Foto : Stephen Ang He Qi Utara) . 

Dirinya sendiri telah merasakan perubahan setelah 5 tahun berada di jalan Tzu Chi, dia menjadi lebih sabar, lebih fokus melihat situasi dan kondisi serta lebih peka terhadap dunia luar. Melihat sosok Master Cheng Yen, ia tidak banyak berkata-kata dan hanya mengungkapkan begitu bijaksananya beliau yang dapat mengerti apa yang dibutuhkan oleh dunia ini, “Memang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata, Master Cheng Yen merupakan seorang yang sangat bijaksana, Master bisa melihat apa yang dibutuhkan di dunia ini. Master merupakan sosok yang sangat-sangat patut untuk dicontoh.”

Pertama Kali Datang
Susanty (53), salah satu peserta yang turut menghadiri acara ramah tamah ini merasa senang bisa mengikuti acara sampai tuntas. Susanty yang tinggal di Pademangan datang ke Aula Jing Si duduk pada satu barisan penuh bersama kakak dan adiknya dalam satu keluarga. “Terus terang saya baru pertama kali ikut acara ini karena di ajak adik, sebelum-sebelumnya belum pernah”, aku Susanty. Setiap kali ada kegiatan Tzu Chi, Susanty diajak adiknya yang juga relawan Tzu Chi untuk turut serta, namun hatinya belum tergerak untuk ikut serta, hingga akhirnya kali ini berjodoh baik untuk lebih mengenal Tzu Chi melalui acara ramah tamah imlek. “Saya seorang Katolik, namun karena Tzu Chi tidak memandang agama dan apapun, jadi saya mencoba untuk datang ikut acara,” terang ibu dua anak ini.

foto  foto

Keterangan :

  • Lim Aon Shixiong merupakan satu dari 75 orang yang dilantik menjadi Komite Kehormatan di acara ramah tamah Imlek (kiri) (Foto : Anand Yahya ).
  • Susanty bersama keluarganya menghadiri acara ramah tamah Imlek. Pengalaman pertama ikut acara Tzu Chi dan merasa tersentuh dengan kegiatan yang dilakukan Tzu Chi (kanan) (Foto : Rudy D He Qi Barat)) .

Susanty mengaku merasa tersentuh dengan acara yang disuguhkan Tzu Chi. “Saya merasa tenang setelah masuk aula ini. Denger lagu-lagunya, kata-kata Master Cheng Yen, acara-acaranya benar-benar manusiawi tidak memandang suku, agama, ras, dan apapun. Apalagi yang mengenai banjir ini, benar-benar menyentuh. Rasa kemanusiaannya benar-benar ada,”ucapnya. Lebih kurang dua jam, Susanty belajar lebih mengenal Tzu Chi. “Kalau ada jodoh, mudah-mudahan bisa bergabung menjadi relawan”, harap Susanty.

Jodoh baik telah terjalin. Semoga kebersamaan dalam ramah tamah kali ini dapat menghasilkan benih-benih cinta kasih baru pada setiap insan yang hadir dan turut merapatkan barisan menyalurkan kebajikan melalui Tzu Chi.

 

 
 

Artikel Terkait

Membentuk Diri, Melayani Sesama

Membentuk Diri, Melayani Sesama

03 Mei 2012
Baksos Kesehatan Gigi kembali diadakan oleh He Qi Timur, Minggu, 29 April 2012 lalu. Baksos kali ini mengambil tempat di salah satu sekolah menengah di kawasan Papanggo, Jakarta Utara, SMP Negeri 129.
Menjalin Jodoh Baik melalui Kegiatan Donor Darah

Menjalin Jodoh Baik melalui Kegiatan Donor Darah

24 Mei 2022

Tzu Chi Makassar bekerjasama dengan Paguyuban Sinarmas dan UPT Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan menggelar donor darah, Sabtu 21 Mei 2022.

Membersihkan Batin

Membersihkan Batin

20 April 2011 Pada tanggal 10 April 2011, komunitas relawan Yayasan Buddha Tzu Chi di wilayah He Qi Barat mengadakan kegiatan Gong Xiu atau kebaktian bersama, yang dilaksanakan di aula lantai 2 SMK Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat.
Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -