Ramah Tamah Imlek: Bodhisatwa Seribu Tangan

Jurnalis : Veronica (He Qi Barat), Fotografer : Lo Wahyuni (He Qi Utara), Rudi Darmawan, Veronica (He Qi Barat)
 
 

fotoPara siswi Sekolah Cinta Kasih dengan sangat apik dan kompak menampilkan tarian Bodhisatwa Seribu Tangan dalam acara Ramah Tamah Imlek di Aula Jing Si Lt. 4, PIK, Jakarta Utara (foto : Lo Wahyuni He Qi Utara).

Hari Sabtu, 23 Februari 2013 merupakan hari besar bagi siswi-siswi SMP Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng yang akan menampilkan tarian “Bodhisatwa  Seribu Tangan” ( 千手菩薩 Qian Shou Pu Sa). Perjalanan hidup Dewi Kwan Im yang sangat pengasih terhadap sesama ternyata membuat beliau terus dilanda kesibukan untuk menolong semua orang yang dirundung kesusahan. Akibatnya Dewi Kwan Im memohon kepada Sang Pencipta bagaimana supaya dia dapat menolong semua orang. Permohonannya dikabulkan, akhirnya Dewi Kwan Im dianugerahi seribu tangan yang siap mengerjakan semua pekerjaan dengan cepat dan tuntas. Legenda seribu tangan Dewi Kwan Im ini diapresiasikan dalam sebuah tarian Bodhisatwa Seribu Tangan.

Persiapan Sebelum Pentas 
Setelah melalui proses latihan yang panjang dan melelahkan. Dan juga tertundanya acara yang seharusnya diadakan pada tanggal 19 Januari 2013 akibat banjir besar yang melanda Jakarta. Tibalah hari yang mereka tunggu-tunggu untuk mempersembahkan hasil latihan mereka yang telah berlangsung selama 1,5 tahun di hadapan para relawan, donatur, dan tamu-tamu pada acara Ramah Tamah Imlek yang diadakan di Aula Jing Si Indonesia Pantai Indah Kapuk. Tarian Bodhisatw Seribu Tangan ini awalnya di pelajari oleh siswi-siswi SMP Cinta Kasih Tzu Chi  untuk mengisi acara pendewasaan di sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Karena tariannya yang begitu indah dan dibawakan dengan sangat baik oleh siswi-siswi ini maka banyak tawaran yang mengalir untuk mereka agar tampil membawakan tarian ini.

Tepat pukul 09.00 pagi siswi-siswi SMP Tzu Chi meninggalkan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi menggunakan bus bersama dengan guru-guru pembimbing dan tiba di Aula Jing Si sekitar pukul 09.30 pagi. Siswi-siswi dan guru-guru segera mempersiapkan kostum dan riasan untuk penampilan  di sesi pertama yang dimulai pukul 14.00 WIB. Ketika acara akan dimulai mereka bergegas bersiap di belakang panggung karena siswi-siswi ini mendapatkan giliran pertama untuk tampil dalam acara Ramah Tamah imlek. Mereka tampil dan memukau para penonton dengan tarian yang sangat indah dan selaras. Setelah selesai dengan penampilan mereka, siswi-siswi SMP Cinta Kasih Tzu chi segera kembali ke ruang tunggu dan mempersiapkan diri lagi untuk penampilan mereka di sesi kedua .

“Sebelum tampil aku nervous banget. Tapi begitu naik ke atas panggung sudah biasa saja. Aku senang bisa tampil di acara ini,” ujar Jeshika Febri, salah satu siswi yang berpartisipasi dalam tarian Bodhisatwa  Seribu Tangan yang sekarang belajar di kelas 2 SMP Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng ini. Latihan yang cukup lama telah membentuk 21 siswi SMP Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng yang berpartisipasi dalam tarian ini untuk menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan semakin mudah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, seperti yang diungkapkan oleh Rismayanti, siswi yang tinggal di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat.

foto   foto

Keterangan :

  • Berkat latihan keras dan terus menerus maka penampilan siswi Sekolah Cinta Kasih ini dapat memukai ribuan pengunjung yang hadir (kiri) (foto : Rudi Darmawan He Qi Barat).
  • Kebahagiaan mewarnai guru dan siswa seusai acara. Kerja keras para murid dan guru yang melatih mereka menuai hasil yang sangat indah (kanan) (foto : Veronica He Qi Barat).

Sesi kedua acara Ramah Tamah Imlek dimulai pukul 20.00 WIB. Acara akan segera dimulai dan mereka kembali bersiap di belakang panggung. Kegugupan kembali melanda siswi-siswi ini. Namun mereka tampak dapat mengatasinya dengan sangat baik, karena mereka kembali tampil dengan kekompakan, keselarasan dan kegemulaian yang sangat mengagumkan. Sekali lagi mereka telah memukau para tamu-tamu yang menghadiri acara Ramah Tamah Imlek ini.

“Walaupun lelah melatih mereka, namun saya sangat senang dengan hasilnya. Karena banyak yang menyukai tarian yang dibawakan oleh siswi-siswi kami ini. Dan acara Ramah Tamah Imlek ini juga secara keseluruhan sangat bagus. Tersusun dengan rapi. Saya berharap acara ini akan di adakan kembali tahun depan dan mengundang kami lagi,” ujar Paksi Manyura, guru yang mengajari siswi-siswi SMP Cinta Kasih Tzu Chi tarian Bodhisatwa Seribu Tangan ini.

Melalui tarian ini siswi-siswi ini dapat mengajak semua yang hadir untuk lebih banyak berbuat kebajikan seperti yang dilakukan Dewi Kwan Im terhadap semua orang yang membutuhkan pertolongan.

 

 
 

Artikel Terkait

Mendalami Budaya Humanis Tzu Chi

Mendalami Budaya Humanis Tzu Chi

29 April 2015

Pada pelatihan kali ini, tidak hanya relawan Abu Putih yang mengikuti pelatihan, namun relawan yang baru bergabung (relawan kembang) pun juga ikut. Sebanyak 67 relawan penuh semangat mengikuti pelatihan relawan untuk mengenal lebih dekat Tzu Chi.

Si Periang yang Akhirnya bisa Mendengar

Si Periang yang Akhirnya bisa Mendengar

19 April 2018
Relawan Tzu Chi Surabaya menemani dan memberikan pendampingan kepada Abdul Rizal Pranotoprojo (5), penerima bantuan Tzu Chi berupa implan koklea dari Mojokerto, Jawa Timur.
Seragam Sebagai Identitas

Seragam Sebagai Identitas

03 April 2013 Kegiatan ini berfokus pada pelatihan dan penerapan nilai-nilai dasar Tzu Chi kepada para relawan yang baru mengikuti kegiatan Tzu Chi maupun yang sudah lama mengikuti kegiatan Tzu Chi.
Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -