Pada acara Ramah Tamah Imlek yang diselenggarakan Tzu Chi Indonesia di Aula Jing Si tanggal 23 Februari 2013, dari Rong Dong (komisaris kehormatan) Indonesia yang sudah berjumlah 359 orang, 75 di antaranya adalah Rong Dong baru yang akan dilantik tahun ini. Para Rong Dong yang akan dilantik itu datang dengan membawa wajah penuh sukacita. Rasa bahagia dan syukur menyelimuti batin mereka karena mampu bersumbangsih demi menolong sesama yang membutuhkan. Beberapa relawan komite yang menyambut kedatangan mereka juga merasakan hal yang sama. Saat membantu menyematkan bunga ataupun membantu menyimpul tali dasi, mereka melakukannya dengan hati tulus penuh kegembiraan. Di antaraRong Dong yang dilantik terdapat Liliana Gunawan (46) yang datang bersama dengan suaminya Steven Harjono (46), putranya Richard Harjono (17), mamanya Sriwati Sastro, dan juga iparnya Leon Girton Sufianto. Mereka diajak menjadi Rong Dong oleh Janti Nurdin Shijie, komite Tzu Chi sekaligus Rong Dong. Keterangan : - Name tag Rong Dong terlihat terusun rapi sesuai dengan abjad, name tag ini akan disematkan dalam pelantikan Komisaris Kehormatan (kiri) (Foto : Erli Tan (He Qi Utara) ).
- Dalam kegiatan ini juga dilakukan Pelantikan Komisaris Kehormatan (Rong Dong), yang pada tahun ini berjumlah 75 orang. Di antara mereka terdapat Liliana Gunawan sekeluarga yang ikut dilantik menjadi Rong Dong.. (kanan) (Foto :Henry Tando He Qi Utara).
Menurut pengakuan Liliana, mereka sudah lama mengenal Tzu Chi, juga sudah menjadi donatur rutin sejak tahun 2011. “Selain dari Janti Shijie, kita juga sering dengar cerita mengenai Tzu Chi dari sepupu suami saya, yaitu Maria Vince yang juga relawan Tzu Chi.” Beberapa tahun yang lalu, terdapat kunjungan relawan Tzu Chi ke sekolah Richard untuk mensosialisasikan pelestarian lingkungan, dari situ jugalah yang membuat Richard berkenalan dengan Tzu Chi. “Menurut saya daur ulang itu bagus sekali, kita membantu menjaga bumi,” tutur Richard bangga. Jalinan cinta kasih keluarga ini dengan Tzu Chi sungguh erat, banyak anggota keluarga mereka yang sudah menjadi Rong Dong. “Sudah 20 orang dari keluarga besar kami yang saya ajak menjadi Rong Dong, dari yang tua hingga anak-anak,” ungkap Janti Shijie mantap sekaligus bangga. Bangga karena telah mengalirkan cinta kasih mereka melalui Tzu Chi, dan yakin jalinan ini tidak akan pernah putus. Keterangan : - Tamu undangan terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, dari yang muda hingga tua sama-sama berdoa agar dunia menjadi lebih baik (kiri)(Foto :Henry Tando He Qi Utara).
- Di penghujung acara, para tamu undangan mendapatkan angpau berkah yang diberikan oleh Master Cheng Yen (kanan)(Foto :Henry Tando He Qi Utara).
Jalinan Jodoh dan Cinta Kasih Di antara sekitar 1500 pengunjung malam itu, hadir juga Ririn, Nanang Sutriano, Hedy dan teman-temannya. Mereka mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Sriwijaya, Tangerang. Atas undangan dari Hong Tjhin Shixiong (relawan Tzu Chi sekaligus CEO DaAi TV), mereka pun datang dan ikut meramaikan acara Ramah Tamah Imlek ini. Menurut Ririn, selama ini STAB Sriwijaya telah menjalin hubungan yang erat dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, hal ini bisa terlihat dari seringnya para relawan maupun staf dari Yayasan Buddha Tzu Chi dalam memberikan materi kuliah budaya humanis di STAB Sriwijaya. Ririn yang dari tahun 2007 sampai 2011 pernah bekerja di DAAI TV sebagai staf AV Data menuturkan, “Kegiatan yang selama ini sering dilakukan bersama dengan STAB Sriwijaya adalah donor darah dan daur ulang, dan baru-baru ini diadakan kegiatan bedah buku di STAB Sriwijaya yang dihadiri oleh para mahasiswa di situ, dengan menghadirkan pembicara Sudarno Shixiong yang membahas buku Pedoman Guru Humanis.” Lain lagi dengan Hedy, ia mengenal Tzu Chi melalui buku-buku yang ada di perpustakaan dan dari kuliah yang dibawakan oleh relawan Tzu Chi. Hal tersebut ternyata membawa dampak positif, sehingga membuat dirinya tertarik untuk bergabung menjadi relawan. Melalui acara Ramah Tamah Imlek ini, Ririn yang juga adalah donatur Tzu Chi sangat tersentuh dengan video kilas balik Tzu Chi mengenai seorang relawan, yaitu Po San Shixiong yang walaupun rumahnya kebanjiran namun dengan gembira masih terus memberikan perhatian kepada orang lain tanpa memikirkan diri sendiri yang juga tertimpa bencana. Aliran cinta kasih antarmanusia yang bajik dan indah ini, baik yang berbentuk dana, materi, tenaga, waktu, pikiran, maupun perhatian yang tulus, semuanya adalah cinta kasih yang begitu murni dan tanpa pamrih. Bila setiap orang dapat mengalirkan cinta kasihnya, maka di dunia ini tidak akan ada sudut yang gelap karena cinta kasih telah menerangi setiap pelosok dunia. |