Ramah Tamah Imlek : Semangat di Jalan Bodhisatwa

Jurnalis : Indri W.Hendarmin (He Qi Utara), Fotografer : Anand Yahya
 
 

fotoSetiap tamu undangan yang datang, disambut dengan hangat oleh barisan relawan (foto : Anand Yahya).

Sabtu, 23 Februari 2013, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan acara Ramah Tamah Imlek di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Acara ini sebenarnya merupakan acara Pemberkahan Akhir Tahun yang tertunda, dimana rencananya dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2013, namun akibat banjir yang melanda Jakarta tanggal 17 Januari 2013 membuat kota Jakarta lumpuh beberapa saat hingga acara ini tertunda dan baru dapat direalisasikan sebulan setelahnya.

Nama acara juga berubah menjadi Ramah Tamah Imlek dan karena malam itu merupakan malam Cap Go Meh dalam penanggalan imlek, Merry Shijie dan Rosvita Shijie sebagai pembawa acara saat itu juga tidak lupa mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek kepada para hadirin.

Banjir yang melanda Jakarta belum terlalu lama berlangsung tentu masih membekas dalam ingatan kita dan bencana tidak memandang siapapun termasuk relawan Tzu Chi sendiri, salah satunya Posan Shixiong yang tinggal di wilayah Pluit. Pluit merupakan daerah yang menderita banjir cukup tinggi. Banjir di kawasan Pluit mencapai ketinggian hingga 2 meter dan berlangsung hingga sepuluh hari. Posan Shixiong, salah satu korban banjir juga ikut mengungsi ke Aula Jing Si. Selama banjir berlangsung, Posan Shixiong bersama relawan Tzu Chi lainnya mengunjungi penampungan korban banjir. Dengan senyum hangatnya Posan Shixiong memberikan dukungan dan semangat kepada korban banjir, padahal rumahnya sendiri terendam banjir hingga 1,5 meter, bisa dikatakan hampir satu lantai. Namun semua itu diterimanya dengan ikhlas tanpa mengeluh. Senyum yang selalu menghiasi wajahnya merupakan salah satu ciri khas PosanShixiong. Usai banjir, para relawan Tzu Chi lainnya turut membantu membersihkan rumahnya yang terendam banjir. Tingginya banjir yang melanda rumahnya juga merendam salah satu seragam Komite Posan Shixiong.

foto   foto

Keterangan :

  • Tarian Tangan Seribu merupakan salah satu tarian yang disajikan dalam ramah tamah imlek, tangan ini menggambarkan bahwa Tzu Chi bagaikan bodhisatwa bertangan seribu yang siap membantu siapa saja (kiri) (foto :Anand Yahya).
  • Dalam dunia Tzu Chi, Setiap orang bisa bersumbangsih, tidak memandang kaya atau miskin, tua atau muda, besar atau kecil, asalkan ada niat, semua dapat kita laksanakan (kanan) (foto :Anand Yahya).

Setiap Orang Bisa Bersumbangsih
Pada saat saya sedang melangkah menuju barisan belakang, saya melihat seorang oma duduk dikursi roda menyaksikan acara ramah tamah ini. Tanpa ragu saya langsung menghampirinya untuk mengajaknya berbincang-bincang. Oma Liany yang berusia 65 tahun ini menempuh perjalanan selama dua jam dari rumahnya Surya Kencana di daerah Bogor. Dari jam 8 pagi ia dengan ditemani suster dan rombongan teman-teman sudah berangkat untuk dapat menghadiri acara ramah tamah ini. Oma Liany mengenal Tzu Chi dari Fifi Shijie relawan Tzu Chi yang tinggal di daerah Bogor, Jawa Barat. Yang membuat saya kagum ternyata Oma Liany adalah salah satu donatur Tzu Chi, dan sudah lima tahun lamanya menjadi donatur. “Tzu Chi merupakan yayasan yang baik,” ujarnya yang membuat beliau mempercayai Tzu Chi untuk menyalurkan bantuannya. Keterbatasan fisiknya tidak menjadi halangan untuk berbuat kebajikan, ini menyadarkan saya bahwa setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk berbuat kebajikan. Dengan dilandasi semangat dan tekad disertai usaha, tentu saja kebajikan dapat kita lakukan. Senyuman menghiasi wajah Oma Liany ketika saya berpamitan menutup perbincangan.

Penampilan isyarat tangan Xing Yuan yang dipentaskan oleh para Shixiong terasa pas untuk mewakili semangat dari Posan Shixiong dan Oma Liany. Shouyu yang menceritakan perjuangan Mahabiksu Jian Zhen dari Tiongkok untuk menyebarkan Dharma ke negeri Jepang. Akhirnya acara ini berhasil terselenggara dengan baik, semoga setiap harinya kita mempunyai semangat dan berkesempatan untuk dapat melakukan kebajikan.

 

 
 

Artikel Terkait

Mengubah Duka Pengungsi Menjadi Sukacita

Mengubah Duka Pengungsi Menjadi Sukacita

06 Juli 2017

Trauma serta kesedihan jauh dari keluarga yang dirasakan pengungsi turut dirasakan oleh relawan Tzu Chi. Selama tiga hari, tepatnya dari tanggal 3-5 Juli 2017, para relawan Tzu Chi berbagi kebahagiaan kepada 255 pengungsi, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Suara Kasih: Membangun Empat Ikrar Agung

Suara Kasih: Membangun Empat Ikrar Agung

22 Juli 2013 Ada banyak sekali orang yang membutuhkan pelayanan medis kita. Karena itu, kita harus membangkitkan Empat Ikrar Agung Bodhisatwa, yaitu ikrar untuk menyelamatkan semua makhluk yang tak terhingga.
Berpartisipasi Menyelamatkan Bumi

Berpartisipasi Menyelamatkan Bumi

31 Mei 2018
Relawan Tzu Chi Bandung mengadakan kegiatan pemilahan sampah daur ulang sebagai wujud dari kesadaran para relawan yang tanggap dalam menyikapi keberadaan sampah yang kian hari kian bertambah.
Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -