Ramai-ramai Membersihkan Lingkungan Rumah Susun

Jurnalis : Effendy Leman (Tzu Chi Medan), Fotografer : Pieter Chang (Tzu Chi Medan)
 
foto

* Tumpukan sampah di rumah susun Sukaramai, Medan dipindahkan oleh relawan Tzu Chi bersama-sama dengan penghuni rumah susun tersebut.

Minggu, 8 Maret 2009, Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Perwakilan Medan mengadakan penyuluhan pelestarian lingkungan di sekitar rumah susun blok A6 dan A7 Kelurahan Sukaramai II, Kecamatan Medan Area. Relawan Tzu Chi bersama dengan penghuni rumah susun dan anggota dinas kebersihan yang keseluruhannya berjumlah 119 orang, dengan antusias memulai pagi yang cerah dengan membersihkan sampah yang berserakan di parit dan di sekeliling lingkungan rusun. Untuk menghindari timbulnya penyakit berhubung banyaknya sampah yang bertumpuk dan menimbulkan bau busuk, relawan dan warga yang ikut berpartisipasi dibagikan masker dan sarung tangan.

Pembersihan dapat berjalan dengan lancar tidak lain karena semangat yang tidak kenal lelah dari para relawan yang ingin menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

Di kawasan ini sampah rumah tangga masih menjadi masalah serius yang belum bisa teratasi. Mulai dari parit pembuangan, gang yang kumuh hingga atap rumah warga, pemandangan penumpukan sampah menjadi hal biasa. Bahkan hampir di setiap sudut kawasan rumah susun, sampah rumah tangga selalu berserakan. Sebab itu diperlukan kesadaran dan kepedulian dari masyarakat, tentunya dengan tidak membuang sampah secara sembarangan. Terlebih lagi kawasan ini termasuk pemukiman yang padat penduduknya, lebih kurang 800 warga penghuni rusun, dimana limbah sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga sangat banyak, sehingga menjadi ancaman besar bagi kesehatan.

foto  foto

Ket : - Limbah rumah tangga adalah jenis sampah yang paling banyak ditemui di setiap sudut rumah susun
           Sukaramai. (kiri)
         - Relawan Tzu Chi tidak hanya memberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga lingkungan, namun juga
           langsung memberikan contoh dengan membersihkan rumah susun Sukaramai. (kanan)

Permasalahan sampah bukanlah hal yang baru di kawasan ini. Pihak kelurahan mengatakan sudah sering menghimbau untuk membuang sampah pada tempatnya. Namun karena kurangnya kesadaran dan kecilnya tingkat kepedulian warga, menyebabkan sampah selalu berserakan. Dengan bekerja keras dan saling bahu-membahu antar penghuni rusun, seharusnya dapat menyelesaikan permasalahan sampah.

Direncanakan kegiatan ini akan diadakan dalam 3 tahap. Minggu ini merupakan tahap pertama yaitu pembersihan, dimana sampah yang berhasil terkumpul sebanyak 5 truk, sedangkan 2 tahap berikutnya akan diadakan pada bulan April dan Mei. Kegiatan ini diharapkan mampu menimbulkan kesadaran dari warga rumah susun akan pentingnya kebersihan lingkungan. Menjaga lingkungan bebas dari sampah seharusnya sudah menjadi kewajiban kita semua. Melalui kegiatan ini semoga dapat membuka mata hati dan pikiran kita, bahwa kelangsungan hidup manusia tergantung dari keseimbangan alam dan lingkungan.

foto  foto

Ket : - Kerja sama semua pihak akan lebih memudahkan terciptanya lingkungan yang bersih dan indah, termasuk            di lingkungan rumah susun Sukaramai. (kiri)
         - Relawan bahu-membahu dengan warga rusun membersihkan lingkungan rusun. Kegiatan ini diharapkan
           memacu warga rusun untuk lebih mau menjaga kebersihan lingkungan. (kanan)

Relawan Tzu Chi dan warga meskipun tampak lelah, tetap merasa senang dan puas karena lingkungan rusun sudah tampak bersih, jauh berbeda dari sebelum kegiatan pembersihan yang tampak kumuh dan penuh tumpukan sampah. Di akhir kegiatan, dipertontonkan peragaan isyarat tangan yang berjudul Setiap Orang Mengerjakan Daur Ulang dimana isi lagunya menghimbau agar tidak membuang sampah sembarangan dan mengajak agar semua orang ikut melakukan kegiatan daur ulang. “Belum pernah ada kegiatan yang seperti ini, yang ada sampah semakin menumpuk. Ini dikarenakan sebagian besar warga yang suka membuang sampah sembarangan. Saya sangat bersyukur lingkungan ini dapat bersih dari sampah. Dengan bersih warga dapat jauh dari penyakit,” ujar Zainal Abidin, warga rumah susun Sukaramai yang ikut membantu kegiatan pelestarian lingkungan ini.

 

Artikel Terkait

Meyakini dan Meneladani Buddha

Meyakini dan Meneladani Buddha

01 November 2011 Dahulu, ada 30 ibu rumah tangga yang mendukung saya dengan menyisihkan 50 sen setiap hari ke dalam celengan bambu. Saya berkata kepada mereka bahwa dengan menyisihkan 50 sen setiap hari, berarti kalian telah membangkitkan niat baik setiap hari dan mempratikkannya melalui tindakan nyata.
Suara Kasih: Penuh dengan Cinta Kasih

Suara Kasih: Penuh dengan Cinta Kasih

02 November 2011 Lihatlah Tuan He di Tiongkok yang hanya memiliki satu tangan. Tahun ini ia berusia 50 tahun. Dua puluh satu tahun yang lalu, istrinya meninggal dunia akibat menderita penyakit parah. Ia harus menafkahi kedua putranya sekaligus berperan sebagai ibu bagi mereka.
Kepedulian Tzu Chi untuk Ibu dan Anak

Kepedulian Tzu Chi untuk Ibu dan Anak

19 Desember 2017
Para ibu yang membawa serta anak mereka tak sabar untuk mendengarkan penyuluhan dan juga pemeriksaan yang dilakukan oleh relawan Tzu Chi Sinar Mas.
Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -