Rasa Syukur Anak-Anak di Radmila
Jurnalis : Rachmat (Tzu Chi Batam), Fotografer : Dok. Tzu Ching BatamPada Minggu, 21 Juni 2015, sekitar 44 relawan Tzu Chi Batam yang terdiri dari Tzu Chi, Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi), dan anggota Tzu Chi International Medical Association mengunjungi 75 anak yatim piatu di Radmila Children’s Home yang terletak di kawasan Marina City, Batam.
Dewasa ini, masyarakat suka membandingkan-bandingkan apa yang dimiliki dengan yang dimiliki orang lain. Akibatnya, rasa syukur akan apa yang telah dimiliki semakin jarang ditemui. Salah satu cara membangkitkan rasa syukur adalah dengan mengajak kaum muda untuk lebih menghargai berkah yang dimiliki.
Pada Minggu, 21 Juni 2015, sekitar 44 relawan Tzu Chi Batam yang terdiri dari Tzu Chi, Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi), dan anggota Tzu Chi International Medical Association (TIMA) mengunjungi 75 anak-anak di Radmila Children’s Home yang terletak di kawasan Marina City, Batam. Selain untuk memberikan perhatian, kunjungan yang merupakan kunjungan ketiga kalinya ini juga untuk membangkitkan rasa syukur dalam diri tiap anak. Para anak diingatkan bahwa masih banyak berkah yang dapat disyukuri dalam kehidupan sehari-hari misalnya saja diberi anggota tubuh yang lengkap.
Para relawan mengajak anak-anak untuk bermain bersama serta memberikan pelayanan seperti merapikan rambut dan pemeriksaan kesehatan.
Selain itu, anak-anak juga diajarkan untuk memahami Kata Perenungan Master Cheng Yen, yaitu: “Penyakit pada tubuh tidaklah menakutkan, namun batin yang sakit justru lebih mengerikan.” Kata perenungan ini dibawakan dengan tema yang sederhana agar dapat dipahami anak-anak yaitu “Bersyukur”.
Pada dasarnya, anak-anak sudah mengerti makna dari kata bersyukur. Namun, tak banyak yang menyadari bahwa hal-hal sederhana juga seharusnya disyukuri. Hal-hal yang dianggap sepele akan tetapi jika direnungkan sebenarnya semua itu adalah berkah. Para relawan mengajak anak-anak diajarkan agar selalu menjaga batin yang positif, mau bersyukur, dan melakukan hal-hal yang positif yang berguna bagi diri sendiri dan sesama.
Permainan dengan satu kaki mengajarkan anak-anak akan makna bersyukur pada hal-hal kecil di sekitarnya.
Salah satu cara membangkitkan rasa syukur dalam diri anak-anak adalah dengan memberikan figur-figur inspiratif. Dalam kegiatan ini, anak-anak juga diputarkan video tentang Chen Hao Zhi yang terkena kanker tulang dan harus mengamputasi salah satu kakinya. Walaupun hanya memiliki satu kaki, Hao Zhi tetap bersemangat, ceria, dan tetap mandiri dalam menjalankan kegiatan sehari-harinya.
Anak-anak banyak belajar dari kisah-kisah yang diputarkan, seperti juga pada kartun animasi Xiao Guai yang tidak pernah berpuas hati akan barang yang dimilikinya dan selalu merengek kepada ibunya untuk dibelikan mainan baru. Ia akhirnya sadar setelah melihat perjuangan kakak di pasar malam yang sedang membantu ibunya menjual air asam walaupun hanya berkaki satu.
Acara ditutup dengan peragaan isyarat tangan berjudul Gei Ni (Untukmu).
Permainan dengan tema bersyukur juga disuguhkan agar anak-anak dapat secara langsung merasakan kesulitan berkaki satu dan pentingnya saling membantu. Dalam permainan ini, anak-anak diharuskan melompat dengan satu kaki melalui rintangan dan memasukan bola ke dalam wadah yang disediakan. Anak-anak juga diuji kekompakannya dengan permainan tali kebersamaan di mana anak-anak harus saling membantu melepaskan tali dari tubuh teman di sebelahnya. Wajah anak-anak tampak ceria dan gembira dengan permainan yang diberikan. Para relawan pun tidak lupa menyampaikan pesan moral yang ingin disampaikan dari permainan tersebut.
Pada waktu yang bersamaan pula, para relawan juga bersama-sama merapikan rambut anak-anak yang sudah mulai panjang. Selain itu, tiga dokter TIMA yang ikut pada kunjungan ini melakukan pemeriksaan kesehatan dasar.
Sesi acara pun dilanjutkan dengan peragaan isyarat tangan lagu berjudul Gei Ni (Untukmu) yang sarat makna akan rasa syukur terhadap apa yang telah disediakan oleh bumi untuk kita. Anak-anak tampak riang dan aktif mengikuti gerakan isyarat tangan para kakak-kakak relawan. Para relawan dan Tzu Ching lalu membagikan bingkisan kecil dan amplop berkah kepada anak-anak Radmila dalam menyambut Idul Fitri. Acara pun berakhir dengan sesi foto bersama relawan dan anak-anak di Radmila Children’s Home. Kakak-kakak relawan berharap melalui materi yang diberikan, anak-anak dapat belajar bersyukur dan menghargai semua berkah yang sudah dimilikinya saat ini.