Rasa Syukur di Dalam Hati
Jurnalis : Yanti (Tzu Chi Medan), Fotografer : Lukman, Pieter Chang (Tzu Chi Medan)Tahun baru yang dapat disambut dengan kegembiraan dan kehangatan layaknya keluarga mewarnai Tzu Chi Medan. Dalam acara pemberkahan akhir tahun, para relawan mengundang penerima bantuan selama ini untuk merayakan kebersamaan. |
| ||
Kegiatan dari pagi sampai siang ini berlangsung lancar dalam suasana penuh kekeluargaan. Para relawan Tzu Chi melayani keluarga kurang mampu dan anak asuh yang pulang ke “rumah” dengan penuh kehangatan cinta kasih universal Tzu Chi. Selain kegiatan pangkas rambut, pemeriksaan kesehatan, belajar peragaan isyarat tangan, sosialisasi daur ulang bagi anak-anak dan makan bersama, juga diberikan penyuluhan bagi keluarga kurang mampu agar dapat kiranya memiliki kekayaan “batiniah”. Dalam kegiatan kali ini, 176 orang relawan Tzu Chi, bersama dengan 6 orang dokter dan 16 orang stylist rambut dari tujuh salon terjun memberikan pelayanan bagi 613 warga kurang mampu dan anak asuh yang berasal dari berbagai suku dan agama. Kegiatan ini bertujuan untuk lebih mempererat hubungan antara sesama keluarga kurang mampu dan anak asuh. Selain itu diharapkan pula mereka dapat mengenal satu dengan yang lainnya, mereka juga dapat melihat dan merasakan bahwa masih banyak orang yang menghadapi penderitaan sehingga tumbuh rasa syukur atas keadaan mereka sekarang.
Ket : - Enam orang dokter TIMA tak kenal lelah memberikan pelayanan kesehatan pada yang membutuhkan dalam segala kesempatan, termasuk dalam kegiatan pemberkahan ini.(kiri) Pasangan suami-istri Iwan dan Halimah datang bersama putra bungsu mereka Andika (4 tahun). Andika menderita penyakit hydrocephalus yaitu pembesaran kepala. Andika semula lahir dalam keadaan normal, namun setelah berusia 2 bulan kepalanya mulai membesar hingga sampai sekarang. Kasus Andika pada awalnya diterima oleh DAAI TV yang juga mengudara di Medan, dan kemudian dilanjutkan ke Tzu Chi Medan. “Walaupun sekarang Andika tidak bisa dioperasi, saya berharap Andika bisa tetap berobat jalan,” tutur sang ibu Halimah. Siti Ramlah, salah satu pasien yang hadir juga merasa sangat senang dan bersyukur karena telah mendapatkan bantuan dari Tzu Chi. “Saya berharap saya bisa menjadi relawan dan menolong orang lain. Saya sering menonton DAAI TV dan saya merasa terharu dengan apa yang dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi dalam menolong orang yang tidak membedakan satu sama lain,” tuturnya.
Ket : - Relawan menggunakan kesempatan untuk menerangkan tentang cara melestarikan lingkungan dan menjaga bumi kepada anak-anak asuh Tzu Chi. (kiri) Salah satu misi dalam Tzu Chi yaitu Misi Pendidikan, karenanya Tzu Chi pun membantu anak-anak dari keluarga kurang mampu dengan memberi bantuan biaya pendidikan agar mereka dapat melanjutkan pendidikan dan mendapatkan masa depan yang lebih baik. “Saya mengenal Tzu Chi karena dulu ibu saya dibantu oleh Yayasan Buddha Tzu Chi. Saya menerima bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi sejak kelas 1 SMP. Saya merasa senang karena saya masih dapat terus bersekolah. Saya juga senang dengan kegiatan hari ini karena dapat menambah pengetahuan saya, dan saya bisa mendapat teman baru di sini. Saya akan terus belajar dan mau membanggakan Yayasan Buddha Tzu Chi,” kata Bagus, yang kini duduk di kelas 2 SMP Sekolah Pasundan Medan. “Saya merasa senang dengan kegiatan hari ini dan ingin menjadi orang yang sukses, rajin belajar dan berbakti pada orangtua,” kata Agnes Vina, siswi kelas 1 SMA Yos Sudarso Medan, yang juga menerima bantuan pendidikan dari Tzu Chi. Bersama dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun, banyak pelajaran tentang rasa syukur terhadap kehidupan. Seperti kata perenungan Master Cheng Yen, “Saat kita melihat dunia dari sudut pandang yang lain, dunia akan tampak luas tanpa batas. Saat kita menghadapi orang lain dan menangani masalah dengan sudut pandang yang berbeda, segalanya akan terasa nyaman tanpa tekanan.” | |||