Relawan Buddha Tzu Chi Layani Ratusan Warga Kurang Mampu di Manado
Jurnalis : Fernando Lumowa (Tzu Chi Manado), Fotografer : Fernando Lumowa (Tzu Chi Manado)
Sabtu 17 Mei 2014, sedikitnya 725 orang yang didominasi paruh baya dan lansia mendapat pelayanan dalam screening (pemeriksaan awal) bakti sosial.
Uluran tangan dan kasih
mereka yang tergabung di Yayasan Buddha Tzu Chi kembali menjangkau ratusan
warga Kota Manado, Sulawesi Utara. Sabtu 17 Mei 2014, sedikitnya 725 orang
yang didominasi paruh baya dan lansia mendapat pelayanan dalam screening (pemeriksaan awal) bakti
sosial (baksos) sebelum operasi karatak dan pterygium gratis.
Peserta datang bukan hanya dari Manado dan sekitarnya. Ada yang datang lebih
awal, sehari sebelumnya karena datang dari sejumlah wilayah di Bolmong Raya,
Minsel dan Kepulauan Sangihe Talaud.
Antusiasme terhadap kegiatan ini begitu tinggi terbukti. Hari masih pagi,
sekitar pukul 07.00 WITA, puluhan peserta baksos sudah menyemut di depan pintu
masuk Marina Shopping Walk (M-Walk) Marina Plaza. Begitu dibuka, peserta
langsung berebut kesempatan mendaftar duluan. Namun, berkat kesigapan para
relawan, peserta mau diatur dan bersedia diri antri mengikuti prosedur yang
ditetapkan. Sebelum menjalani pemeriksaan, peserta melakukan registrasi ulang
ke panitia.
Sebagian besar peserta yang sudah lanjut usia, punya keterbatasan fisik, mata
tak bisa lagi melihat mengharuskan para relawan 'turun tangan' menuntun
peserta. Meskipun jumlahnya ratusan, proses pemeriksaan dari awal hingga akhir
lancar berkat kerja keras para relawan.
Antusiasme terhadap kegiatan ini begitu tinggi terbukti. Sekitar pukul 07.00 WITA, puluhan peserta baksos sudah datang ke Marina Shopping Walk (M-Walk) Marina Plaza, tempat baksos diadakan.
Mereka yang telah mendaftar langsung mendapat nomor dan mengikuti tahap demi
tahap pemeriksaan kesehatan. Pertama, peserta diperiksa tekanan darahnya di
koridor lantai satu M-Walk. Selanjutnya, mereka yang sudah diperiksa
tekanan darahnya dipersilahkan naik ke lantai dua untuk pemeriksaan mata
visus, tekanan bola mata, ukuran pupil dan biometrik mata.
Pada tahap ini, diketahui mana peserta yang matanya minus, rabun dekat/jauh,
positif katarak dan pterygium. Peserta yang matanya minus dan rabun saja
langsung direkomendasikan untuk rawat jalan. "Kami langsung berikan
obat dan kaca mata yang sesuai," jelas dr Ruth Anggraeni, Ketua Divisi
Baksos Tzu Chi International Medical Association (TMA).
Selanjutnya peserta yang dinyatakan positif katarak dan pterygium (boboca)
melanjutkan pemeriksaan ke laboratorium. "Di lab mereka diperiksa kadar
gula darahnya, apakah ada penyakit lain atau tidak, tingkat pendarahannya
bagaimana, leukosit dan haemoglobin (HB)," jelasnya.
Tak semua peserta yang positif katarak dan pterygium bisa dioperasi. Mereka
yang gula darah dan leukositnya tinggi, HB rendah atau terindikasi mengidap
penyakit komplikasi tak bisa dioperasi. "Mereka kita beri obat dan
harus menjalani rawat jalan," jelas dr Subekti MPH, salah satu relawan
medik dari TIMA yang pada saat itu mendapat tugas mengukur diameter pupil
menggunakan alat keratometer.
Dari 725 orang yang menjalani screening di hari itu, hanya 303 orang yang layak menjalani operasi nanti.
Dari 725 orang yang menjalani screening
di hari itu, hanya 303 orang yang layak menjalani operasi nanti. Peserta yang
layak operasi langsung diberikan kartu kuning yang nantinya menjadi 'tiket'
pada hari H baksos.
Ketua panitia baksos kesehatan ke-99 Yayasan Buddha Tzu Chi Benny Pandelaki
mengaku kaget karena jumlah peserta yang membludak. Bahkan, sehari
sebelumnya, tercatat ada sedikitnya 1.400 nama dalam daftar peserta. "Banyak
yang tak datang mungkin terkendala jarak dan waktu. Tapi kami bersyukur, banyak
juga yang datang ini berarti misi kemanusiaan kita mendapat respon positif di
masyarakat," jelas Benny.
Operasi akan digelar tiga hari, Jumat-Minggu, 30 Mei - 1 Juni di RS Wolter
Monginsidi Teling, Manado. Ada 10 dokter spesialis, dokter umum serta beberapa
perawat pembantu yang akan turun melakukan operasi terhadap ratusan peserta.
"Kepada peserta yang sudah dinyatakan layak operasi, kiranya menjaga
kondisi fisik dan mental sehingga bisa melewati operasi nanti," kata Benny
Pandelaki.
Yanty Nishino, salah seorang peserta bersyukur termasuk dalam daftar peserta
yang akan dioperasi akhir bulan ini. Wanita sepuh 69 tahun ini sudah lama
berharap mata kirinya yang sudah pernah diperiksa dan positif katarak bisa
dioperasi. Niatnya tak pernah kesampaian karena biaya operasi tak sanggup
dipenuhi wanita tiga anak dan punya empat cucu ini. "Terima kasih kepada
Yayasan Buddha Tzu Chi. Baru kali ini ada kegiatan seperti ini. Sangat-sangat
positif dan membantu kami yang kurang mampu," ujar warga Jalan Sutomo,
Kelurahan Pinaesaan Kecamatan Wenang ini.
Suksesnya acara tak lepas dari peran ratusan relawan. Sedikitnya 200 relawan
terlibat langsung dalan kegiatan aksi kemanusiaan ini. Menurut Siska Sofian,
Bidang Publikasi Yayasan Buddha Tzu Chi Manado, dari 200-an relawan, 20
lebih datang dari Papua, Jakarta, Pontianak, Bandung dan lain-lain.
"Selain itu ada relawan dari Fakultas Kedokteran Unsrat, sejumlah
perguruan tinggi dan umat Tri Dharma Klenteng Ban Hin Kiong," jelas Siska.
Harry Pirono, relawan asal Papua bahagia screening
bisa berlangsung lancar tanpa alangan. Kata dia, semua ini dilakukan demi
kemanusiaan agar semua orang merasakan bahagia dan damai sejahtera. Kata
Pirono, di balik aksi pemeriksaan kesehatan dan operasi katarak-pterygium ini,
terkadung maksud agar semua mahluk hidup berbahagia.
"Sejatinya, kita bukan hanya menyembuhkan penyakit secara fisik. Lebih
dari pada itu, bagaimana kia menyembuhkan kemanusiaan itu utuh dan menyeluruh.
Bagaimana kita menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan, semangat hidup dalam
kebersamaan, solidaritas dan rasa senasib sepenanggungan. Itulah yang hendak
disebarluaskan Yayasan Buddha Tzu Chi," urai Pirono.
Artikel Terkait
Relawan Buddha Tzu Chi Layani Ratusan Warga Kurang Mampu di Manado
02 Juni 2014Secercah Harapan Warga
29 Agustus 2014 Puluhan orang relawan Tzu Chi sudah berdatangan ke acara Bakti Sosial Kesehatan di hari Selasa 19 Agustus 2014 sejak pukul 06.35 WIB, termasuk 20 orang relawan asal pondok Pesantren Al Ashiriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor yang datang membantu acara ini.Screening Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-111: Menggapai Mimpi
28 Maret 2016Setelah menanti dan menjalani serangkaian tes hari itu, pihak dokter yang bertugas di kegiatan baksos kesehatan Tzu Chi menyatakan bahwa hasil tes menunjukkan Imanudin dan Fauzan layak untuk menjalani operasi. Imanudin maupun Fauzan kini dapat merasa gembira, karena mereka berdua dapat mengejar mimpinya masing-masing.