Relawan Pelayanan dan Konsumsi: Pelayanan yang Tulus
Jurnalis : Fammy (He Qi Timur), Fotografer : Fammy, Willy Japri (He Qi Timur)Para relawan pelayanan dan konsumsi dari He Qi Timur tengah mempersiapkan Nasi Jing Si sebagai bahan dasar bacang vegetarian mini yang akan menjadi penganan khusus buka puasa bersama tenaga dan relawan pendidik bersama Tzu Chi International Medical Association (TIMA) pada 5 Juli 2015 di Tzu Chi Center.
Hari itu, 5 Juli 2015, para tenaga pendidik Sekolah Cinta Kasih dan Sekolah Tzu Chi Indonesia serta para relawan pendidikan (DAAI Mama dan DAAI Papa) tengah sibuk mengikuti pelatihan tenaga pendidik di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Tapi, siapa sangka di balik kesibukan mereka, ada relawan lain yang tengah sibuk mempersiapkan berbagai keperluan untuk sesi buka puasa bersama yang juga akan dihadiri oleh anggota Tzu Chi Medical Association (TIMA).
Mereka adalah relawan pelayanan atau sering disebut sheng huo zhu dari komunitas He Qi Timur dan Barat. Sejak pukul 8 pagi, mereka telah sibuk berkutat dengan berbagai persiapan konsumsi hingga lokasi diadakannya buka puasa bersama yakni kantin Tzu Chi. Tugas pun dibagi tim per tim. Ada tim yang menyiapkan bahan makanan, memasak, hingga menyiapkan lokasi dan peralatan makan.
Para relawan membagi tugas menjadi tim-tim yang memiliki tugas masing-masing, salah satunya mempersiapkan lokasi dilakukannya acara.
“Kami, relawan komunitas He Qi Timur, bersama relawan komunitas He Qi Barat mendapat ladang berkah melayani dan menyiapkan konsumsi baik makan siang, snack sore, dan makan malam berbuka puasa,” ujar Lynda Suparto, Koordinator Relawan Komunitas He Qi Timur.
Lebih lanjut, Lynda bercerita bahwa dalam acara buka puasa kali ini, relawan komunitas He Qi Timur juga menyiapkan penganan khusus, yaitu bacang. “Nah, karena waktunya pas mau persiapan lebaran, juga masih dalam rangkaian bulan Bacang. Tim kami juga membuat snack sore Bacang Vegetarian mini dari Nasi Jing Si (Xiang Ji Fan). Hal ini untuk memperkenalkan supaya semua orang bisa mencicipi variasi baru bacang vegetarian mini ini,” tambah Lynda.
Deposito Cinta Kasih
Kegiatan kerelawanan pada hari itu juga bertujuan membina para relawan baru untuk semakin giat bersumbangsih terutama dalam bidang pelayanan. Misalnya yang dilakukan oleh Hu Ai Kelapa Gading yang mana pada hari itu menghadirkan grup-grup kecil relawan baru binaan. Melalui kegiatan ini, mereka dapat belajar dan menyelami makna tugas sebagai relawan pelayanan.
Soelistijowati atau yang akrab disapa Akim yang menjadi penanggung jawab konsumsi berharap para relawan dapat semakin mendalami makna pelayanan dengan sepenuh hati.
“Kita ingin di He Qi Timur sendiri, semua relawan bisa belajar melatih diri mengambil tanggung jawab di tiap bagian kegiatan. Di sini, masing-masing tim bekerja bersama-sama seperti ada bagian yang potong sayur, bagian memasak. Kita mendepositokan tabungan cinta kasih dan pendampingan kita kepada relawan-relawan itu sendiri,” cerita Lynda, “kalau kita mampu membina jodoh baik dengan mereka, maka, hubungan timbal balik antara kita dan mereka tentu harus dibina sehingga pada akhirnya mereka pun mau ikut bersama-sama mengambil fungsi tanggung jawab.”
Relawan lain yang juga tak kalah sibuknya mengurusi persiapan konsumsi adalah Soelistijowati yang menjadi penanggung jawab tim konsumsi. Wanita yang akrab disapa Akim ini telah bangun sejak pukul 5 pagi bersama suaminya, Surya Wijaya yang juga menjadi penanggung jawab logistik pada kegiatan hari itu.
Pelayanan pada hari itu juga menjadi kesempatan membina para relawan baru agar semakin giat bersumbangsih.
Dulu, Akim tak terbiasa memasak sajian vegetarian. Awalnya, dia mengalami kesulitan. Namun, perlahan-lahan, wanita yang menjadi relawan sejak tahun 2008 itu mulai menyadari manfaat dari vegetarian. Akim menyadari bahwa setiap kali dia menyiapkan makanan vegetarian, saat itu juga dia turut bersumbangsih menyehatkan hidup dan menyelamatkan kehidupan. Kini, dia kian rutin memasak dan mengonsumsi makanan vegetarian.
“Pembuatan 700 bacang vegetarian mini ini sudah kami siapkan sejak hari Rabu, 1 Juli 2015. Kalau kita memasak untuk kegiatan besar seperti ini pasti kita menyiapkan porsi lebih banyak, pasti juga membutuhkan banyak sekali tangan relawan untuk membantu. Menyiapkan konsumsi di Tzu Chi seperti ini ada rasa kekeluargaannya, apa yang kita butuhkan, apa yang diperlukan semua ikut membantu,” cerita Akim.
Lebih lanjut, Akim berharap para relawan dapat semakin mendalami semangat pelayanan yaitu dengan hati yang tulus. “Seperti kata Master Cheng Yan, kerja segala sesuatu itu harus duo yong xin (dengan sepenuh hati-red). Walau pekerjaan kita banyak, saat kita menyiapkan bahan makanan dan minuman, saat kita memasak, saat kita mengolahnya, kita lakukan semua benar-benar menggunakan hati. Pekerjaan berat pun menjadi ringan, cepat selesai, tidak ada rasa capainya, malah tambah happy,” tutup Akim.