Relawan Tzu Chi Ajak Siswa-siswi Carnegie School Belajar tentang Pelestarian Lingkungan

Jurnalis : Liani (Tzu Chi Medan), Fotografer : Liani, Mellisa Sim (Tzu Chi Medan)

Hui Nie, relawan Tzu Chi memberikan edukasi pelestarian lingkungan kepada 180 siswa dan guru Carnegie School bersama 20 relawan Tzu Chi. Dengan semangat dan kasih, mereka menanamkan kesadaran bahwa cinta bumi bisa dimulai dari hal-hal sederhana.

“Mengubah sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih yang mengaliri dunia”.
(Kata perenungan Master Cheng Yen)

Manusia hidup berdampingan dengan makhluk lain dalam suatu lingkungan. Jika tidak dijaga dengan baik, lingkungan dapat mengalami kerusakan yang bisa mengakibatkan terjadinya bencana alam, pencemaran, kerusakan, timbulnya berbagai penyakit, serta berkurangnya sumber daya alam. Peduli akan hal ini, relawan Yayasan Buddha Tzu Chi terus melakukan berbagai kegiatan pelestarian lingkungan untuk menjaga keasrian bumi dan meningkatkan kualitas hidup. Mereka juga berupaya menumbuhkan kesadaran dan rasa tanggung jawab masyarakat akan pentingnya daur ulang serta bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari melalui pendidikan lingkungan.

Pada hari Selasa, 18 Maret 2025, relawan Tzu Chi Medan berkunjung ke Carnegie School untuk mensosialisasikan sejarah Tzu Chi serta misi pelestarian lingkungan. Kegiatan ini dilaksanakan di Wisdom Hall, Jalan Emas Yang Lim Building, Carnegie School, dan diikuti oleh 180 peserta yang terdiri dari siswa-siswi tingkat SMP dan SMA beserta guru, serta 20 relawan. Tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk mengedukasi para siswa, guru, dan keluarga mereka tentang bagaimana berperan aktif dalam kegiatan pelestarian lingkungan dan mendukung program daur ulang di lingkungan sekitar. Harapannya, siswa-siswi semakin peduli terhadap lingkungan dan ikut serta menjaga bumi agar tetap lestari. "Kegiatan ini diharapkan memberikan manfaat dan dampak positif," jelas Kim Hong, koordinator kegiatan.

Kim Hong, koordinator kegiatan, turut membawakan isyarat tangan lagu Dunia yang Bersih — simbol harapan akan masa depan yang lestari dan penuh cinta kasih. Sebuah pesan yang sederhana, namun penuh makna.

Dalam kesempatan tersebut, relawan Hui Nie memperkenalkan sekilas sejarah Tzu Chi dan pentingnya menjaga lingkungan. Tzu Chi adalah organisasi kemanusiaan yang berpusat di Taiwan, didirikan oleh Master Cheng Yen pada tahun 1966 dan mulai berkiprah di Indonesia sejak 1993. Master Cheng Yen memiliki visi untuk membangun dunia yang lebih harmonis dan berkelanjutan melalui misi Tzu Chi, termasuk dalam bidang pelestarian lingkungan. Upaya tersebut mencakup pengurangan polusi, pencegahan kerusakan lingkungan, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan membangun komunitas yang ramah lingkungan.

Relawan juga menjelaskan konsep 5R (Rethink, Reduce, Repair, Reuse, Recycle). Sebelum membeli barang, kita diajak untuk berpikir ulang apakah yang akan dibeli merupakan kebutuhan atau hanya keinginan. "Adik-adik, hewan apa yang usianya paling panjang?" tanya Hui Nie. "Kura-kura," jawab siswa serempak.

"Kalau begitu, barang apa yang paling lama terurai di bumi?" sapa Hui Nie kembali. Seperti yang diketahui bersama, bahan-bahan nonorganik yang sulit terurai bisa merusak lingkungan dan mengganggu ekosistem hewan. Mengurangi penggunaan plastik, styrofoam, kertas, dan botol kaca dapat membantu mencegah bencana seperti banjir dan pemanasan global. Menghemat listrik dan air, serta membawa kotak makanan dan botol minum sendiri, juga merupakan bagian dari pelestarian lingkungan. Sampah yang dihasilkan manusia akan berakhir di tempat pembuangan, sehingga kita harus membeli sesuai kebutuhan, bukan sekadar keinginan. Master Cheng Yen mengajak kita semua untuk menghargai berkah, menjaga lingkungan, dan mengubah sampah menjadi emas—emas menjadi cinta kasih.

Setelah mendengarkan penjelasan dari Hui Nie, para siswa juga diajak melihat isyarat tangan Dunia yang Bersih yang dibawakan oleh para relawan. Ini adalah bagian dari budaya humanis, salah satu misi utama Tzu Chi.

Hansen, siswa kelas SMP3 (paling kanan depan), terinspirasi untuk lebih peduli lingkungan. Ia bertekad membuang sampah pada tempatnya dan mendaur ulang barang bekas untuk didonasikan. Langkah kecilnya adalah harapan besar bagi bumi.

Hansen, siswa kelas SMP 3, merasa mendapat banyak manfaat dan bertekad untuk terus menjaga lingkungan dan mendaur ulang botol plastik atau barang-barang tidak terpakai untuk didonasikan ke Tzu Chi. "Di rumah saya sudah praktikkan. Kalau melihat sampah, saya langsung buang ke tempat sampah. Koran bekas saya simpan rapi di lemari atau di tempat khusus barang bekas. Yang paling mengejutkan bagi saya adalah informasi tentang 2.000 ton sampah yang dihasilkan kota Medan setiap hari karena ulah manusia. Saya harap kegiatan ini bisa diperluas ke sekolah lain agar lebih banyak siswa yang tahu apa yang dilakukan Tzu Chi dan ikut menjaga lingkungan," ungkap Hansen penuh harap.

Kelly, siswi SMA 2 Carnegie School (kanan), merasa tersentuh oleh kegiatan ini. Ia kini rutin membawa kotak makan dari rumah dan mengajak keluarga ikut melestarikan lingkungan. Dari sekolah, gerakan cinta bumi tumbuh dalam keluarga.

Hal serupa dirasakan oleh Kelly, siswi SMA 2 Carnegie School. Ia berkomitmen untuk mempraktikkan dan mengajak keluarganya melestarikan lingkungan. "Hari ini saya ikut sosialisasi dari Tzu Chi Medan, banyak ilmu yang saya dapat. Saya jadi lebih paham tentang barang-barang yang sulit terurai dan merusak lingkungan. Banyak sampah akhirnya hanya dibuang ke TPA. Saya sudah mempraktikkan konsep 5R, kecuali recycle. Dari Rethink, saya mulai membeli barang sesuai kebutuhan, bukan keinginan. Saat hendak membuang sampah, saya pikirkan kembali apakah barang itu masih bisa digunakan. Saya juga selalu membawa kotak makanan dari rumah agar tidak menimbulkan banyak sampah. Harapan saya, Tzu Chi terus semangat menyebarkan edukasi ini, agar semakin banyak siswa dan masyarakat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Dunia bisa bebas dari sampah dan bencana, dan bumi yang sehat bisa diwariskan ke generasi berikutnya," ujar Kelly.

Moni Chandra, kepala sekolah sekaligus Quality Control SMA Carnegie School, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. Ia merasa bahagia karena sosialisasi ini telah menambah wawasan para siswa dan guru dalam menjaga kelestarian lingkungan. “Tujuan sosialisasi ini adalah untuk mengedukasi masyarakat agar berperan aktif dalam kegiatan sosial demi kesejahteraan bersama. Juga untuk meningkatkan kesadaran sosial serta membuka wawasan mengenai pentingnya peran masyarakat dalam mengatasi masalah sosial, membantu sesama, dan mendukung program daur ulang,” tuturnya.

Moni Chandra, Kepala Sekolah sekaligus Quality Control SMA Carnegie School, mengapresiasi kegiatan ini sebagai momen penting membangun kesadaran sosial. "Terima kasih atas kontribusi Tzu Chi. Semoga anak-anak terus membawa semangat ini ke mana pun mereka melangkah," ungkapnya hangat.

“Kami sangat beruntung dapat mengundang Yayasan Buddha Tzu Chi untuk mengadakan seminar pelestarian lingkungan di sekolah. Lewat seminar ini, anak-anak jadi tahu bagaimana sampah bisa didaur ulang dan pentingnya menjaga lingkungan. Hari ini peserta dari SMP 1 hingga SMA 3, bersama para guru, total berjumlah 180 orang. Anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Di sekolah kami sendiri sudah diterapkan pemisahan sampah basah dan kering. Ke depan, kami akan terus memberikan edukasi kepada siswa agar kesadaran mereka semakin besar dan menjadi kebiasaan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Moni Chandra.

Menanamkan jiwa cinta lingkungan pada generasi penerus sangatlah penting. Semoga apa yang mereka pelajari hari ini bisa dipraktikkan di rumah dan di lingkungan sekitar, sehingga kita dapat mewariskan bumi yang sehat dan berkelanjutan kepada generasi berikutnya.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Kuliah Umum Pelestarian Lingkungan

Kuliah Umum Pelestarian Lingkungan

31 Juli 2018
Mahasiswa Universitas International Batam (UIB) yang umumnya menghadiri kelas di lingkungan kampus, pada Kamis 25 Juli 2018 berdatangan ke Aula Jing Si Batam untuk mengikuti kuliah umum. Kegiatan ini dihadiri oleh 902 mahasiswa, 22 dosen dan 55 relawan yang memenuhi ruangan Aula Jing Si Lantai 5.
Menyebarkan Semangat Cinta Lingkungan Kepada Muda-Mudi

Menyebarkan Semangat Cinta Lingkungan Kepada Muda-Mudi

28 Juni 2022

Tzu Chi Medan menjalin cinta kasih dengan Persaudaraan Muda-Mudi Wihara Borobudur. Mereka mengunjungi depo pelestarian lingkungan untuk belajar cara melestarikan lingkungan sekaligus mengenal Tzu Chi.

Melestarikan Lingkungan dengan Daur Ulang

Melestarikan Lingkungan dengan Daur Ulang

24 Juli 2014 He Qi Selatan mengadakan acara pelestarian lingkungan yang berlokasi di SD Surya Dharma, Kebayoran Lama. Kegiatan tersebut diadakan lebih awal pada tanggal 20 Juli 2014.
Bertuturlah dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik, lakukanlah perbuatan yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -