Rindu Relawan Tzu Chi
Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Rudi Santoso (He Qi Utara) Suhartono yang berusia 75 tahun dan relawan lainnya sedang melakukan kunjungan kasih ke Gan En Hu M. Fadil di pinggir Kali Angke Tzu Chi. |
| ||
Entah kebetulan atau bukan 5 menit yang lalu Herlianto berkata pada Ida dan Lia anaknya bahwa mungkin hari ini akan ada relawan yang datang kunjungan kasih. Karena setahu Herlianto relawan sering melakukan kunjungan kasih ke tempatnya hari Minggu di awal bulan. Ternyata perasaan Herlianto benar. Hari ini 10 April 2011 pukul 09.45 WIB lima relawan Lucy, Hioe Thin Tjhong, Suhartono, Suryanto, dan saya melakukan kunjungan kasih ke rumahnya. Kami berlima di sambut dengan penuh sukacita oleh Gan En Hu dan Keluarga. Herlianto menjadi Gan En Hu Yayasan Buddha Tzu Chi semenjak Agustus 2010. Kini ia menjalani pengobatan jalan sebulan sekali untuk mengontrol keadaan kesehatannya. Pada hari Jumat tanggal 8 April 2011 relawan membawa Herlianto untuk melakukan medical check up di Rumah Sakit Atmajaya Jakarta. Menurut dokter hasilnya bagus dan ada kemajuan dalam kondisi kesehatannya. Mendengar itu relawan yang datang berkunjung pun merasa sangat bahagia karena ada kemajuan dalam kondisi kesehatan Herlianto. Dengan lembut dan penuh kekeluargaan Lucy menghibur dan berpesan kepada Herlianto “Kalau sudah mendingan obat harus tetap di makan sesuai anjuran dokter, jangan lupa untuk banyak latihan berjalan untuk melenturkan otot-otot yang kaku. Jangan banyak pikiran harus memiliki rasa syukur dan semangat untuk sembuh.” Mendengar kata-kata penuh perhatian itu, Herlianto menjadi lebih bersemangat untuk giat berlatih agar bisa cepat sembuh “Saya sangat bersyukur atas segala bantuan yang di berikan Yayasan Buddha Tzu Chi. Saya akan terus bersemangat untuk berlatih berjalan supaya saya bisa berjalan dengan normal kembali,” kata Herlianto penuh semangat.
Keterangan :
Lia putri tunggal Herlianto juga merasa sangat bahagia melihat relawan datang hari ini. Ia memperlihatkan kepada relawan gambar-gambar yang ia buat. Lia mengalami cacat akibat polio semenjak usia 1 tahun. Oleh karena itu ia tidak pernah mendapat pendidikan di sekolah layaknya anak-anak yang lain. Ketika mendengar Lia menderita kelumpuhan, maka Lulu relawan Tzu Chi menyarankan kepada relawan untuk mencoba memberi Lia keahlian melukis supaya bisa mandiri di masa depan. Oleh karena itu relawan sering membawa buku gambar dan alat-alat menggambar untuk Lia. “Gambarnya bagus yah, pencampuran warnanya juga sangat cocok. Harus terus mengambar biar makin bagus gambarnya. Lia punya bakat kok,” ujar Hioe Thin Tjhong ketika melihat gambar yang di buat Lia. Setelah ngobrol-ngobrol kami pun berpamitan dengan Herlianto dan keluarganya. Ketika berjalan pulang Hioe Thin Tjhong berkata, “Gan En Hu ini layak untuk di bantu dan harus terus diperhatikan karena selain kondisi kesehatannya mempengaruhi dia sebagai kepala keluarga menjadi tidak berpenghasilan dan rumah yang di huni sudah sangat memprihatinkan. Kasihan ibu Ida harus merawat suami dan anak yang sakit. Sungguh tegar ibu Ida.” Memang apa yang dikatakan Hioe Thin Tjhong benar. Kini ayah dan anak itu hanya mendapat topangan hidup dari Ida yang bekerja sebagai buruh cuci dan pengasuh anak. Namun cinta telah membuat Ida dengan iklas dan tulus merawat anak dan suaminya. Ini adalah kepahitan hidup yang harus mereka jalani. Beruntung Yayasan Buddha Tzu Chi mengulurkan tangan untuk membantu pengobatan Herlianto sejak di rawat di Rumah Sakit Atmajaya sampai berobat jalan. Mereka sangat bersyukur atas bantuan Tzu Chi.
Keterangan :
Di perjalanan dari kunjungan ini Lucy berkata, “Sebagai Insan Tzu Chi, kita sangat bersyukur karena kita diberi sebuah ladang untuk menanam berkah dan menghargai berkah. Menanam berkah untuk berbuat kebajikan, menghargai berkah dengan bersyukur atas apa yang kita miliki dan apa yang kita dapat. Oleh karena itu kita harus lebih giat dan rajin lagi dalam mengikuti setiap kegiatan Tzu Chi.” Melakukan kunjungan kasih kali ini sungguh membuat saya sangat terharu. Pertama, karena melihat rasa syukur Gan En Hu atas bantuan yang di berikan Yayasan Buddha Tzu Chi padanya. Kedua, terharu karena ternyata Gan En Hu juga merindukan kunjungan relawan, selama ini saya pikir relawan yang rindu pada Gan En Hu. Ternyata tidak, Gan En Hu juga mengharapkan relawan datang berkunjung. Menjalankan kunjungan kasih dengan tulus dan penuh cinta kasih, hati relawan akan diliputi sukacita. Memperhatikan dengan kasih sayang maka hati Gan En Hu akan merasa berbahagia. | |||
Artikel Terkait
Pemberkahan Akhir Tahun: Menambah Aliran Kebajikan
04 Februari 2014 Dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun, 2 relawan Tzu Chi Tebing Tinggi menyampaikan pengalaman mereka selama menjadi relawan dan perubahan yang terjadi setelah menjadi relawan.Pemberkahan Akhir Tahun : Asal usul Pemberkahan Akhir Tahun
12 Januari 2014 Setiap tahunnya, seluruh insan Tzu Chi selalu bersama-sama mengadakan sebuah kegiatan besar yang biasa disebut dengan pemberkahan akhir tahun. Penyelenggaraan pemberkahan akhir tahun jatuh pada akhir tahun penanggalan Imlek setiap tahunnya.Bersyukur dan Menggarap Ladang Berkah melalui Pembagian Paket Imlek
03 Februari 2021Setiap tahunnya menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, relawan melakukan pembagian paket imlek kepada 250 warga Tebing Tinggi yang kurang mampu. Sebelum pemberian paket dilakukan, relawan terlebih dahulu melakukan survei kerumah – rumah warga untuk menyerahkan kupon kepada mereka.