RS Cinta Kasih Tzu Chi Terakreditasi Paripurna
Jurnalis : Metta Wulandari, Skolastika Dhita (RSCK), Fotografer : Aditia Saputra (RSCK), Denasari, Indrawati Widjaja (He Qi Pusat), Roy Hudiana (TIMA), Halim, Kusnadi, Venni (He Qi Barat 1)Dr. Tonny Christianto, Direktur RS Cinta Kasih Tzu Chi bersama para staf RSCK menerima sertifikat hasil akreditasi pada 8 Juli 2019. RS Cinta Kasih Tzu Chi meraih predikat paripurna (bintang 5) dari Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
Awal pekan ini (8/7/19), Rumah Sakit Cinta Kasih (RSCK) Tzu Chi Cengkareng lolos dalam proses akreditasi dan meraih predikat Paripurna (bintang 5) dari Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Seluruh jajaran RSCK Tzu Chi bersukacita untuk berita yang menggembirakan tersebut. Target yang ditentukan akhirnya bisa tercapai setelah melalui proses akreditasi yang dilaksanakan pada 25-27 Juni 2019.
Predikat Paripurna tidak dicapai dengan cara yang mudah karena seluruh pihak rumah sakit harus memenuhi 1.325 elemen penilaian dalam 15 kelompok bab. Nilai minimal dari seluruh penilaian tersebut adalah 80 persen. Penilaian untuk akreditasi kali ini didasarkan pada Standar Pelayanan berfokus kepada Pasien, Standar Manajemen Rumah Sakit, Keselamatan Pasien, dan Sasaran Milenium Development Goals.
Telaah (teliti dan periksa) dokumen dan wawancara oleh dr. Prabani Setiodrestiono Cornelius, Sp.B-KBD kepada beberapa dokter Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi.
Proses akreditasi berlangsung pada 25-27 Juni 2019. Seluruh pihak rumah sakit harus memenuhi 1.325 elemen penilaian dalam 15 kelompok bab.
“Saya senang sekali karena rasanya ini adalah sebuah pencapaian yang di luar dugaan, walaupun kita memang menargetkan tentang ini,” ungkap dr. Tonny Christianto, Ms Sp.B., MM, Direktur RSCK Tzu Chi yang masih diliputi sukacita. “Kalau melihat mereka semua (dokter, perawat, dan seluruh jajaran rumah sakit), saya salut. Mereka semua hebat. Semua orang saling mendukung. Kita punya lagu Satu Keluarga itu benar-benar tercermin, membangun kebersamaan kita,” lanjutnya.
Tak pelak, kini predikat bintang 5 telah disandang oleh rumah sakit yang awal dibangunnya merupakan sebuah poliklinik yang kemudian berkembang menjadi Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB), dan meningkat menjadi Rumah Sakit Umum tipe C ini.
Bagi dr. Tonny, satu proses akreditasi juga bukan sekadar formalnya penilaian atau pengakuan tiga tahunan, tapi harus dilihat tujuan dasar yang ada, yakni untuk pribadi masing-masing, untuk kesehatan rumah sakit, dan yang utama adalah untuk pasien. “Karena dari satu sisi mutu pelayanan, yang merasakan pasien. Standar-standar yang ditetapkan juga untuk pasien. Sampai sikap kita pun harus seperti apa, itu juga untuk pasien. Karena seperti yang Master Cheng Yen katakan, jadikan pasien seperti keluarga. Jadikan mereka sebagai guru kita,” paparnya.
Keberadaan rumah sakit ini memang tidak hanya untuk mengobati penyakit, tetapi juga menyediakan pelayanan pengobatan yang paling dibutuhkan dengan segera untuk menyelamatkan jiwa manusia. Sesuai dengan prinsip Menyelamatkan Kehidupan – Menjaga Kesehatan – Mewariskan Cinta Kasih, yang ada di Rumah Sakit Tzu Chi dimanapun berada, RSCK pun tak ingin hal itu hanya menjadi sebuah slogan semata. Karena Master Cheng Yen menekankan bahwa ketiga hal tersebut juga merupakan tujuan Misi Kesehatan Tzu Chi. “Hal-hal tersebut menjadi nilai tambah Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi, yang mungkin belum ada di rumah sakit lainnya. Bahkan saya dengan bangga memperkenalkan relawan pendamping pasien kepada para surveior yang datang,” tandas dr. Tonny.
Dokter Deasy Thio, Sp.KK memimpin seluruh Tim Akreditasi untuk melakukan Yel Yel Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi, membuat suasana semakin hangat dan semangat.
Setelah menerima hasil akreditasi, para dokter, perawat, dan seluruh staf serta relawan pendamping di RSCK melakukan syukuran.
Pencapaian akreditasi Paripurna ini juga merupakan sebuah peningkatan standar rumah sakit bagi drg. Delidanti Sp. Pros, Ketua Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) di RSCK. Dirinya menyakinkan bahwa dengan tercapainya akreditasi Paripurna ini, maka pelayanan dan fasilitas yang ada di RSCK dinilai sangat layak dengan kredibilitas yang tinggi. “Ini adalah sesuatu yang sangat positif sekali untuk kita semua,” kata drg. Delidanti.
Bagi RSCK Tzu Chi, keberhasilan meraih akreditasi nasional dengan hasil kelulusan Paripurna ini bukanlah akhir, namun merupakan bagian dari proses upaya peningkatan mutu secara terus menerus dan berkesinambungan. Untuk ke depannya, RSCK Tzu Chi merencanakan akan mempertahankan bintang 5 yang telah mereka raih. Namun tidak menutup kemungkinan nantinya mereka ingin ikut dalam Akreditasi Internasional – dalam hal ini setara dengan bintang 6. Tentu bukan hal mudah karena seluruh elemen penilaian harus mendapatkan nilai 95 persen.
“Untuk sampai ke sana (Akreditasi Internasional) tentu kita harus saling mendukung, saling berkesinambungan karena semua bermuara ke pelayanan terhadap pasien. Kita tidak bisa berdiri sendiri, masing-masing unit harus bisa saling mendukung,” ucap dr. Toto Suryana mengingatkan.
Hingga saat ini, dukungan dari berbagai pihak telah dirasakan oleh RSCK. Bukan hanya dari manajemen rumah sakit, dr. Tonny menjelaskan dukungan tersebut hadir dari segala lini baik, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang menaungi, para relawan, dan juga donator.
Tak hanya itu, dr. Tonny pun menegaskan bahwa pencapaian ini juga merupakan satu amanat dan pertanggungjawaban RSCK Tzu Chi kepada seluruh pihak yang mendukung. “Mereka saja bisa dengan tulus memberikan perhatian, men-support maka kita juga harus memberikan yang terbaik untuk pasien,” pungkasnya.
Editor: Hadi Pranoto