Rumah Baru Tahap Satu di Jagabita

Jurnalis : Arimami Suryo A, Fotografer : Arimami Suryo A
Relawan Tzu Chi Tangerang, Ong Hok Cun, secara simbolis menyerahkan kunci kepada Uri warga RT 01/04, Desa Jagabita, Parung Panjang, Bogor setelah rumahnya selesai dibedah dalam program bedah rumah tahap pertama Tzu Chi di Jagabita. (02/10/16).

“Terima kasih Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, sekarang rumah saya sudah bagus dan siap dihuni,” ungkap Agus Eni, salah satu warga Kampung Pabuaran, Desa Jagabita, Parung Panjang yang rumahnya dibedah oleh Tzu Chi. Kebahagiaan Agus juga mewakili sepuluh orang warga Jagabita lainnya yang menerima kunci dalam kegiatan serah terima kunci bedah rumah tahap satu Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Minggu, 2 Oktober 2016.

Kegiatan yang didampingi oleh para relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Tangerang ini berlangsung di kantor Balai Desa Jagabita. Salah satu relawan Tzu Chi Tangerang, Ong Hok Cun (Acun) menjelaskan bahwa kegiatan serah terima kunci ini merupakan akhir dari program bedah rumah tahap satu yang ditujukan bagi 11 rumah di Desa Jagabita yang dibedah sejak 23 Juli 2016 lalu. “Kegiatan hari ini adalah serah terima kunci dari 11 rumah yang dibedah pada tahap satu di desa Jagabita setelah 3 bulan pengerjaan,” ungkap Acun. Ia juga berharap bahwa warga yang dibedah rumahnya bisa tinggal dengan layak di rumah yang baru dan lebih mandiri supaya ekonominya bisa meningkat.

Awaludin (baju merah), Sekertaris Desa Jagabita yang mewakili Aparatur Pemerintah Desa Jagabita berfoto bersama dengan relawan Tzu Chi Tangerang, TNI, dan pihak kepolisian wilayah Parung Panjang.

Kegiatan serah terima kunci bedah rumah tahap pertama di Desa Jagabita ini juga dihadiri oleh aparatur desa Jagabita, TNI, dan Kepolisian setempat yang ikut menyaksikan kegiatan. Awaludin, Sekertaris Desa Jagabita yang menjadi perwakilan dari pemda setempat dalam kegiatan ini mengapresiasi acara serah terima kunci bedah rumah tahap pertama di Desa Jagabita. “Kami atas nama aparatur Desa Jagabita merasa terbantu dengan adanya bantuan di Kabupaten Bogor diprioritaskan untuk bedah rumah,” ungkapnya. Awaludin juga merasa bantuan yang diberikan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia tepat sasaran yaitu kepada warga yang secara ekonomi kurang mampu. Ia juga berharap warga yang sudah dibantu bisa fokus mencari nafkah dan menyekolahkan anak-anak mereka di masa depan.

Setelah selesai kegiatan di Balai Desa Jagabita, para relawan Tzu Chi Tangerang kemudian membentuk barisan untuk mendampingi para penerima bantuan menuju rumah mereka masing-masing. Para relawan Tzu Chi Tangerang juga membawa onde-onde dengan gula merah dan putih yang melambangkan hubungan erat serta jalinan jodoh, serta telur merah yang memiliki makna bersemangat untuk menjaga keutuhan yang akan diserahkan kepada 11 warga yang rumahnya telah selesai dibedah.

Relawan Tzu Chi Tangerang mengatar 11 warga yang rumahnya selesai dibedah dari Kantor Balai Desa Jagabita menuju rumah masing-masing dengan membawa foto rumah sebelum dibedah, onde-onde dan telur merah.

Rencana Tinggal di Rumah Baru

Setelah tiga bulan tinggal di rumah sementara dan rumah beberapa kerabat, 11 orang warga Desa Jagabita yang menerima bantuan bedah rumah tahap satu dari Tzu Chi bisa menempati rumahnya kembali. Rumah-rumah yang tadinya sudah tidak layak huni kini sudah berubah dengan kondisi yang baru.

Agus Eni beserta keluarga dan relawan Tzu Chi Tangerang berfoto bersama di depan rumah barunya usai penyerahan kunci dalam program bedah rumah di Desa Jagabita.

Agus Eni yang kesehariannya bekerja sebagai buruh serabutan (tidak pasti) merasa bahagia karena sudah tidak merasa takut lagi jika ada hujan dan angin besar di sekitar tempat tinggalnya. Sebelumnya kondisi rumah Agus yang terletak di RT 02/04, Kampung Pabuaran, Desa Jagabita ini hanyalah bilik anyaman bambu dengan lantai tanah dan sudah hampir roboh.  “Sekarang sudah tidak takut lagi, dulu kondisi rumah saya sudah hampir roboh, apalagi di saat hujan dan angin besar saya pasti keluar karena takut roboh menimpa saya beserta keluarga,” ungkapnya. Rencananya, Agus akan menempati rumah tersebut bersama istri dan tiga anaknya sambil menata hidup keluarganya menjadi lebih baik.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Uri, yang bertempat tinggal di RT 01/04, Kampung Pabuaran, Desa Jagabita. Kondisi rumah Uri sebelumnya juga sangat memperihatinkan, rumahnya menggunakan bilik bambu, berlantaikan tanah, serta banyak yang bocor. Sebelum dibedah, rumahnya juga dibagi dua menggunakan pembatas dengan salah satu anaknya yang sudah berkeluarga. Tzu Chi kemudian membedah rumah Uri menjadi dua rumah untuk Uri dan anaknya dengan tipe 2 kamar dengan masing-masing luas rumah berukuran 4 x 9 meter. “Perasaan saya sekarang sudah lega dan nggak nangis lagi karena selalu kebocoran pas hujan,” ungkap Uri yang kesehariannya menjadi buruh tani. Uri juga mengungkapkan akan menempati rumah barunya dalam waktu dekat bersama cucu-cucunya.

Rumah Uri (kiri) dan anaknya (kanan) setelah dibedah dalam program bedah rumah tahap satu di Desa Jagabita. Sebelum dibedah, rumah tersebut merupakan satu rumah yang dibagi dua dengan pembatas yang ditempati oleh 12 orang penghuni.

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia juga sudah mulai melaksanakan bedah rumah tahap ke dua yang berjumlah 10 rumah di Kampung Pabuaran, Desa Jagabita, Parung Panjang, Bogor yang dimulai dilaksanakan pada tanggal 26 September 2016. Program bedah rumah ini merupakan salah satu usaha untuk membantu masyarakat yang kurang mampu di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat.


Artikel Terkait

Menambah Jejak Langkah Celengan Bambu

Menambah Jejak Langkah Celengan Bambu

18 Agustus 2015 Pada Rabu, 13 Mei 2015, insan Tzu Chi Indonesia Perwakilan Sinar Mas menggalang hati para karyawan PT Ivomas, Lubuk Gaung, Dumai dengan menceritakan mengenai misi-misi yang diemban Tzu Chi.
Menjalin Jodoh dengan Bersumbangsih untuk Sesama

Menjalin Jodoh dengan Bersumbangsih untuk Sesama

01 Oktober 2014 Penuangan celengan bambu dilakukan oleh karyawan Bank Mandiri pada 25 September 2014. Dengan tulus mereka bersumbangsih tanpa melihat latar belakang dari masing-masing individu.
Gathering Relawan Misi Amal, Bukan Gathering Biasa

Gathering Relawan Misi Amal, Bukan Gathering Biasa

22 November 2023

Puisi berjudul Sukacita dalam Melayani dibacakan Rina dan Kristin dari staf Bakti Amal dengan penuh penghayatan pada Gathering Relawan Misi Amal, Sabtu 18 November 2023. Sebuah puisi untuk mengapreasiasi totalitas dan ketulusan para relawan Misi Amal dalam membantu dan mendampingi masyarakat yang tengah dalam kesulitan.

Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -