Rumah Bodhisatwa
Jurnalis : Riani Purnamasari (He Qi Utara), Fotografer : Riani Purnamasari (He Qi Utara)Xiao Pu Sa (Bodhisatwa Cilik) mengambil kartu tanda pengenal Kelas Budi Pekerti Tzu Chi yang dibantu oleh para relawan. Tanda pengenal ini berupa foto Xiao Pu Sa dengan salah satu mama atau papanya.. |
| ||
Dengan sigapnya mereka membersihkan sendiri tempat duduknya, kemudian bersama dengan para Shiqu, mereka membawa alas tersebut ke kelompok yang sudah dibagi. Ya, Kelas Qing Zi Ban (Budi Pekerti) akan segera dimulai. Semua Harus Bekerja Sama Tema hari itu adalah “Rumah Xiao Pu Sa”. Yuli kemudian menjelaskan peraturan dari pembuatan rumah di tiap kelompok. “Rumah harus kokoh dan memiliki 3 tingkat yang harus dibuat. Caranya, setiap orang di rumah itu harus saling mengoper bahan bangunan rumah tersebut. Kalau jatuh, diulang lagi dari orang pertama. Semua orang harus bekerja sama.”
Ket : - Seorang anak sedang membersihkan alas tempat duduknya. ini merupakan kebiasaan yang kemudian dapat diterapkan di rumah. (kiri) Dimulai dari adanya meeting selama 15 menit, para keluarga di kelompok masing-masing menentukan dan membicarakan strategi yang akan dilakukan pada saat membangun “rumah” mereka. “Sepertinya mesti bikin lingkaran deh, yang tengah untuk bangun rumahnya,” ujar Henry Tando, salah seorang relawan 3in1 He Qi Utara pada putrinya yang mengikuti Kelas Budi Pekerti Tzu Chi. Permainan pun dimulai dengan gembira. Indira Hemaputri Tando yang berada di tengah dari lingkaran, bertugas untuk menyatukan dan membangun sebuah rumah yang kokoh. Dengan cekatan, setiap kelompok memiliki cara masing-masing “membangun” berbagai bentuk rumah. “Aku senang banget tadi membangun rumah. Ternyata membangun rumah itu enggak gampang,” ujar Indira setelah selesai menunaikan tugasnya.
Ket: - "Sing Fu De Lian" adalah gerakan isyarat tangan yang menjadi favorit Kelas Budi Pekerti Tzu Chi. Lagu ini menceritakan kebahagiaan seorang anak. (kiri). Menjadi Lebih Mandiri Kelas Budi Pekerti ditutup dengan sharing dari para orang tua. “Kami berharap, walaupun kami harus datang jauh-jauh dari Tangerang, anak kami dapat belajar mandiri dan menyayangi orang tua, bertanggung jawab dan nggak suka ngambek,” ujar Aseng dan Sumi yang sudah 2 kali mengantarkan kedua anaknya di Kelas Budi Pekerti. “Aku sangat senang bisa belajar mengerjakan semuanya sendiri. Papa mendidik aku memang untuk mandiri, jadi aku nggak susah menyesuaikan diri,” terang Indira ketika sharing bersama temannya. “Aku bisa robohin tuh, tapi sayangnya kuat bener,” canda Jotie, salah seorang Xiao Pu Sa yang dengan berani sharing di depan teman-temannya. Setiap orang memiliki hati, semangat, dan kekuatan yang setara dengan Bodhisatwa. | |||
Artikel Terkait
Kunjungan Kasih yang Paling Berkesan
13 Juni 2024Jhonnes (57) tak kuasa membendung air matanya saat Josua (18) sang anak membasuh kakinya. Bait puisi tentang pengorbanan sang ayah yang dibacakan relawan Tzu Chi juga membuat Josua tersedu-sedan.
Wujud Cinta Kasih Lewat Bantuan Sepatu
02 September 2022Pada 18 Agustus 2022, relawan Tzu Chi Surabaya memberikan bantuan sepatu bagi siswa dan guru Madrasah Ibtidaiyah Babul Huda, Wonosalam.
Peduli Sesama di Tengah Banjir Melanda
03 April 2024Para relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas yang ada di Pati turut memberikan bantuan yang bekerja sama dengan dapur umum KKUB di Kecamatan Juwana. Relawan Tzu Chi menyerahkan bantuan berupa bahan pokok, di antaranya 500kg beras, 100kg telor, dan 20 dus mi instan.