Rumah Sakit Kita Bersama
Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi Pranoto, Anand Yahya Untuk menumbuhkan kebersamaan dan rasa memiliki terhadap RSKB Cinta Kasih, karyawan RSKB Cinta Kasih dan relawan Tzu Chi melakukan aksi bersih-bersih di lingkungan RSKB Cinta Kasih pada Minggu, 12 Desember 2010. |
| ||
Cuplikan lagu yang diadaptasi dari syair lagu nasional “Tanah Airku” karya Ibu Sud itu dinyanyikan dengan penuh semangat dan menyentuh oleh 60 karyawan RSKB dan sekitar 50 relawan Tzu Chi di Lantai 2 RSKB Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng pada Minggu, 12 Desember 2010. Pagi itu memang keluarga besar RSKB Cinta Kasih dan para relawan Tzu Chi punya hajat besar, mereka melakukan kegiatan bersih-bersih di lingkungan rumah sakit yang dibangun pada tahun 2003 ini —saat itu masih bernama Poliklinik Cinta Kasih Tzu Chi. Pada tanggal 10 Januari 2008, statusnya kemudian ditingkatkan menjadi RSKB Cinta Kasih yang memiliki poli umum, gigi, mata, internis, bedah, kebidanan, fasilitas radiologi, laboratorium, apotek, dan ruang rawat inap. Sejak itulah RSKB Cinta Kasih semakin berkembang, dari semula hanya memiliki puluhan karyawan hingga menjadi ratusan karyawan. Saat ini RSKB Cinta Kasih memiliki sekitar 150 karyawan, yang terdiri dari dokter, perawat, dan tenaga nonmedis lainnya. Hal inilah yang menjadi latar belakang diadakannya kegiatan ini, dimana pada hari-hari biasa rutinitas pekerjaan membuat interaksi di antara sesama karyawan menjadi semakin jarang tercipta. “Umumnya karena mereka ada kesibukan yang tinggi jadi jarang untuk bisa berinteraksi. Nah, melalui acara ini saya harap tumbuh suasana yang lebih akrab dan nyaman sehingga akan berdampak pada kualitas kerja yang lebih baik,” kata Oey Hoey Leng, Pembina RSKB Cinta Kasih Tzu Chi.
Keterangan :
Menumbuhkan Rasa Memiliki Hal yang sama dirasakan oleh Giok Chin Lie, relawan yang sengaja datang dari rumahnya di Bekasi untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. “Kegiatan ini bermanfaat sekali, bisa mengakrabkan diri dengan karyawan RSKB juga, jadi kita ada rasa kekeluargaan dengan mereka,” ungkapnya. Berangkat dari rumahnya jam 6 pagi, Giok Chin Lie tampak bersemangat mengikuti seluruh acara. “Saya pernah bawa orang tua saya check up di sini, dan saya tahu kalau di sini pengobatan dan perhatiannya terhadap pasien sangat baik. Terus ada juga relawan yang memberi perhatian pada pasien yang dirawat, nah dari situ saya jadi tertarik untuk ikut kegiatan ini,” katanya beralasan. Bukan hanya berkesan bagi para relawan, para karyawan pun sangat menikmati kegiatan yang baru pertama kali dilakukan ini. Seperti diungkapkan oleh Theresia Yesiarty, karyawan yang sudah 2,5 tahun bekerja di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi. “Sangat bagus kebersamaannya, kita bekerja sama membersihkan rumah sakit ini. Kita di sini nggak ada perbedaan, di sini kita satu,” tegas lulusan Akademi Keperawatan Elizabeth di Semarang ini. Menurut Yesy, kehadiran relawan sangat penting bagi mereka. “Sebagian dari kita mungkin ada yang belum pernah mengikuti training (relawan Tzu Chi) sehingga kami butuh bimbingan dari relawan. Kita bersama-sama membangkitkan budaya kemanusiaan Tzu Chi di RSKB ini,” kata Yessy menambahkan, “dengan adanya kebersamaan ini kita salut banget, dan berterima kasih karena kita nggak bisa melakukan ini sendirian.”
Keterangan :
Menciptakan Suasana Kerja yang Harmonis Pendampingan dari para relawan sangat dibutuhkan, karena untuk menciptakan rumah sakit Tzu Chi yang profesional di bidang medis dan juga memiliki budaya kemanusiaan, para karyawan memerlukan contoh dan teladan dari para relawan dalam melayani para pasien. “Seperti kita tahu Rumah Sakit Tzu Chi itu nggak lepas dari relawan, tetapi untuk membuat relawan hadir di sini itu juga butuh suatu formula yang membuat mereka merasa bisa berkontribusi sebagai relawan. Relawan juga bisa memperhatikan dan ‘menyayangi’ karyawan, karena kalau karyawan merasa diperhatikan dan disayangi mereka akan bekerja dengan lebih baik lagi,” terang Oey Hoey Leng. | |||