Rumah Tempat Pembabaran Dharma
Jurnalis : Virny Apriliyanty (He Qi Barat), Fotografer : Halim Ong (He Qi Barat)
|
| ||
Satu per satu relawan datang dan memenuhi lokasi acara, salah satunya adalah Acun Shixiong yang menjadi pembicara bedah buku kali ini. Relawan yang sudah mengabdikan dirinya selama 19 tahun di Tzu Chi ini membawakan tema, “Mendengarkan Suara Hati”. Dalam pembabarannya, Acun Shixiong menceritakan berbagai pengalamannya dalam mendengarkan suara hatinya selama menjadi pemerhati di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Kegiatan bedah buku kali ini dilaksanakan di rumah salah satu relawan Tzu Chi, yaitu rumah pasangan Swanto Go Shixiong dan Weinny Shijie. Menurut Weinny Shijie, Ia dengan senang hati membuka pintu rumahnya untuk berbagai kegiatan Tzu Chi, salah satunya adalah bedah buku. Saat ditanya mengenai alasan dirinya mendermakan rumahnya untuk tempat pembabaran Dharma, Weinny Shijie menjawab, “Saya suka ikut bedah buku, tapi kan bedah buku itu pulangnya malam, jadi saya sendiri agak sulit untuk sering ikut karena saya punya anak-anak yang masih kecil sehingga tidak bisa ditinggal. Jadi saya terpikir untuk mengadakan bedah buku di rumah saya sendiri, sehingga saya jadi lebih gampang dan efisien.” Tambah ibu 3 anak ini.
Keterangan :
Menurut Weinny Shijie, rencananya untuk mengadakan bedah buku di rumah juga didukung oleh suami dan anak-anaknya. Keluarganya memberikan respon yang positif, baik sebelum atau selama acara berlangsung. Swanto Go, yang juga adalah insan Tzu Chi ikut menyambut relawan yang datang ke rumahnya. Selain mendermakan tempat, Weinny Shijie juga mendermakan konsumsi diantaranya makanan, minuman serta kue-kue bagi relawan yang hadir. Weinny Shijie juga mengungkapkan suka dukanya mengadakanbedah buku di rumahnya. Menurut wanita yang sudah 2 tahun bergabung di Tzu Chi ini, Ia lebih banyak merasakan suka daripada duka. Dukanya hanya berkisar pada kerepotan saat memasak dan juga rasa khawatir yang timbul dihatinya. Rasa khawatir itu muncul karena hujan yang mengguyur Jakarta menjelang detik-detik acara dimulai sehingga Ia takut relawan jadi kesulitan untuk datang. Selain itu Weinny Shijie juga takut jika persiapan yang diberikannya kurang maksimal. Namun semua rasa khawatir itu tertutupi oleh rasa bahagia saat melihat sebanyak 27 relawan dengan antusias datang kerumahnya. Selain itu Weinny Shijie juga mengaku senang karena Ia seperti layaknya mengadakan pesta kecil di rumahnya, dimana Ia sebagai tuan rumah dapat menjamu tamu-tamunya dengan baik. “Dengan bedah buku ini kita sekaligus mempererat rasa kebersamaan antara relawan komunitas, sehingga senang rasanya bisa ngobrol-ngobrol dan sharing dengan sesama relawan. Jadi ada waktu untuk ketemu dan ngumpul dengan mereka.” Ungkat Weinny Shijie. | |||
Artikel Terkait
Untaian Kasih untuk Korban Gempa Hualien
15 Februari 2018Acara sederhana yang dibalut dengan ketulusan bersumbangsih itu diharapkan bisa menyampaikan doa kepada para korban bencana. “Memang yang kami sumbangkan hanya kecil, tapi semoga dengan setitik ketulusan ini bisa membantu mereka yang terkena bencana. Seperti yang Master Cheng Yen katakan, lakukanlah sebisa kita,” kata Santi, Kepala Divisi Bakti Amal Yayasan Buddha Tzu Chi.
Tantangan 21 Hari Diet Nabati Utuh: “Inilah Aku yang Baruâ€
02 Desember 2021Program Tantangan 21 Hari Diet Nabati Utuh yang diadakan Tzu Chi Indonesia sejak 6-26 November 2021 memberikan hasil signifikan pada kondisi kesehatan 114 pesertanya.

Kegembiraan Menyambut Festival Kue Bulan di Tzu Chi Surabaya
27 September 2024Perayaan Festival Kue Bulan di Tzu Chi Surabaya berlangsung penuh sukacita. Para peserta yang terdiri dari relawan Tzu Chi, relawan medis Tzu Chi, keluarga relawan, serta staf Yayasan larut dalam acara yang dikemas secara unik serta berkesan ini.