Rumah untuk Tzu Chi Indonesia
Jurnalis : Ivana, Himawan Susanto, Fotografer : Tim Redaksi, Relawan 3 in 1 Berbagai lapisan, dari tokoh agama, pengusaha, dan tokoh masyarakat hadir saat pencanangan Aula Jing Si di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. | Pencanangan Pembangunan Aula Jing Si Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dimulai pada tanggal 10 Mei 2009. Aula Jing Si memiliki makna khusus bagi Tzu Chi sebab akan menjadi pusat kegiatan yang merekam jejak perjalanan misi kemanusiaan Tzu Chi. Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi berujar, “Saya berharap penampilan luar maupun berbagai isi bagian dalam Aula Jing Si secara keseluruhan, dapat menjadi ’Pembabaran Dharma tanpa kata-kata’, agar setiap orang yang berada di dalamnya dapat langsung merasakan semangat ajaran Buddha serta budaya kemanusiaan Tzu Chi yang bernuansa pelatihan diri melalui pandangan mata dan sentuhan batin.” |
Aula Jing Si Indonesia dirancang memiliki 12 lantai, dengan 3 bagian utama. “Lahan Jing Si ini yang dipakai Tzu Chi Center total semua 10 hektar. Khusus Aula Jing Si ini (memakai) 3,5 hektar. Kelihatan dari gambar itu ada 3 wing, 1 wing itu DAAI TV, 1 wing untuk Tzu Chi office, satu yang tengah itu Jing Si Tang (Aula Jing Si –red) kita,” tutur Sugianto Kusuma, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Standar bangunan Tzu Chi menganut konsep pelestarian lingkungan. Rancangan Aula Jing Si menggunakan sistem solar cell sehingga akan menghemat listrik. Selain itu, pemakaian air untuk kakus dan taman juga memanfaatkan tadahan air hujan. Seribu Harapan di Aula Jing Si Ket : - Saat pencanangan Aula Jing Si, As Syekh Habib Saggaf Bin Mahdi Bin Syekh Abu Bakar Bin Salim juga turut Di antara sekitar 1.200 peserta acara pencanangan, ada juga relawan Tzu Chi yang berasal dari Bandung, Makassar, Yogyakarta, dan Bali. “Namanya kita satu keluarga, jadi kita harus juga hadir untuk merayakan (peristiwa ini),” kata Djoni Andhella, relawan dari Tzu Chi Bandung. Ia juga berharap nantinya pelatihan relawan Tzu Chi secara optimal dapat dilakukan di Aula Jing Si yang sudah memiliki fasilitas lengkap. Tzu Chi Bali juga menunjukkan kegembiraan sampai rela menunda peringatan Waisak Tzu Chi Bali demi datang menyaksikan peristiwa bersejarah ini. Leo Samuel, satu dari empat relawan Tzu Chi Bali yang hadir menuturkan, “Kita tau bersama pembangunan Aula Jing Si untuk Indonesia membutuhkan waktu yang cukup lama, dan membutuhkan proses. Misalnya dari penjelasan Ibu Liu Su Mei sendiri, bahwa ia dua puluh sekian kali bolak-balik Taiwan-Jakarta hanya untuk mendiskusikan dengan Master Cheng Yen tentang pendirian Aula Jing Si ini. Jadi sangat disayangkan kalau kita tidak menghadiri pencanangan Aula Jing Si ini bersama.” Sebuah Awal yang Baik Hal yang hampir senada disampaikan oleh Bhikkhu Aggadipo Thera yang mengatakan sangat berterima kasih dan bangga dengan pencanangan ini. “Sangat berkah dan bermanfaat sekali. Sangat berkah karena untuk orang banyak dan semua makhluk,” tandasnya. Ia juga mengatakan murid-murid Master Cheng Yen telah mewujudkan cinta kasih dan kasih sayang universal tidak hanya berupa teori namun bukti nyata yang sejalan dengan apa yang Buddha Sakyamuni ajarkan. Ket : - Stephen Huang saat memberikan sambutan sebelum pencanangan pembangunan Aula Jing Si. (kiri) Rumah Tzu Chi Indonesia Jika 6 sampai 7 tahun lalu proyek kali Angke dan penduduknya kini telah tinggal di perumahan. Lantas di tahun 2004, ketika gempa dan tsunami melanda Aceh, mereka pun kini telah memiliki tempat pengganti. Namun, justru orang-orang Tzu Chi sendiri tidak punya “rumah”. “Selama ini Tzu Chi difasilitasi oleh Sinarmas Grup. Terima kasih Pak Eka dan Pak Frangky,” ungkapnya. Ya, selama ini kantor pusat Tzu Chi berada di ITC Mangga Dua, diberi “tumpangan” oleh Eka Tjipta Widjaja, pemilik Grup Sinarmas yang mengelola pusat perbelanjaan tersebut. Selama ini Tzu Chi terlebih dahulu memberi kepada orang, memberikan fasilitas, baru membangun rumah sendiri. Masih banyak orang yang harus dibantu dan menderita. Karena itu, perlu bagi Tzu Chi untuk menanamkan karma dan memiliki rumah sendiri. “Mudah-mudahan empat misi Tzu Chi bisa terwujud di tempat ini dan semoga para undangan yang hadir hari ini bisa hadir kembali pada saat pengguntingan pita peresmian satu tahun ke depan,” papar Stephen Huang mengakhiri kata sambutan siang itu. | |