Saatnya Menjadi Dewasa (Bag. 2)
Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy LiantoPara relawan dan murid dengan khusuk membaca bait demi bait doa, sambil menyambut matahari yang baru saja keluar dari persembunyiannya. |
| |
Kami pun segera bersiap-siap. Dengan hanya menyikat gigi dan mencuci muka, kami pun segera menuju ke aula lantai dua. Di sana futan (matras untuk duduk) telah tersusun dengan rapi. Di depan altar, tampak Biksuni Guna Sasana telah siap untuk membawakan kebaktian pagi. Bait demi bait doa dilantunkan. suara doa para murid dan relawan ditambah dengan suara kicauan burung yang merdu dan terpaan sinar matahari yang baru saja keluar dari persembunyiannya menambah kesakralan kebaktian kami di pagi itu. Setelah selesai melakukan kebaktian, para murid dan relawan melakukan sarapan pagi lalu mandi pagi.
Keterangan :
Setelah mandi para murid dan relawan kembali ke aula untuk mendengarkan ceramah Dharma dari Biksuni Guna Sasana. Pembabaran Dharma yang diberikan oleh biksuni membuat beberapa relawan dan murid terinspirasi untuk terus melakukan meditasi jika pulang nanti. “Melihat asyiknya bermeditasi, saya terinspirasi untuk melakukan meditasi pada pagi dan malam hari,” jelas Federick (12), murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi yang bersekolah di Pelangi Kasih ini. Li Chi Ying Shigu juga menambahkan, para murid harus berterima kasih kepada Biksuni Guna Sasana yang masih mau mengajarkan meditasi dan membabarkan Dharma pada hari ini, karena ternyata sejak hari Sabtu, tanggal 24 September 2011 kemarin Biksuni Guna Sasana sedang tidak enak badan. Maka para murid dan relawan kemudian membungkukkan badan sambil mengucapkan “Gan En” atas keramahan dan kesediaan Biksuni Guna Sasana mengajarkan meditasi kepada mereka. Setelah selesai mendengarkan ceramah, para murid dan relawan bersiap-siap untuk berkunjung ke Panti Asuhan Santo Yusuf, Cipanas. Di Panti asuhan, para murid dan relawan menampilkan hiburan berupa pementasan drama “Keranjang Bambu”, tarian “Go Go Go” dan tarian daerah suku Taiwan pedalaman kepada para anak panti. Sebagai jalinan jodoh baik, para murid kelas budi pekerti juga menyiapkan snack dan susu untuk diberikan kepada anak-anak penghuni panti. Dan sebagai tanda terima kasih, para anak panti pun mengajak murid-murid untuk berkeliling melihat lingkungan panti asuhan, tempat mereka tinggal.
Keterangan :
Sekembalinya dari Panti Asuhan Santo Yusuf, para murid langsung makan siang. Setelah makan siang para murid diajak untuk memetik buah lobak yang telah matang sebagai kenang-kenangan untuk dibawa pulang. Dalam perjalanan pulang, kami mengalami kemacetan yang cukup parah, yang mengakibatkan bus harus berhenti beberapa kali karena para murid ingin ke kamar kecil, tetapi para Da Ai Mama dengan tulus membantu mereka untuk mencari toilet terdekat untuk para murid. “Mereka semua sudah seperti anak kandung saya sendiri. Jika mereka mengalami kesulitan, saya pun rasanya menderita,” jelas shijie Christine. Setelah bus memasuki tol Cimanggis, perjalanan pun kembali lancar. Kami tiba di ITC Manga Dua pada pukul 9 malam. Para Da Ai Mama terus menemani para murid hingga semua orang tua murid datang menjemput, barulah para Da Ai Mama bisa pulang dengan tenang. Kasih sayang yang tulus dari para Da Ai mama dalam membimbing dan mengajarkan para murid tentunya semakin memudahkan para murid untuk mempelajari dan menyerap apa yang telah disampaikan selama 2 hari kemarin. Hal ini tentu sebuah hal yang patut disyukuri oleh setiap murid, seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen, ”Jika Ingin memperoleh ilmu pengetahuan yang tinggi, kita harus menghormati guru, belajar dengan giat dan sungguh-sungguh, dan yang terpenting berterima kasih atas bimbingan guru yang tanpa pamrih.” Selesai |
Artikel Terkait
Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut di TK Perdana Mandiri
04 Maret 2024Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas Xie Li Kalimantan Tengah (Kalteng) 3 melakukan penyuluhan gigi dan mulut bagi 55 siswa TK Perdana Mandiri pada Sabtu, 17 Februari 2024.
Jatuhnya Pesawat Hercules C-130: Cinta Kasih yang Tak Terputus
29 Juli 2015 Yayasan Buddha Tzu Chi kembali menunjukkan rasa empati dan ungkapan dukacita kepada keluarga korban jatuhnya pesawat Hercules C-130 dengan memberikan santuan sebesar 610 juta rupiah untuk 122 korban.Bantuan Sosial Peduli Covid-19 untuk Pesantren Luhur Altsaqofah
29 Maret 2021Silaturahmi para relawan Tzu Chi Indonesia ke pondok pesantren selalu berhasil membangkitkan rasa haru dan hangat di hati. Bukan saja menyaksikan keharmonisan antar pemeluk agama yang berbeda, namun juga persaudaraan anak bangsa untuk saling peduli, khususnya di masa pandemi ini. Seperti penyaluran 350 paket beras dan masker ke Pesantren Luhur Altsaqofah ini.