Sahabat Kreatif 3 in 1 : Menulis Kisah Inspiratif Pasien Kasus
Jurnalis : Erli Tan (He Qi Utara), Metasari (He Qi Pusat), Fotografer : Stephen Ang (He Qi Utara)
|
| ||
Acapkali setelah membaca kisah-kisah seperti itu, kita akan merasa terharu, tersentuh, termotivasi, terinspirasi, atau bahkan mengubah pandangan kita sehingga membuat hidup kita juga ikut berubah. Kisah-kisah inspiratif seperti itu banyak terdapat pada pasien-pasien yang ditangani oleh Yayasan Buddha Tzu Chi. Kita dapat leluasa menikmati “sutra” tersebut, hal ini juga tidak terlepas dari peran tim liputan 3 in 1. Salah satu relawan yang aktif dalam menulis kisah inspiratif ini adalah Rudi Santoso Shixiong. Malam itu Rudi Santoso Shixiong hadir untuk berbagi pengalaman melalui kegiatan Sahabat Kreatif 3 in 1 yang rutin diadakan dua minggu sekali oleh komunitas He Qi Utara di Jing Si Books & Cafe Pluit. Apriyanto dan Hadi Pranoto Shixiong, dua jurnalis dari Tim Media Cetak Tzu Chi juga hadir untuk berbagi pengetahuan serta ikut membimbing 20 peserta yang hadir pada tanggal 1 Mei 2013 itu. Selama berada di misi amal, ia pun telah menangani banyak kasus: banyak melihat, banyak mendengar, banyak merasakan, dan banyak belajar dari pasien-pasien. Ada satu pasien yang tinggal di kolong jembatan yang sangat kotor dan tidak bersih. Suatu ketika Rudi Shixiong mengantarkan obat, ternyata pasien itu sudah pindah, tempat tinggalnya yang baru juga berada di kolong jembatan, namun pasien itu berkata bahwa dia sangat bersyukur sekali, karena sudah pindah ke kolong jembatan yang lebih bersih dibandingkan sebelumnya. Mendengar itu Rudi Shixiong merasa tersentuh, karena walaupun masih tinggal di kolong jembatan tetapi pasien itu tetap bersyukur dengan keadaannya. “Sejak saat itulah saya ingin berbagi dan mengajak lebih banyak orang agar terinspirasi juga, lalu saya pun mulai aktif menulis artikel mengenai pasien kasus,” ungkap Rudi Shixiong. Menulis untuk Menginspirasi
Keterangan :
Ada satu hal yang cukup menarik mengenai jiwa dari sebuah tulisan. Bila saat membaca sebuah tulisan membuat kita menangis, Apriyanto Shixiong yakin bahwa sang penulis saat menulis pastilah suasana hatinya juga sedang menangis. Begitu pula dengan perasaan gembira, jika suasana hati penulis gembira maka pembaca juga akan merasakan melalui tulisannya. Kegiatan Sahabat Kreatif 3 in 1 dengan topik Menulis Kisah Inspiratif Tzu Chi Pasien Kasus ini terasa makin menarik. Sharing pengalaman dari para penulis senior memberi sangat banyak masukan kepada para peserta. Ternyata dari menulis, penulis itu sendiri juga mendapatkan manfaat yang tidak sedikit. Hadi Shixiong yang menulis di Tzu Chi sejak tahun 2006 merasa, “Ada yang bisa dibawa pulang setelah meliput. Sebelum itu saya suka merasa kurang daibanding orang lain, tetapi setelah melihat langsung (penderitaan), barulah kita bisa lebih merasa bersyukur.“ Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen: Jiàn KÅZhÄ« Fú, melihat penderitaan barulah merasa diri sendiri penuh berkah. Rudi Shixiong juga menuturkan hal yang tak berbeda jauh, “Setiap kali ikut kegiatan kasus, secara kasat mata memang saya sedang membantu orang, tetapi sebenarnya, sayalah yang terbantu. Saya menjadi lebih memahami makna kehidupan yang sebenarnya, yang tidak mungkin bisa saya dapatkan di luar Tzu Chi.” Begitu pula dengan Apriyanto Shixiong, saat liputan ataupun mendengar ceramah Master Cheng Yen setiap pagi, telah menguatkan rasa baktinya terhadap orang tua, “Selama berada di Tzu Chi, saya paling ingat sama orang tua.” Dari ceramah Master Cheng Yen, banyak yang bisa kita dapatkan. Ajaran-ajaran Master Cheng Yen merupakan bahan dasar bagi kita untuk menulis. Kita adalah perpanjangan tangan Master. Melalui media yang dimiliki Tzu Chi, kita masukkan budaya Zhen-Shan-Mei (Benar-Bajik-Indah) untuk dikonsumsi masyarakat, kita tulis kisah-kisah yang inspiratif sehingga membuat pembaca terinspirasi. Bersungguh Hati Adalah Profesionalitas Dorongan juga datang dari Hadi Shixiong, “Bagi Shixiong-Shijie yang sudah menulis, tetaplah semangat menulis. Bagi Shixiong-Shijie yang belum, jangan takut atau ragu-ragu untuk mulai menulis. Media Tzu Chi (Buletin Tzu Chi) makin berkembang seiring perkembangan artikel. Halaman buletin juga sudah diperbanyak dan diperuntukkan untuk hasil karya relawan (Ruang Shixiong Shijie, dll).” Master Cheng Yen berkata, YòngxÄ«n jiùshì zhuÄnyè, dengan bersungguh hati melakukan apapun, maka akan menjadi profesional di bidang itu. Termasuk bila kita membuat sebuah tulisan, bila ditulis dengan sepenuh hati maka akan dapat menghasilkan tulisan yang indah. Menutup kegiatan Sahabat Kreatif saat itu, Stephen Shixiong juga memotivasi dan meyakinkan peserta, “Banyak dari kita yang bukan profesional, kita dari misi budaya humanis bisa masuk ke semua misi lainnya, kita belajar dari nol. Banyak dari kita yang latar belakangnya bukan berpendidikan jurnalis, tetapi tetap dapat bersumbangsih lewat foto dan tulisan. Setiap artikel yang ditulis Shixiong-Shijie semua itu bagus, jangan menyerah, kita harus berusaha menjadi lebih baik lagi.” Gan en. | |||
Artikel Terkait
Mengajar untuk Kehidupan yang Lebih Baik
11 April 2014 Pendidikan budaya humanis bisa diibaratkan seperti pupuk yang mampu menyuburkan tanaman. Karena pada dasarnya mendidik seorang murid, sama halnya seperti menanam sebuah benih. Dari yang awalnya hanya sebuah benih bisa berbuah menjadi seribu.Uluran Tangan Membangkitkan Semangat bagi Sesama
02 Mei 2017Dalam kunjungan kasih kali ini, tanggal 23 April 2017 relawan berkunjung ke salah seorang gan en hu (penerima bantuan) yang rumahnya berada di daerah Poris, Tangerang. Penerima bantuan tersebut adalah Robby Alfian.