Sahabat Kreatif : Menulis Dengan Hati

Jurnalis : Indri W.Hendarmin (HeQi Utara), Fotografer : Henry Tando, Stephen Ang (HeQi Utara)

 

 

fotoDi Jing Si Book & Café Pluit, para relawan dari Qe Qi Utara mengadakan diskusi tentang teknik penulisan di Tzu Chi.

Kegiatan Sahabat Kreatif pada tanggal 13 Februari  2013,  ini merupakan kegiatan yang diadakan pertama kali diJing Si Book & Café Pluit setelah banjir yang melanda Jakarta Januari 2013 lalu. Banjir yang merendam Jing Si Book and Café Pluit ini cukup tinggi sehingga memerlukan renovasi. Tepat pukul tujuh malam acara pun dimulai, “Menulis Dengan Hati, Dalam Dunia Tzu Chi” merupakan topik yang dibawakan oleh Erli Shijie dan Metasari Shijie saat itu. Hadi Pranoto Shixiong yang merupakan 3in 1 pusat juga turut datang untuk memberikan dukungan terhadap acara ini, dan meskipun dihadiri oleh sebanyak 13 peserta, tetapi suasana kegiatan berjalan dengan lancar dan interaktif.  

 Menulis itu sendiri menceritakan tentang suatu kegiatan atau peristiwa dalam bentuk tulisan agar pambaca seolah merasakan atau melihat sendiri, untuk itu dalam melakukan penulisan, kita perlu memberikan informasi yang jelas terkait suatu kegiatan atau peristiwa. Contohnya dalam suatu penulisan kita harus menginformasikan dimana lokasinya, bagaimana suasana kegiatan tersebut, dan berapa jumlah peserta yang hadir. Teknik menulis yang paling dasar adalah di mana tulisan tersebut terdapat unsur 5W 1H, yaitu : Who (siapa), What (apa), Where (dimana),Why (mengapa), When (kapan), dan How (bagaimana). Untuk menjadi penulis sebenarnya tidak terlalu sulit, hanya perlu mata untuk melihat, telinga untuk mendengar dan hati untuk merasakan bahkan peralatan yang dibutuhkan cukup praktis dan tidak membutuhkan biaya yang mahal. Dengan bermodalkan alat tulis seperti pensil atau pulpen dan kertas kita sudah dapat menjadi seorang penulis, alat perekam dapat juga sebagai pendukung kita apabila kita benar-benar memerlukannya. Jenis-jenis dari tulisan juga bervariasi, di antaranya berupa artikel, yaitu dalam bentuk hard news (berita) ataupun soft news (cerita/feature).

Sebagai langkah awal kita dalam melakukan penulisan, kita harus menetapkan pesan yang akan kita sampaikan, lalu mengumpulkan semua data dan bahan yang berhubungan, kemudian memilih yang diperlukan, jangan lupa untuk membuat kerangka karangan. Kerangka karangan bukanlah sebuah keharusan, tapi ia bisa memudahkan kita dalam melakukan penulisan, “Dan jangan lupa menyelipkan petikan kalimat langsung agar tulisan kita lebih hidup dan pembaca dapat lebih merasakan suasananya,” jelas Erli Shijie.

Keterangan :

  • Metasari (kemeja biru) membagikan tentang pengalamannya menulis.

Dalam penulisan kegiatan Tzu Chi ada beberapa pedoman, kita sebagai penulis hendaknya membuat tulisan yang di dalamnya terdapat nilai-nilai kebenaran (Zhen), yaitu menceritakan kejadian yang benar-benar terjadi. Sebagai penulis di dunia Tzu Chi, kita hendaknya memberikan informasi yang dapat dipercaya dengan mencarinya melalui sumber yang memberi data akurat. Pedoman kedua adalah membuat tulisan yang mengandung nilai-nilai kebajikan (Shan), yaitu hal-hal baik yang positif. Tujuan dari penulisan kegiatan Tzu Chi adalah untuk menyebarkan cinta kasih dan kebajikan, bukan mencari berita yang luar biasa atau sekedar betapa menderitanya seseorang tetapi lebih dari makna dari cerita tersebut. “Contohnya dalam kegiatan baksos pengobatan ada seorang bapak yang matanya katarak dan dibantu oleh Tzu Chi, setelah dibantu penglihatannya pun pulih dan ia dapat kembali mencari nafkah, sehingga ekonomi keluarganya pun kembali membaik. Inilah tujuan tulisan kita di 3 in 1,” ujar MetasariShijie dalam sharingnya. Pedoman ketiga adalah keindahan (Mei), yaitu menampilkan tulisan dalam bentuk yang indah dan berbudaya humanis.

Ada beberapa tips bagi kita dalam menulis di dunia Tzu Chi, yaitu : 
-   Kita hendaknya rajin mendengarkan Ceramah Master Cheng Yen (Lentera Kehidupan),
    Sanubari teduh, dan membaca Kata-kata Perenungan. 
-   Carilah kisah yang menginsipirasi. Seperti yang telah kita ketahui bahwa tujuan penulisan
    Tzu Chi adalah untuk menginsipirasi dimana terlihat sisi humanis dengan adanya interaksi 
    yang baik antar hubungan sesama. 
-    Semakin sering kita menulis maka akan semakin lancar dan mudah. 
-    Pergunakan gaya bahasa yang mudah dicerna dan dimengerti.
-   Sering-seringlah latihan dengan merangkum, misalnya merangkum Ceramah Master atau
    Sanubari Teduh.
-   Apabila artikel kita telah terbit, jangan lupa untuk memperhatikan koreksi yang dilakukan 
   oleh tim 3 in 1 pusat, kemudian jadikan pedoman untuk penulisan berikutnya.
-   Jangan lewatkan setiap training/pelatihan yang diadakan tim 3 in 1.
-   Sering membaca adalah syarat mutlak menjadi seorang penulis.

Menulis sebenarnya tidak sesulit yang kita bayangkan tetapi lebih membutuhkan kemauan dan latihan. Saya sendiri sejujurnya pada awalnya tidak berniat untuk menulis, karena saya berpikir bahwa menulis itu sangat rumit dan saya tidak memiliki bakat. Tetapi setelah saya melakukannya, ternyata menulis sangat menyenangkan, dan dengan menulis juga melatih daya ingat kita. Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Jangan meremehkan diri sendiri karena setiap orang memilki kemampuan yang tidak terbatas.” Gan en.

 

 
 
 

 


Artikel Terkait

Yang Ditunggu-tunggu Datang Juga, Pekan Amal Tzu Chi 2019

Yang Ditunggu-tunggu Datang Juga, Pekan Amal Tzu Chi 2019

19 Oktober 2019

Dengan wajah yang berseri-seri, Ketua Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei membuka Pekan Amal Tzu Chi 2019 dengan memukul gong bazar sebanyak tiga kali. Pekan Amal Tzu Chi 2019 ini berlangsung meriah, namun sangat rapi dan tertib. Ada 207 stan yang menjual berbagai kebutuhan rumah tangga, kebutuhan sehari-hari, makanan, minuman dan masih banyak lagi.

Harmoni dalam Kebaikan Melalui Pembagian Takjil

Harmoni dalam Kebaikan Melalui Pembagian Takjil

04 April 2024

Murid-murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi (Tzu Shao: setingkat SMA) Tanjung Balai Karimun membagikan 400 takjil kepada warga yang berpuasa di Coastal Area Tanjung Balai Karimun.

Banjir Jakarta: Meringankan Penderitaan Korban Banjir

Banjir Jakarta: Meringankan Penderitaan Korban Banjir

31 Januari 2013 Dan saat ini Jakarta sedang dilanda bencana banjir, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat pun langsung menyinsingkan lengan baju ke lokasi banjir untuk terus membantu meringankan penderitaan korban-korban banjir.
Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -