Sahabat Kreatif : Menulis Dengan Hati
Jurnalis : Indri W.Hendarmin (HeQi Utara), Fotografer : Henry Tando, Stephen Ang (HeQi Utara)
|
| ||
Menulis itu sendiri menceritakan tentang suatu kegiatan atau peristiwa dalam bentuk tulisan agar pambaca seolah merasakan atau melihat sendiri, untuk itu dalam melakukan penulisan, kita perlu memberikan informasi yang jelas terkait suatu kegiatan atau peristiwa. Contohnya dalam suatu penulisan kita harus menginformasikan dimana lokasinya, bagaimana suasana kegiatan tersebut, dan berapa jumlah peserta yang hadir. Teknik menulis yang paling dasar adalah di mana tulisan tersebut terdapat unsur 5W 1H, yaitu : Who (siapa), What (apa), Where (dimana),Why (mengapa), When (kapan), dan How (bagaimana). Untuk menjadi penulis sebenarnya tidak terlalu sulit, hanya perlu mata untuk melihat, telinga untuk mendengar dan hati untuk merasakan bahkan peralatan yang dibutuhkan cukup praktis dan tidak membutuhkan biaya yang mahal. Dengan bermodalkan alat tulis seperti pensil atau pulpen dan kertas kita sudah dapat menjadi seorang penulis, alat perekam dapat juga sebagai pendukung kita apabila kita benar-benar memerlukannya. Jenis-jenis dari tulisan juga bervariasi, di antaranya berupa artikel, yaitu dalam bentuk hard news (berita) ataupun soft news (cerita/feature). Sebagai langkah awal kita dalam melakukan penulisan, kita harus menetapkan pesan yang akan kita sampaikan, lalu mengumpulkan semua data dan bahan yang berhubungan, kemudian memilih yang diperlukan, jangan lupa untuk membuat kerangka karangan. Kerangka karangan bukanlah sebuah keharusan, tapi ia bisa memudahkan kita dalam melakukan penulisan, “Dan jangan lupa menyelipkan petikan kalimat langsung agar tulisan kita lebih hidup dan pembaca dapat lebih merasakan suasananya,” jelas Erli Shijie. Keterangan :
Dalam penulisan kegiatan Tzu Chi ada beberapa pedoman, kita sebagai penulis hendaknya membuat tulisan yang di dalamnya terdapat nilai-nilai kebenaran (Zhen), yaitu menceritakan kejadian yang benar-benar terjadi. Sebagai penulis di dunia Tzu Chi, kita hendaknya memberikan informasi yang dapat dipercaya dengan mencarinya melalui sumber yang memberi data akurat. Pedoman kedua adalah membuat tulisan yang mengandung nilai-nilai kebajikan (Shan), yaitu hal-hal baik yang positif. Tujuan dari penulisan kegiatan Tzu Chi adalah untuk menyebarkan cinta kasih dan kebajikan, bukan mencari berita yang luar biasa atau sekedar betapa menderitanya seseorang tetapi lebih dari makna dari cerita tersebut. “Contohnya dalam kegiatan baksos pengobatan ada seorang bapak yang matanya katarak dan dibantu oleh Tzu Chi, setelah dibantu penglihatannya pun pulih dan ia dapat kembali mencari nafkah, sehingga ekonomi keluarganya pun kembali membaik. Inilah tujuan tulisan kita di 3 in 1,” ujar MetasariShijie dalam sharingnya. Pedoman ketiga adalah keindahan (Mei), yaitu menampilkan tulisan dalam bentuk yang indah dan berbudaya humanis. Ada beberapa tips bagi kita dalam menulis di dunia Tzu Chi, yaitu : Menulis sebenarnya tidak sesulit yang kita bayangkan tetapi lebih membutuhkan kemauan dan latihan. Saya sendiri sejujurnya pada awalnya tidak berniat untuk menulis, karena saya berpikir bahwa menulis itu sangat rumit dan saya tidak memiliki bakat. Tetapi setelah saya melakukannya, ternyata menulis sangat menyenangkan, dan dengan menulis juga melatih daya ingat kita. Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Jangan meremehkan diri sendiri karena setiap orang memilki kemampuan yang tidak terbatas.” Gan en. |
| ||
Artikel Terkait

Semangat Para Relawan Tzu Chi di Kota Medan dalam Menebar Cinta Kasih
01 April 2024Dengan semangat yang membara, para relawan Tzu Chi dari komunitas Hu Ai Medan Perintis menyalurkan 964 paket sembako kepada masyarakat di Kecamatan Medan Perjuangan.
Terus Berjuang, Terus Optimis
03 Desember 2019
Berpadu dalam Cinta Kasih
06 Februari 2018Antusias warga Palembang mengikuti Pemberkahan Akhir Tahun sangat baik. Awalnya tamu yang hadir diprediksi sekitar 300 tamu. Namun saat berlangsung ada lebih dari 540 Mereka pun tak lupa untuk membawa celengan mereka untuk dituang sebagai wujud peduli terhadap sesama.