Sahabat Mata

Jurnalis : Riani Purnamasari (Tzu Chi Perwakilan Sinarmas), Fotografer : Jono, Rizal, Sandy (Tzu Chi Perwakilan Sinarmas)
 
 

fotoPada tanggal 19 – 24 Maret 2012, relawan Tzu Chi Perwakilan Sinarmas melakukan bakti sosial pemeriksaan mata dan pemberian kacamata bagi 15 sekolah di Kalimantan Selatan.

Niat yang diikrarkan harus dijalankan, bukan di mulut saja, hanya dibicarakan namun tidak dilaksanakan.” 
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)

 

 

 

 

 

Anak-anak saat ini sudah sangat jarang menikmati permainan-permainan yang dilakukan di luar rumah. Mereka cenderung banyak bermain di dalam rumah. Seiring dengan kemajuan teknologi, kegiatan yang sering dilakukan anak-anak hampir selalu berkaitan dengan layar monitor seperti menonton TV. Paparan cahaya dari layar monitor yang terlalu sering tersebut tentunya dapat mengganggu kesehatan mata, seperti kelainan seperti mata kering yang mudah iritasi, sampai kelainan refraksi pada mata yang mengharuskan anak menggunakan kacamata.

Agar tumbuh kembang anak optimal, orang tua sebaiknya memerhatikan kesehatan anak sejak dini terutama mata, karena mata sebagai salah satu pendukung kecerdasan anak. Selama 12 tahun pertama kehidupan anak, sekitar 80% informasi didapatkan melalui penglihatan. Pada anak-anak, proses belajar melihat yang terpenting ada pada saat anak berusia 0-2 tahun. Pada usia 0 -2 tahun, perkembangan anak berada pada tahap perkembangan sensorik dan motorik. Mata anak harus sempurna, terang, semua cahaya diterima oleh retina lalu dijabarkan dan direspon kembali oleh otak, agar dapat terbaca apa yang dilihat.

Untuk menolong anak-anak yang penglihatannya kurang dan tidak mampu, maka Tzu Chi Perwakilan Sinarmas kembali mengadakan bakti sosial pemeriksaan mata dan pemberian kacamata bagi 15 sekolah di Kalimantan Selatan. Relawan Tzu Chi Perwakilan Sinarmas dari Jakarta datang bersama 178 relawan setempat yang kemudian dibagi menjadi 2 tim yang berjalan beriringan. Kegiatan ini sendiri dilaksanakan dari tanggal 19 – 24 Maret 2012.

Komitmen untuk mencerdaskan anak bangsa diungkapkan oleh Tawang Sotya Djati, Ketua Tzu Chi Perwakilan Sinarmas. Tawang mengatakan, Di dalam dunia pendidikan, mata merupakan salah satu bagian terpenting bagi anak untuk mengikuti pembelajaran. Pelajaran disampaikan oleh guru dan disimak oleh siswa di dalam kelas, kemudian dipelajari kembali di rumah dan diserap menjadi pengetahuan. “Pada proses inilah jika ada gangguan pada mata, tentu ilmu yang diserap tidaklah maksimal. Maka untuk mencegah proses belajar yang terganggu, kami mengadakan bakti sosial pemeriksaan kesehatan mata di Kalimantan Selatan ini,” ujar Tawang.

foto   foto

Keterangan :

  • Setelah pemeriksaan ini, sebanyak 372 anak akan mendapatkan kacamata (kiri).
  • Dengan penglihatan yang lebih baik maka setiap anak dapat belajar dengan lebih baik (kanan).

Manfaat dari pemeriksaan ini dirasakan dengan penuh rasa syukur oleh peserta screening saat diperiksa secara mendalam oleh optician dengan kacamata pemeriksaan. John contohnya. Sebelumnya, John telah menggunakan kacamata minus 10 (kiri dan kanan) sejak usia 5 tahun. Sekarang ia berumur 16 tahun dan bersekolah di SMAN 2 Kintap. Sejak ia menggunakan kacamata pada umur dini, sampai sekarang ia tidak pernah memeriksakan matanya kembali ke optik atau dokter mata. “Jauh, Bu. Untuk ke kota, jauh sekali. Sedangkan orang tua tidak mampu lagi membiayai kebutuhan lain. Untuk makan dan sehari-hari saja sangat sulit. Jadi syukur alhamdulillah ya, ada pemeriksaan ini. ternyata saya minus 17 di mata kanan, minus 13 di mata kiri. Semua kacamata dibuat dulu di Jakarta. Saya jadi gak sabar nih pengen lihat hasilnya di bulan depan. Semoga jika saya bisa melihat dengan kacamata yang berlensa sesuai minus saya, saya tidak lagi kesulitan di kelas,” ujarnya.

Rasa syukur juga diungkapan oleh salah seorang guru di SDN 20 Salaman, ibu Tuti yang berasal dari Kebumen – Jawa Tengah, “Bakti sosial ini sangat bermanfaat untuk dunia pendidikan. Semoga yang memerlukan kacamata dapat menerima manfaat yang berarti.”

Pesan cinta kasih melalui bakti sosial ini tersampaikan hingga ke dunia pendidikan secara langsung, “Kacamata merupakan bantuan untuk kami yang tidak terpikirkan bahkan oleh kami sendiri, namun sangat penting manfaatnya, sehingga setelah mereka menerima kacamatanya, dapat menggunakannya dengan maksimal untuk menulis dan membaca,” ujar Harisno, Kepala SMAN 2 Kintap.

Bakti sosial ini juga menggalang hati para relawan Tzu Chi di Kalimantan Selatan. “Dengan adanya bakti sosial ini, kepedulian kita terhadap orang di sekeliling kita, sangatlah penting karena dengan adanya mereka, justru kegiatan ini baru akan berhasil di lakukan,” ujar Ferry Renesse Shixiong.

Bakti sosial ini menghasilkan 2.016 peserta screening dan 372 diantaranya akan mendapat kacamata 4 minggu kemudian. Seperti kata Master Cheng Yen, niat yang diikrarkan harus dijalankan, Tzu Chi terus menjalin jodoh dalam dunia pendidikan.

 

  
 

Artikel Terkait

Berbagi tentang Pendidikan Budaya Humanis di Pesantren Syubbanul Wathon Magelang

Berbagi tentang Pendidikan Budaya Humanis di Pesantren Syubbanul Wathon Magelang

28 Mei 2024

Pengasuh Yayasan Syubbanul Wathon, K.H Ahmad Izzuddin Abdurahman terlihat semringah menyaksikan 30 guru yang ia tugaskan mengikuti workshop pendidikan budaya humanis Tzu Chi, semuanya bersemangat. Semuanya antusias.

Hadir dan Melayani Dengan Cinta Kasih

Hadir dan Melayani Dengan Cinta Kasih

02 Juli 2019

Rabu, 26 Juni 2019, Tzu Chi Biak bekerjasama dengan Polres Biak, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Biak, dan Pemda Biak mengadakan Baksos Bhayangkara 2019 di Desa Syabes Distrik Yendidori, Biak, Papua.

Penghargaan Kategori Green Media

Penghargaan Kategori Green Media

30 Juni 2011
Kepedulian untuk menjaga kelestarian lingkungan harus dibangun dan dilakukan dengan kerjasama dari semua pihak.
Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -