“Terima kasih ya, Pak,” kata Bapak tersebut, sambil menggandeng anaknya yang masih berumur 5 tahun. Bapak itu lalu berjalan menuju ke arah yang ditunjuk oleh Satpam tadi. Setelah menemukan tempat yang dituju, bapak tersebut langsung bertanya kepada salah satu relawan dan kebetulan yang ditanya adalah koordinator kegiatan donor darah itu sendiri yaitu Hariyanto. Di tengah kesibukannya mengatur apa yang harus disiapkan, Hariyanto menyempatkan menjawab pertanyaan dengan sabar dan melayani permintaan bapak tersebut untuk didaftarkan terlebih dahulu. Sweet Thinks About Tzu Chi Pagi itu, pukul 07.30 WIB, 14 Agustus 2010, semua relawan Tzu Chi telah berkumpul di SMK Cinta Kasih. Di bawah Hariyanto sebagai koordinator, semua relawan berbagi tugas mempersiapkan kegiatan donor darah. Mulai dari membersihkan meja kayu panjang dan menghiasnya dengan pot imut yang berisikan tunas-tunas pohon jeruk bali makin menambah kesan sejuk di pagi itu. Ada pula relawan yang menyiapkan ruang tunggu untuk para pendonor. Kursi-kursi berwarna biru juga ditata rapi oleh relawan dengan terperinci serta tidak lupa juga mempersiapkan tayangan Lentera Kehidupan. Sementara relawan yang lain merapikan meja pendaftaran dan ruang tunggu, sisanya membersihkan ruangan yang nantinya akan digunakan untuk melakukan donor darah. Para relawan bekerja dengan sangat mendetail dan bersemangat. Tidak ada satu pun dari mereka yang kelihatan bermalas-malasan. Semua tugas dilakukan dengan penuh cinta kasih seperti halnya mereka bekerja untuk orang mereka yang cintai dan sayangi. Sebuah ciri khas Tzu Chi yang begitu tersirat dari cara mereka bekerja dan melayani. Pada pukul 08.40 WIB, pendonor pertama datang untuk mendaftar. Seorang bapak berkemeja hijau muda dan anaknya yang masih berumur 5 tahun datang untuk menjadi pendonor pertama pagi itu. Pendaftaran pun dilakukan sesuai alur yang sudah ditetapkan, namun karena petugas PMI saat itu belum datang, pendonorpun diminta untuk menunggu di ruang tunggu. Sambil menunggu, mereka disuguhi tayangan Lentera Kehidupan yang menjadi penyejuk hati pendonor. Sebagaimana halnya dengan seorang pedagang, pelanggan pertama adalah “pelaris” agar banyak pembeli datang. Dan tampaknya hal itu juga terjadi dalam kegiatan Tzu Chi, meskipun kegiatan seharusnya mulai pada pukul 09.00 akan tetapi pendonor-pendonor mulai berdatangan sebelum waktunya. Mulai dari yang tua hingga yang balita, oh salah. Maksud saya anak-anak sekolah dasar. Ket : - Di dalam ruangan kelas ini, para petugas dari PMI mempersiapkan ranjang dan perlengkapan yang diperlukan untuk melangsungkan kegiatan donor darah. (kiri) - Para pendonor tampak sedang mengisi formulir pendaftaran donor darah. Para relawan Tzu Chi juga tampak sedang membantu para pendonor mengisikan formulir pendaftaran. (kanan) Blood Test Tak lama kemudian petugas PMI pun datang, meski agak sedikit terlambat tetapi relawan Tzu Chi menyambut mereka dengan hangat dan terbuka. Sambil dibantu relawan, petugas PMI segera menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk donor darah. Satu persatu pendonor dipanggil masuk ke dalam ruangan ber-AC yang sejuk untuk melakukan tes darah sebelum menyumbangkan darahnya. Saya sendiri ikut melakukan tes darah tersebut dengan harapan dapat ikut berpartisipasi mendonorkan darah kepada yang membutuhkan. Tes darah pun dilakukan dengan mengambil sedikit darah dari jari tangan, kemudian darah diteteskan di sebuah kertas untuk mendeteksi Hb (Hemoglobin) darah. Dan hasilnya, Hb darahku terlalu encer (cair-red) hingga tidak lolos untuk menyumbangkan darah. Berdasarkan penuturan dokter yang memeriksaku, Hb yang cair umumnya disebabkan karena orang tersebut tidur larut malam dan solusinya agar tidak cair adalah dengan makan lebih banyak sayuran dengan zat besi yang tinggi. Sayuran dengan zat besi tinggi bisa didapatkan pada sayur-sayuran hijau. Ket : - Relawan Tzu Chi ini akhirnya lolos dari pemeriksaan kesehatan dan dinyatakan sehat untuk melakukan donor darah. (kiri) - Usai berdonor, para pendonor ini diberikan bubur kacang hijau untuk membantu pemulihan metabolisme dan kesehatan tubuh pendonor. (kanan) Berkat tes ini kita juga dapat mengetahui tipe golongan darah kita dan milik saya sendiri ternyata bertipe golongan darah A. Berdasarkan ilmu kedokteran, jenis darah manusia terbagi menjadi 4 golongan, yaitu A, B, AB, dan O. karena itu, setiap darah pun memiliki susunan Hb yang berbeda-beda, sehingga tranfusi darah dari satu orang ke orang lainnya tidak bisa dilakukan sembarangan. Dengan setengah hati sayapun harus keluar ruangan. Tak lama kemudian seorang relawan laki–laki dengan seragam biru putih juga ikut menyusul keluar ruangan dengan wajah penuh tanda tanya. Ketika ditanya ada apa oleh shigu Lan Fa. “Aku bingung dengan kata dokter yang di dalam tadi, Hb aku terlalu kental dan solusinya aku harus mengurangi makan sayuran, padahal saya kan vegetarian, gimana dong?” tanyanya dengan kebingungan. “Oh, itu bukan berarti ga boleh vegetarian atau makan sayur shixiong, itu maksudnya harus mengurangi sayuran hijau yang banyak mengandung zat besi, jadi artinya shixiong harus lebih banyak makan sayur yang berwarna putih, contohnya kubis, brokoli putih, toge, dan masih banyak lagi, jadi jangan khawatir ya,” jawab Shigu Lan Fa. Mendapat penjelasan seperti itu, relawan tadi akhirnya terlihat lebih lega dan berharap mungkin lain waktu jika ada kegiatan donor darah lagi dia bisa menyumbangkan darahnya. Dalam donor darah ini, terkumpul 50 kantong darah dari 70 pendonor yang datang dan hendak berpartisipasi. |