Saling Dukung Dalam Keluarga Tzu Chi
Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta WulandariRelawan Tzu Chi luar kota berkumpul untuk melakukan laporan tahunan yang diadakan pada Sabtu, 20 April 2019 di Xi She Ting, lt. 1, Aula Jing Si.
Lebih dari 40 relawan Tzu Chi dari Jakarta dan luar kota berkumpul di ruang Xi She Ting, lt. 1, Aula Jing Si untuk melakukan laporan tahunan. Relawan dari Singkawang, Lampung, Palembang, Makassar, Biak, Manado, Padang, Bandung, Pekanbaru, Tanjung Balai Karimun, Batam, Tebing Tinggi, dan Medan itu satu persatu memberikan laporan tentang berbagai macam sumbangsih dan pencapaian mereka di wilayah masing-masing.
Sebagian besar relawan luar kota itu datang langsung di hari H (20/4/19) dengan penerbangan paling pagi untuk menghadiri laporan tahunan bersama kantor-kantor Tzu Chi luar kota lainnya. Laporan ini rutin diadakan setahun sekali. Tujuannya untuk saling belajar dan berbagi inspirasi dari kegiatan-kegiatan yang diadakan lintas wilayah. Juga meningkatkan potensi setiap wilayah agar bisa lebih banyak berbagi dan bermanfaat bagi sesama di sekitarnya. Di laporan ini pula, masing-masing relawan memaparkan kondisi wilayah dan kendala yang dihadapi.
Lebih dari 40 relawan dari Singkawang, Lampung, Palembang, Makassar, Biak, Manado, Padang, Bandung, Pekanbaru, Tanjung Balai Karimun, Batam, Tebing Tinggi, dan Medan hadir di laporan ini.
Dari 13 wilayah yang hadir, sebagian wilayah mengalami kendala yang serupa yakni semangat relawan yang naik turun dalam menjalankan Tzu Chi. Seperti Tzu Chi Padang yang menceritakan tentang kondisi kekurangan relawan, sementara banyak sekali agenda kegiatan yang bisa dilaksanakan. Begitupun dengan wilayah lainnya. Untuk itu relawan senior Tzu Chi di Jakarta memberikan motivasi dan semangat serta solusi yang membangun untuk relawan-relawan di masing-masing wilayah.
“Laporan tahunan ini sangat bermanfaat karena bisa memberikan input yang positif untuk kami, relawan-relawan dari luar Jakarta,” ucap Vera Laurenzi, relawan Tzu Chi padang. “Jujur kami merasa mendapatkan dukungan dan solusi dari pertemuan ini, yang nanti bisa kami terapkan di Tzu Chi padang. Kata kuncinya adalah jangan pernah merasa sendiri,” lanjut Vera.
Di laporan tahunan ini, masing-masing relawan memaparkan kondisi wilayah dan kendala yang dihadapi.
Memang tidak semua menghadapi kendala yang sama. Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, misalnya. Para relawan di sana bisa menjalankan Tzu Chi dengan semangat yang terus dirawat bersama. Dengan jumlah penduduk sekitar 200 ribu jiwa, hampir seluruh masyarakat di kota kecil itu mengenal Tzu Chi.
“Kami di Tanjung Balai Karimun memang kecil wilayahnya. Jadi masyarakat dengan mudah mengingat kami. Saya rasa seluruh wilayah juga sudah punya celengan bambu Tzu Chi,” kata Sukmawati, Ketua Tzu Chi Tanjung Balai Karimun.
Semangat relawan Tanjung Balai Karimun pun menerima acungan jempol dari relawan senior maupun relawan Tzu Chi di wilayah lainnya. “Setiap kali saya pergi ke Tanjung Balai Karimun, saya merasa terharu karena mereka punya ketulusan, kekompakkan sangat luar biasa. Mereka membangun Tzu Chi seperti keluarga, sangat erat sekali dan hangat,” ungkap Like Hermansyah, relawan senior Tzu Chi. “Hasilnya mereka bahkan tidak mengeluh kekurangan kantor untuk berkegiatan padahal relawannya berkembang luar biasa,” pujinya.
Vera Laurenzi, relawan Tzu Chi padang mengatakan bahwa laporan tahunan ini sangat bermanfaat karena bisa memberikan input yang positif untuk relawan-relawan dari luar Jakarta.
Sanjungan yang diberikan oleh relawan dari wilayah lain tidak serta merta membuat Sukmawati menjadi berbangga hati. Sebaliknya, ia ingin setiap wilayah bisa dengan sepenuh hati dan terus bersumbangsih. “Kalau tadi ada shijie dari Manado yang datang sendiri, saya dulu sama Lie Fong Shijie juga hanya berdua saja, baru lambat laun mendapat pendampingan dari Tzu Chi Batam. Memang harus jia you!” tuturnya.
Menurut Sukmawati, yang paling penting adalah selalu memegang teguh niat awal. “Walaupun merasakan berbagai kesusahan, jangan ada niat mundur,” imbaunya. “Memang kalau tidak ada niat, nggak bisa. Dulu saat ikut baksos pertama tahun 2005, ketika melihat relawan pakai seragam, saya bilang ‘Saya mau pakai seragam itu’. Sejak itu, nggak pernah ada niat mundur, keluarga pun mendukung. Suami, anak, semua ikut Tzu Chi,” ungkapnya bersyukur.
Sukmawati, Ketua Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mewakili laporan tahunan untuk wilayah Tanjung Balai Karimun. Semangat relawan Tanjung Balai Karimun menerima acungan jempol dari relawan senior maupun relawan Tzu Chi di wilayah lainnya.
Dalam satu kesempatan, suami Sukmawati yang juga relawan Tzu Chi bahkan pernah mengingatkannya untuk selalu melakukan Tzu Chi dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya. “Ibarat kata di satu tempat yang kecil, orang kentut pun orang lain bisa mendengar. Jadi harus sepenuh hati,” kata Sukmawati mengingat ucapan sang suami.
Hal lain yang Sukmawati syukuri adalah dukungan yang tak habis dari relawan Tanjung Balai Karimun. Dimana dengan hanya mengingat keharmonisan mereka, ia bisa dengan mudah terharu. “Relawan-relawan di Tanjung Balai bukan yang termasuk sangat pintar, tapi kami ini lugu. Kami menjalani saja apa yang diperlukan, yang ditunjukkan, kita selalu siap,” akunya. “Untuk itu, mari kita semua jia you,” tutupnya seraya tersenyum.
Editor: Yuliati
Artikel Terkait
Saling Dukung Dalam Keluarga Tzu Chi
25 April 2019Lebih dari 40 relawan Tzu Chi dari Jakarta dan luar kota berkumpul di ruang Xi She Ting, lt. 1, Aula Jing Si untuk melakukan laporan tahunan. Laporan ini rutin diadakan setahun sekali. Tujuannya untuk saling belajar dan berbagi inspirasi dari kegiatan-kegiatan yang diadakan lintas wilayah. Juga meningkatkan potensi setiap wilayah agar bisa lebih banyak berbagi dan bermanfaat bagi sesama di sekitarnya.