Saling Dukung untuk Menggapai Cita
Jurnalis : Lo Wahyuni (He Qi Utara), Fotografer : Lo Wahyuni (He Qi Utara)Minggu, 15 November 2015, Tzu Chi mengadakan kegiatan gathering anak asuh dalam program Beasiswa Karier. Salah satu anak asuh mempresentasikan hasil diskusi kelompok mengenai bagaimana mengatur waktu yang baik.
Minggu, 15 November 2015, ruangan Xi She Ting Tzu Chi Center PIK tampak riuh dengan kehadiran anak-anak beasiswa karier Tzu Chi dan relawan pendampingnya yang tengah mengadakan gathering bulanan. Terhitung ada sebanyak 89 anak asuh dan 22 relawan pendamping yang hadir meramaikan kegitan rutin tersebut.
Budiankes, salah satu relawan Tzu Chi yang juga berperan sebagai relawan pendamping merasa kegiatan ini penting untuk diikuti oleh seluruh anak asuh karena bisa mengasah kepedulian antar sesama. Selain itu, Penanggung Jawab Program Beasiswa Karier Tzu Chi Ria Sulaeman, merasa bahwa relawan pendamping pun mempunyai peran yang besar bagi anak asuh.
“Saya berharap para relawan memposisikan diri sebagai orang tua bagi anak asuh tersebut, sehingga dapat mengarahkan, mendukung, dan membimbing anak-anak sampai mereka menyelesaikan studi,” tutur Ria.
Sebanyak 89 anak asuh dan 22 relawan pendamping yang hadir meramaikan kegitan rutin tersebut. Dalam kesempatan tersebut, anak-anak beasiswa karier diberikan materi mengenai bagaimana memanajemen dan menggunakan waktu dengan baik oleh Haryo Suparmun.
Belajar Menggenggam Kesempatan
Dalam kesempatan tersebut, anak-anak beasiswa karier diberikan materi mengenai bagaimana memanajemen dan menggunakan waktu dengan baik. “Karena kita tahu bahwa kita tidak bisa mengendalikan waktu, tetapi kita bisa mengendalikan aktivitas kita,” ucap Haryo Suparmun, relawan Tzu Chi yang menjadi pembicara.
Setelah menerima materi, anak beasiswa kemudian dibagi menjadi kelompok kecil dan berdiskusi mengenai bagaimana menggunakan waktu dengan baik dalam kasus yang berbeda-beda.
Memanajemen waktu dijabarkan dengan ringkas oleh Dedy Sanjaya, salah satu anak asuh dengan menyusun skala prioritas. Di samping itu mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia ini juga menyisipkan poin memotivasi diri dalam skala prioritasnya. “Cita-cita boleh saja setinggi langit dan berjangka sangat panjang, namun langkah-langkahnya harus diterapkan pada masa sekarang,” ucapnya mengutip kata perenungan Master Cheng Yen.
Mendengar pemaparan dari diskusi tersebut, Haryo tersenyum dan berharap bahwa anak-anak beasiswa bisa menggenggam waktu mereka dengan baik dan memanfaatkannya dengan melakukan kegiatan-kegiatan positif.
Senyuman ramah juga dilontarkan oleh Andi (kiri) dan Dimas (kanan), yang tengah mengambil studi Farmasi di Universitas 17 Agustus, Jakarta. Dua karib ini amat senang ketika ditawari program beasiswa S1 oleh Tzu Chi yang bekerja sama dengan kampusnya.
Bersyukur Mengenal Tzu Chi
Margareta Ursula (20), merasa senang bisa ikut kegiatan. Ia juga bersyukur bisa menjadi salah satu anak asuh Tzu Chi hingga nanti ia bisa mewujudkan cita-citanya sebagai perawat. “Menjadi seorang perawat adalah pekerjaan yang mulia karena mendedikasikan diri untuk masyarakat,” ucapnya.
Senyuman ramah juga dilontarkan oleh Andi (19) dan Dimas (20), yang tengah mengambil studi Farmasi di Universitas 17 Agustus, Jakarta. Dua karib ini amat senang ketika ditawari program beasiswa S1 oleh Tzu Chi yang bekerja sama dengan kampusnya. “Semoga saya bisa menjadi apoteker dan punya apotek di kampung saya di Lombok, NTB. Jadi masyarakat disana bisa dapat akses kesehatan yang layak,” harap Andi.
Dimas menambahkan bahwa kelak ia ingin menjadi guru matematika dan bisa memberikan pengajaran tambahan bagi banyak anak di kampungnya. “Maka dari itu, saya ingin memanfaatkan waktu belajar dengan baik, seperti materi yang telah disampaikan tadi,” katanya menutup pembicaraan.