Saling Mengenal dan Belajar

Jurnalis : Widya (Tzu Ching Jakarta), Fotografer : Miki Dana (Tzu Ching Jakarta)
 
 

foto
Relawan Tzu Ching mengajak Mahasiswa/I Universitas Bina Nusantara untuk membuat bio Enzym dari kulit buah.

Dari dulu hingga kini, Master Cheng Yen tidak henti-hentinya menghimbau kita untuk terus menggalang Bodhisatwa baru guna menebarkan dan memperluaskan cinta kasih Tzu Chi kepada semua masyarakat yang membutuhkan. Tzu Ching yang merupakan generasi muda Tzu Chi juga membutuhkan banyak Bodhisatwa untuk terus memperluaskan cinta kasih dan membangkitkan semangat generasi muda sebagai penerus Tzu Chi.

Pada awal pembukaan acara, teman-teman Binus diajak untuk menonton video langkah awal Yayasan Buddha Tzu Chi yang didirikan oleh Master Cheng Yen di Hualien dan penyebaran cinta kasih Tzu Chi yang menyebar hingga ke seluruh dunia termasuk di Indonesia. Tzu Ching juga mengajak teman-teman Universitas Bina Nusantara Binus untuk mengenal Tzu Chi melewati 4 misi-misi Tzu Chi dan 8 Jejak Langkah pada tanggal 14 April 2013.

Pada kesempatan ini, karena jumlah peserta yang cukup banyak, peserta juga dibagi menjadi 4 kelompok untuk melakukan tur Aula Jing Si yang tiap group dipandu oleh 2 relawan.  Mereka juga diajak untuk mengenal  Jing Si Books and Cafe beserta produk-produk Jing Si yang berkualitas seperti produk makanan yang ramah lingkungan, makanan vegetarian yang sehat dan bebas dari bahan pengawet dan buku karangan Master Cheng Yen.

Seperti yang dialami oleh Anisa salah satu peserta dari Binus, ia sangat takjub melihat produk-produk Jing Si yang sangat ramah lingkungan. “Saya awalnya sangat kaget akan produk-produk DA.AI Tech ini yang dapat menghasilkan baju dari botol plastik. Walaupun saya bukan Tzu Ching tetapi saya tergerak untuk menjadi bagian dalam melindungi bumi. Saya harap melalui produk-produk Jing Si ini semakin banyak orang yang akan sadar untuk berperan dalam pelestarian lingkungan sehingga dapat mengurangi kerusakan bumi kita.”

foto   foto

Keterangan :

  • Sebanyak 77 mahasiswa/I universitas  Binus datang ke Aula Jing Si untuk mengenal Tzu Chi (kiri).
  • Tzu Ching mendampingi kunjungan mahasiswa/I Binus dan menampilkan salah satu budaya humanis Tzu Chi melalui isyarat tangan “Sebuah Dunia Yang Bersih” (kanan).

Para  relawan yang  menjadi pemandu tur pun menjelaskan dengan sepenuh hati ruang-ruang di tiap lantai dan kisah perjalanan Tzu Chi Indonesia melalui poster dan relief yang ada kepada teman-teman Binus. Pada pertengahan acara, Tzu Ching juga mengajarkan salah satu budaya humanis kepada teman-teman Binus melalui Shou Yu (Bahasa Isyarat Tangan) yang berjudul  “Sebuah Dunia yang Bersih”. Mereka juga diajak bersama-sama untuk memperagakan bahasa isyarat tangan ini. Tanpa malu-malu, mereka memperagakannya dengan semangat .

Salah satu misi Tzu Ching sebagai generasi muda adalah mempraktikkan hidup sehat melalui pelestarian lingkungan. Bersama-sama dengan teman-teman Binus, Tzu Ching mengajak mereka untuk mempraktikkan Bio Enzym. Bio Enzym yang ramah lingkungan ini terbuat dari gula aren, ampas buah dan air dengan perbandingan 1:3:10. Bio Enzim ini dapat berguna untuk menggantikan deterjen yang mengandung bahan kimia dan menyuburkan tanah yang tidak gembur. Salah satu teman Binus, Liemdra yang baru pertama kali datang ke Tzu Chi dan mendengarkan tentang Bio Enzym pun sangat terkesan akan cara pelestarian lingkungan yang tidak membutuhkan biaya tinggi. “Saya tidak menyangka ternyata Bio Enzym itu adalah salah satu cara yang mudah dan bermanfaat dalam pelestarian lingkungan dengan pemanfaatan limbah rumah tangga.  Pembuatan Bio Enzym ini ternyata juga tidak susah, saya jadi termotivasi untuk mengajarkannya kepada keluarga saya,” ujarnya mantap.

Acara ini ditutup dengan pemberian souvenir yang berupa buku 108 kata perenungan Master Cheng Yen kepada peserta dari Binus. Salah satu panitia dari Binus, Fanny pun merasa sangat terharu setelah mendengar dan mengikuti kegiatan Tzu Ching. “Saya harap kedepannya Tzu Ching bisa mengajak mahasiswa dan mahasiswi dari Binus untuk terus mengikuti kegiatan. Kami sangat berminat terhadap kegiatan kalian dan saya harap kita dapat merangkul tangan bersama-sama untuk membantu bumi kita yang sedang sakit.” Hal senada pun diucapkan oleh Rudi yang merupakan  salah satu Tzu Ching Jakarta, “Saya harap jalinan jodoh antara Binus dan Tzu Ching tidak hanya sampai disini saja, tapi bisa berlanjut hingga kegiatan-kegiatan selanjutnya seperti Tzu Ching Camp 8 yang akan diadakan pada Juni mendatang. Selain itu, saya juga berharap Tzu Ching kedepannya juga bisa mengajak kampus lain untuk mengikuti acara seperti ini, sehingga barisan Bodhisatwa kita tidak akan pernah putus.”

Jalinan jodoh yang baik antara Tzu Ching dan Binus membawa harapan baru kepada generasi muda untuk terus bersemangat dalam jalan Bodhisatwa dan menebarkan cinta kasih kita sebagai penerus insan Tzu Chi.  Semoga cinta kasih ini dapat diteruskan ke semua orang.

  
 

Artikel Terkait

Baksos Kesehatan untuk Warga Desa Dofyo Wafor Biak Utara

Baksos Kesehatan untuk Warga Desa Dofyo Wafor Biak Utara

27 September 2018

Relawan Tzu Chi Biak kembali mengunjungi desa binaan, Desa Dofyo Wafor Biak Utara dengan agenda memberikan pengobatan untuk warga di sana, Sabtu 22 September 2018. Pengobatan kali ini tidak seperti biasanya yaitu baksos anak saja atau degeneratif saja, melainkan dua-duanya.

Menghirup Harumnya Dharma di Pagi Hari

Menghirup Harumnya Dharma di Pagi Hari

06 Desember 2019
Master Cheng Yen mengharapkan dalam segala tindakan muridnya dilandasi dengan Dharma sehingga berkah dan kebijaksanaan dapat berjalan beriringan. Melalui Xun Fa Xiang dan praktik Dharma tersebut dalam kehidupan sehari-hari, relawan juga tengah memupuk kebijaksanaan. Jika sudah menemukan guru dan ajaran yang tepat maka hendaknya kita menjalaninya dengan penuh keyakinan. 
Bantuan Penanganan Covid-19 di Rumah Sakit di Jakarta

Bantuan Penanganan Covid-19 di Rumah Sakit di Jakarta

20 Maret 2020

Tzu Chi Indonesia kembali memberikan bantuan terkait penanganan Covid-19 di Jakarta. Relawan Tzu Chi pada Kamis, 19 Maret 2020 mengunjungi RSPAD Gatot Soebroto, RSUP Persahabatan, dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk memberikan bantuan.

Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -